Brilio.net - Memasuki musim penghujan di sebagian besar wilayah Indonesia menjadikan anak-anak lebih mudah terserang penyakit Infeksi Pernapasan Akut atau ISPA seperti flu. Hal ini disebabkan karena suhu dingin menciptakan kondisi ramah pada virus dan juga membuatnya lebih mudah menular.
Flu merupakan penyakit yang masih sering dinilai remeh karena gejalanya dianggap sama dengan salesma atau common cold. Padahal, keduanya disebabkan oleh jenis virus yang berbeda dan flu dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti pneumonia bahkan hingga menyebabkan kematian.
BACA JUGA :
Jarang diketahui, 7 sayuran ini bisa bantu sembuhkan flu
Menurut Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF) Prof. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K), PhD, seseorang yang terkena flu biasanya mengalami gejala, seperti demam di atas 37,8 derajat Celcius, batuk, dan pilek.
"Walaupun gejalanya sama, selesma atau pilek ini sebenarnya berbeda dengan flu. Banyak yang menganggap kedua penyakit itu sama. Padahal, flu itu kan karena virus influenza, kalau selesma itu virusnya beda. Keduanya terjadi akibat ISPA ujar Cissy kepada media, Rabu (24/11).
Evolusi flu sendiri dari tahun ke tahun pun sangat cepat. Sementara, anak-anak lebih rentan terserang penyakit ini karena risiko tertular flu mencapai 20-30 persen atau lebih tinggi dari orang dewasa yang hanya memiliki peluang 5-10 persen.
BACA JUGA :
Bikin imun tubuh tetap terjaga, 10 makanan ini ampuh cegah flu
Ditambah lagi saat masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, orangtua juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan anak. Meski begitu, para orang tua baiknya juga tak cepat panik ketika anak tiba-tiba terserang demam.
"Selesma, flu, dan Covid-19 gejalanya bisa dibilang sama. Bila anak terserang demam dan batuk, jangan panik. Apalagi, kalau lingkungannya bersih dan aman," ucap
Cissy.
Lantas bagaimana yah cara agara anak terhindar dari penyakit berbahaya itu? Berikut ulasannya, Selasa (24/11).
1. Terapkan 5 M
foto: pixabay.com
Agar anak terhindar penyakit tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan odari ketiganya dan penyakit ISPA lainnya, para orangtua dapat menerapkan 5M pada seluruh anggota keluarga dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan.
2. Menjaga asupan gizi
foto: pixabay.com
Tak hanya itu, para orangtua juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi dan cakupan vitamin anak serta memberikan vaksinasi yang sesuai.
3. Vaksin influenza
foto: pixabay.com
Vaksin Covid-19 sendiri tidak bisa mencegah bahaya influenza. Oleh sebab itu, seorang anak tetap disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza meskipun telah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk mencegah infeksi influenza yang berbahaya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), seorang anak dapat diberikan vaksin influenza mulai dari usia di atas enam bulan. Anak berusia di bawah sembilan tahun yang belum pernah diberikan vaksin flu perlu diberikan dosis vaksin flu sebanyak dua kali. Untuk jeda waktu antara pemberian vaksin pertama dan kedua adalah satu bulan.
Untuk anak di atas sembilan tahun, pemberian vaksin influenza harus dilakukan secara rutin, yakni satu dosis sekali setiap tahun. Pemberian vaksin tersebut mampu menurunkan risiko influenza dan komplikasinya pada anak paling tidak 60 persen.
Di Indonesia terdapat dua vaksin influenza yakni trivalent dan quadrivalent yang dalam vaksin influenza merujuk pada strain virus yang digunakan. Trivalent hanya dapat melindungi tubuh dari tiga jenis virus flu, yaitu dua virus influenza tipe A dan satu virus influenza tipe B.
4. Olahraga teratur
foto: pixabay.com
Olahraga secara teratur terbukti membantu tubuh lebih sehat. Hal ini karena olahraga membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh membuat badan tetap bugar. Orang tua bisa mengajak anak olahraga sekedar jalan sore di sekitaran rumah atau ke taman bermain agar ada aktivitas gerak si anak.
5. Konsumsi vitamin
foto: pixabay.com
Hal yang tak boleh dilewatkan adalah dengan mengonsumsi vitamin. Vitamin mampu mendukung sistem kekebalan tubuh sehingga anak tak mudah sakit.