Brilio.net - Belum lama ini komedian Adul dirumorkan menderita gangguan pada penglihatannya. Bahkan ada yang menduganya mengalami kebutaan. Rumor ini pertama kali muncul ketika video konten Pandji Pragiwaksono bersama Kiky Saputri, di mana dia menceritakan kondisi Adul yang kurang sehat sehingga penglihatannya terganggu.
Tak lama, Adul muncul di salah satu acara live stasiun televisi dan memberikan keterangan bahwa dirinya bukan mengalami kebutaan. Adul mengaku ada masalah di selaput lemak atau dalam dunia medis dikenal pterygium.
BACA JUGA :
Cegah pikun, ini 10 cara efektif meningkatkan daya ingat dan konsentrasi otak
Walau penyakit pterygium yang diderita tidak mengganggu, namun menurut dokter harus dioperasi. Lantas apa sih pterygium penyakit mata yang diidap komedian Adul ini. Yuk simak ulasan lengkapnya yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (25/6).
Mengenal apa itu pterygium?
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, ini 6 Ciri anak kecanduan gadget yang perlu diwaspadai
Pterygium merupakan penyakit tumbuhnya jaringan atau 'daging' di mata. Menyadur dari American Academy of Ophthalmology, penyakit ini juga dikenal surfer's eye yang ditandai dengan adanya selaput yang berbentuk segitiga di bagian putih bola mata atau di konjungtiva.
Ketika mengalami pterygium dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, atau bahkan iritasi pada mata. Apabila dibiarkan begitu saja selaput ini berisiko untuk tumbuh hingga menyebabkan kualitas penglihatan jadi menurun.
Kondisi seperti ini bisa terjadi karena adanya penebalan jaringan di konjungtiva yang muncul di salah satu mata atau di kedua mata kamu. Proses pertumbuhan selaput jaringan ini dimulai dari area sudut mata, umumnya dari sudut mata yang berada di dekat hidung. Lama-kelamaan bisa menyebar secara perlahan atau bisa juga berhenti di titik tertentu.
Jika pertumbuhan pterygium mengenai kornea mata atau sampai menutupi pupil, bisa berakibat penglihatan seseorang dapat terganggu. Tapi, perlu penyakit pterygium bukan kanker mata ya. Walau begitu, selaput tersebut bisa mengganggu karena terasa ada sesuatu yang mengganjal di mata hingga rentan iritasi maupun kemerahan parah.
Penyebab pterygium.
Menyadur dari ASSIL Gaur Eye Institute of Los Angeles, penyebab pasti pterygium sampai saat ini belum ditemukan. Namun, umumnya orang yang mengalami penyakit ini yakni orang-orang yang sering beraktivitas di luar ruangan. Misalnya orang yang sering terpapar sinar matahari, polusi, cuaca panas dan kering.
Selain itu, mata yang sering kali kering serta terkena paparan benda asing seperti debu, pasir, asap, dan angin juga diduga menjadi salah satu pemicu pterygium. Jika terkena penyakit ini bisa ditandai dengan kemunculan pinguecula atau benjolan di konjungtiva akibat penumpukan kalsium, protein, atau lemak pada mata.
Adapun orang yang berisiko terkena penyakit pterygium pada mata antara lain:
1. Terpapar sinar ultraviolet (dari matahari atau sumber lainnya)
2. Tinggal di daerah beriklim panas
3. Berada di tempat yang beriklim kering dan berdebu
4. Menghabiskan banyak waktu di luar ruangan, dimana orang yang bekerja di luar ruangan bisa meningkatkan risiko hingga 150%.
5. Komplikasi dari penyakit mata kering
Gejala penyakit pterygium.
foto: freepik.com
Selaput yang tumbuh tersebut umumnya tidak menimbulkan keluhan lain. Akan tetapi bisa menimbulkan beberapa gejala, meliputi:
1. Mata merah, iritasi, dan bengkak.
2. Mata kering, gatal, perih, dan muncul sensasi seperti terbakar.
3. Mata berair.
4. Terasa seperti ada pasir atau rasa mengganjal di mata.
Lebih jauh, jika kondisi selaput pterygium semakin menyebar, penderitanya bisa mengalami berbagai gejala lain, misalnya:
1. Merusak penampilan karena ukuran selaput yang semakin membesar.
2. Penglihatan menjadi kabur atau ganda. Hal ini bisa terjadi bila pterygium tumbuh hingga menyentuh korea atau hingga menutupi pupil mata.
Langkah pengobatan pterygium.
foto: freepik.com
Umumnya ketika alami pterygium tidak membutuhkan penanganan serius jika tidak menimbulkan keluhan selain munculnya selaput tadi.
Jika mengalami merah atau iritasi akibat pterygium, maka pengobatannya cukup dengan obat tetes atau salep mata yang mengandung kortikosteroid atau obat pelumas yang meredakan peradangan.
Selain itu, jika kondisi pterygium tidak bisa ditangani dengan obat tetes atau salep mata. Atau bahkan kamu merasa penglihatan menjadi menurun. Maka, bisa dilakukan operasi untuk alasan estetika atau kecantikan.
Cara mencegah pterygium.
foto: freepik.com
Paparan sinar matahari menjadi faktor pertama munculnya pterygium. Oleh karena itu, untuk mencegah adanya penyakit mata ini maka ketika berada di luar ruangan kamu perlu kenakan kacamata hitam atau topi. Tujuannya agar kamu terhindar dari paparan sinar matahari langsung, asap, maupun debut yang bisa memicu timbulnya pterygium.
Selain itu, sebaiknya tetap menjaga kelembaban mata dengan menggunakan obat tetes air mata buatan. Hal ini untuk mencegah kambuhnya pterygium maupun mencegah mata kering.
Terakhirnya, kamu bisa melakukan pemeriksaan mata ke dokter. Tujuannya agar mendeteksi lebih dini kemungkinan gangguan yang terjadi pada mata. Disarankankan untuk pemeriksaan mata sekitar 1-4 tahun sekali pada anak-anak dan orang tua berusia 40 tahun ke atas.