Brilio.net - Saat banyak masalah yang dihadapi baik problem keluarga, masalah percintaan, ataupun pekerjaan kadang membuat kita merasa stres. Bahaya stres bila berlarut-arut bisa membuat kamu menjadi depresi loh.
Ternyata, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan depresi. Selain cerita semua yang dirasakan, bisa juga melakukan aktivitas kebugaran seperti yoga.
BACA JUGA :
Gaya 6 seleb saat ajak balitanya latihan yoga, kompak banget
Yoga sendiri sudah dikenal sejak tahun 1970-an sebagai olahraga kebugaran sekaligus meditasi. Dengan melakukan meditasi, pikiran bisa menjadi tenang dan meminimalisir masalah depresi. Sayangnya, yoga kurang diakui oleh tenaga medis padahal ini merupakan cara efektif meredakan depresi.
Dengan melakukan yoga, diketahui dapat melatih pernapasan, yang membuat menurunkan gejala depresi. Kini, Kelas yoga dapat bervariasi dari yang lembut dan akomodatif hingga berat dan menantang. Untuk pilihan gaya cenderung didasarkan pada kemampuan fisik dan preferensi pribadi.
Dilansir dari health harvard, Selasa (5/6) salah satu jenisyoga yang terkenal dalah Hatha Yoga, jenis yoga ini yang paling umum dilakukan di Amerika Serikat, menggabungkan tiga elemen. Yaitu, pose fisik, yang disebut asanas. Dimana, pernapasan akan terkontrol yang dilakukan bersamaan dengan asana dan periode singkat relaksasi atau meditasi yang mendalam.
BACA JUGA :
Yoga tanpa busana jadi alternatif bebas stres, begini penjelasannya
Dengan adanya berbagai macam latihan yoga menunjukkan bahwa mereka dapat mengurangi dampak dari respon stres yang berlebihan dan juga bermanfaat baik untuk kecemasan dan depresi. Dalam hal ini, yoga berfungsi seperti teknik menenangkan diri lainnya, seperti meditasi, relaksasi, olahraga, atau bahkan bersosialisasi dengan teman-teman.
Melakukan yoga, maka akan menurunkan gairah fisiologis. Misalnya, mengurangi denyut jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi respirasi. Ada juga bukti bahwa latihan yoga membantu meningkatkan variasi denyut jantung, indikator kemampuan tubuh untuk merespons stres secara lebih fleksibel.
Tidak hanya itu, pada sebuah penelitian di Universitas Utah mencatat bahwa orang yang memiliki respons yang kurang baik terhadap stres juga lebih sensitif terhadap rasa sakit.
Subjek penelitian itu melibatkan 12 praktisi yoga berpengalaman, 14 orang dengan fibromyalgia (sebuah kondisi yang banyak peneliti pertimbangkan penyakit terkait stres yang ditandai dengan hipersensitivitas terhadap rasa sakit), dan 16 sukarelawan yang sehat.
Ketika ketiga kelompok tersebut mengalami tekanan yang sedikit atau tekanan yang lebih menyakitkan, para peserta dengan fibromyalgia merasakan nyeri pada tingkat tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek lainnya. MRI fungsional menunjukkan bahwa mereka juga memiliki aktivitas terbesar di area otak yang berhubungan dengan respons rasa sakit.
Sebaliknya, praktisi yoga memiliki toleransi rasa sakit tertinggi dan aktivitas otak yang berhubungan dengan rasa sakit terendah selama MRI. Studi ini menggarisbawahi nilai teknik, seperti yoga, yang dapat membantu seseorang mengatur stres mereka dan, oleh karena itu, respons nyeri.
Meskipun banyak bentuk latihan yoga aman, ada yang berat dan mungkin tidak cocok untuk semua orang. Secara khusus, pasien lanjut usia atau mereka yang memiliki masalah mobilitas mungkin ingin memeriksanya terlebih dahulu dengan dokter sebelum memilih yoga sebagai pilihan perawatan.
Tetapi bagi banyak pasien yang berurusan dengan depresi, kecemasan, atau stres, yoga bisa menjadi cara yang sangat menarik untuk mengelola gejala dengan lebih baik. Memang, penelitian ilmiah yoga menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik tidak hanya berhubungan erat, tetapi pada dasarnya sama.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa latihan yoga adalah pendekatan yang berisiko rendah dan memiliki hasil tinggi untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.