Brilio.net - Sebelum beraktivitas, kita wajib untuk sarapan. Karena itu merupakan sumber energi untuk mereka yang menjalani rutinitas pagi. Namun banyak sekali orang yang melewatkan sarapan dengan alasan sudah telat atau malas makan pagi.
Padahal bila kamu melewatkan sarapan, banyak penyakit yang akan menyerang seperti maag dan penyakit serius lainnya. Tidak hanya itu, sebuah penelitian baru menemukan bila kamu melewatkan sarapan dapat menyebabkan kenaikan berat badan lho.
BACA JUGA :
Sarapan pakai mangkuk kotak dan bulat ternyata beda sensasinya
Dilansir brilio.net dari Boldsky, Minggu (10/12), penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tel Aviv (TAU) dan Hebrew University di Israel menemukan bahwa efek sarapan yang mengatur glukosa dan insulin pasca makan dari individu sehat dan penderita diabetes.
Dalam penelitian tersebut, diambil 18 relawan sehat dan 18 relawan diabetes yang mengonsumsi sarapan dan makan siang. Pada hari kedua peneliti melakukan tes darah pada peserta untuk diambil gen postprandial, glukosa plasma, dan insulin.
Baik pada individu sehat maupun penderita diabetes, konsumsi sarapan memperbaiki secara cepat gen tertentu yang terkait dengan penurunan berat badan yang lebih efisien. Sedangkan setelah makan siang dikaitkan dengan peningkatan kadar glukosa dan insulin.
BACA JUGA :
15 Menu sarapan dari berbagai negara di seluruh dunia, lezat mana?
Pada saat peserta melewatkan sarapan, gen terkait dengan penurunan berat badan dapat menyebabkan lonjakan gula darah sehingga membuat tanggapan insulin memburuk. Ini menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dapat menyebabkan kenaikan berat badan bahkan tanpa kejadian makan sepanjang hari.
Studi kami menunjukkan bahwa konsumsi sarapan memicu ekspresi gen siklus yang cepat dan mengarah ke kontrol yang lebih baik. Kata Daniela Jakubowicz dari TAU.
Waktu makan yang tepat adalah mengonsumsi sarapan sebelum 09:30. Jika dilakukan secara teratur dapat menyebabkan peningkatan keseluruhan metabolisme tubuh, memfasilitasi penurunan berat badan, dan menunda komplikasi yang terkait dengan diabetes tipe 2 dan ganguan terkait usia lainnya," lanjutnya.