Brilio.net - Dunia musik Tanah Air tengah berduka. Musisi Glenn Fredly mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (8/4) malam. Sahabat Glenn, Armand Maulana menyebut penyanyi berdarah Ambon ini meninggal dunia karena penyakit meningitis.
"Sudah lama punya penyakit ini, kemarin harusnya opname. Terus karena keadaan rumah sakit lagi chaos karena covid (Covid-19), ya dibawa ke rumah. Nah, mungkin di rumah alat dan penanganan kurang memadai," kata Armand Maulana seperti dikutip dari liputan6.com.
BACA JUGA :
Glenn Fredly sempat dibawa ke rumah sakit namun penuh
Melansir dari Life Script, Sally Schoessler, RN menjelaskan sejumlah hal tentang meningitis, penyakit yang disebut diidap Glenn Fredly. Penyakit ini disebut sulit untuk didiagnosis dan perkembangannya cepat.
Direktur pendidikan untuk National Association of School Nurses di kota Silver Spring, Maryland itu mengatakan, meningitis adalah infeksi bakteri yang sangat jarang tapi serius.
Infeksi itu bisa merenggut nyawa seorang remaja yang tadinya sehat-sehat saja dalam waktu kurang dari 24 jam.
BACA JUGA :
Momen kenangan aksi kocak emak-emak di pentas Tompi dan Glenn Fredly
foto: Instagram/@glennfredly309
Meningitis adalah keadaan ketika meninges, yaitu jaringan di antara otak dan syaraf tulang belakang membengkak dan terkena infeksi. Muncul juga bakteremia, yaitu infeksi parah dalam darah, dan juga pneumonia.
Infeksi ini menjadi semakin parah dengan cepat dan sukar mendapat diagnosis karena terlihat seperti flu. Gejalanya antara lain demam, pusing, ngilu persendian, dan leher yang kaku.
Bukan hanya itu, mereka yang bertahan hidup dari penyakit ini menderita dampak jangka panjang. Dampaknya antara lain:
1. Amputasi lengan, kaki, jari, atau jempol
2. Kerusakan neurologis
3. Ketulian
4. Kerusakan ginjal
Infeksi bakteri ini menular dengan mudah melalui tetesan pernafasan di dalam ruang tertutup, seperti asrama kampus, ketika orang 'berbagi alat makan, berbagi botol minum. Saling berciuman.'
Pihak pengendali penyakit menular AS (Centers for Disease Control and Prevention, CDC) menganjurkan agar remaja mendapatkan vaksinasi melawan meningococcal meningitis pada usia 11 atau 12 tahun. Penguat (booster) agar diberikan pada usia 16 tahun.
Untuk mengatasi meningitis, perlu antibiotik yang tepat, tapi perlu juga cukup kebijaksanaan untuk menentukan diagnosis meningitis. Sebab, seringkali hasil ujinya terlambat untuk bisa meresepkan antibiotik yang benar. Pencegahan adalah kunci dalam menghadapi meningitis.