Brilio.net - Penyakit diabetes sudah menjadi ancaman nyata bagi kesehatan. Terhitung, dari World Health Organization atau WHO mengatakan bahwa sekitar 422 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Sedangkan kematian yang disebabkan diabetes 1,5 juta setiap tahunnya. Ada berbagai macam diabetes, salah satunya adalah diabetes melitus.
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi, ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Sebenarnya istilah diabetes melitus lebih sering digunakan secara medis dan umum untuk merujuk pada kondisi penderita. Bahasa 'melitus' secara harfiah berasal dari Yunani yang berarti 'manis' yang merujuk pada peningkatan kadar gula dalam darah dan urine pada penderita.
BACA JUGA :
Daun insulin dipercaya bisa atasi diabetes, kenali manfaat dan cara mengonsumsinya
Melansir dari ditpui.ugm.ac.id, diabetes melitus menjadi salah satu penyakit kronis yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data dari Institude for Health Metrics and Evaluation bahwa diabetes merupakan penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi ke 3 di Indonesia 2019 yaitu sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah ancaman yang serius bagi kesehatan. Untuk itu, kamu harus mengetahui lebih dalam penyebab, jenis dan gejala yang disebabkan diabetes melitus yang telah dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (22/7) untuk menghindari penyakit diabetes melitus.
Penyebab diabetes melitus (DM)
BACA JUGA :
Jadi langkah awal cegah penyakit serius, ini 6 cara mengurangi kecanduan makanan manis
Diabetes melitus (DM) disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat memengaruhi bagaimana tubuh mengatur kadar glukosa (gula) dalam darah. Adapun penyebab utama dari diabetes melitus sebagai berikut:
1. Resistensi insulin
Diabetes melitus tipe 2 umumnya terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (insulin resisten) atau tidak menghasilkan cukup insulin untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Insulin diperlukan untuk memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Ketika resistensi insulin terjadi, sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah.
2. Kerusakan sel beta pankreas
Pada diabetes tipe 1, kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Sebagai akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.
3. Faktor genetik
Ada faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan diabetes melitus, terutama diabetes tipe 1 dan tipe 2. Jika ada riwayat keluarga dengan diabetes, risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini bisa lebih tinggi.
4. Gaya hidup dan pola makan
Gaya hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan yang tinggi gula dan lemak, serta kekurangan aktivitas fisik, dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Berat badan berlebih atau obesitas juga merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
Jenis diabetes melitus (DM)
Jenis diabetes melitus bisa digolongkan menjadi beberapa macam. Kamu bisa mengetahuinya dengan menyimak beberapa pembahasan berikut ini:
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1 atau DM Tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh menghasilkan sedikit atau tidak ada insulin sama sekali. Biasanya didiagnosis pada anak-anak dan dewasa muda, tapi bisa terjadi pada usia berapa pun. Pasien dengan DM Tipe 1 memerlukan insulin seumur hidup untuk bertahan hidup.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes Melitus Tipe 2 menjadi jenis diabetes yang seringkali diderita atau umum. Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes jenis ini mencakup sekitar 90-95 persen dari semua kasus diabetes. DM Tipe 2 menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak memproduksi cukup insulin. DM Tipe 2 sering dikaitkan dengan obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor genetik. Biasanya berkembang pada orang dewasa, tetapi semakin banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi selama kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak memiliki diabetes. Hormon kehamilan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang mengakibatkan kadar gula darah tinggi. Meskipun biasanya membaik setelah melahirkan, wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan DM Tipe 2 di kemudian hari.
Gejala diabetes melitus (DM)
Gejala diabetes melitus (DM) bervariasi tergantung pada jenisnya dan tingkat kontrol gula darah seseorang. Adapun gejala yang dapat ditimbulkan gejala diabetes melitus sebagai berikut:
- Gejala utama
- Sering Kencing (Poliuri)
- Cepat Lapar (Polifagia)
- Sering Haus (Polidipsi)
Gejala lainnya yang termasuk diabetes melitus (DM).
- Berat badan menurun cepat tanpa penyebab yang jelas
- Bisul yang hilang timbul
- Kesemutan
- Gatal di daerah kemaluan wanita
- Penglihatan kabur
- Cepat lelah
- Keputihan pada wanita
- Luka sulit sembuh
- Mudah mengantuk
- Impotensi pada pria.