1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
12 April 2021 21:00

Mengenal renal denervation, terapi untuk atasi hipertensi membandel

Hampir setengah dari semua pasien hipertensi berhenti minum obat setelah satu tahun. Syifa Fauziah

Brilio.net - Hipertensi merupakan kondisi di mana kekuatan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat dialami oleh setiap kalangan, baik orang tua atau pun yang masih muda.

BACA JUGA :
Keluarga kamu ada yang darah tinggi? Coba suruh makan buah bit deh


Bahkan menurut WHO, diperkirakan 1,13 miliar populasi menderita hipertensi. Data 2015 menunjukkan 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita, menderita hipertensi. Kurang dari 1 penderita berhasil mengendalikan hipertensi.

Bahayanya, hipertensi yang tidak terkendali dapat mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung, stroke dan ginjal. Hipertensi merupakan penyebab utama kematian prematur di dunia.

BACA JUGA :
10 Cara terbaik kalau kamu mau cepat turunkan darah tinggi, coba deh!

Namun kini sudah ada terapi baru untuk mengatasi hipertensi. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Center dr. Faris Basalamah, SpJP(K) menjelaskan bahwa selama ini tekanan darah tinggi dapat diatasi dengan perubahan pola makan atau konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah.

"Tetapi, hampir setengah dari semua pasien berhenti minum obat setelah satu tahun. Sehingga perubahan gaya hidup dan pengobatan tidak cukup mengendalikan kondisi mereka," ujar dokter Faris dalam media gathering bertajuk 'Solusi Hipertensi Bandel' baru-baru ini.

Dokter Faris kembali menjelaskan bahwa kini sudah hadir sebuah terapi beru bernama renal denervation. Dimana terapi ini menggunakan gelombang radio yang dapat menghancurkan saraf-saraf yang terlalu aktif di sekitar ginjal untuk membantu meredakan tekanan darah tinggi alias hipertensi.

Lantas seperti apa sih renal denervation dan cara kerjanya? Berikut rangkumannya, Senin (12/4).

1. Renal denervation ini menggunakan probe atau semacam kawat yang dimasukkan lewat arteri femoralis (arteri besar pada paha) yang nantinya dapat mengeluarkan 'tembakan' gelombang radio intens untuk menghancurkan saraf-saraf di sekitar ginjal terlalu aktif. Terutama bagi beberapa pasien yang tidak mempan dengan beberapa obat penurun tekanan darah.

foto: freepik.com

2. Terapi ini biasanya direkomendasikan untuk pasien hipertensi dengan tensi 150 mmHg atau dengan tensi 140 mmHg pada pemeriksaan 24 jam dan mereka sudah mengonsumsi 3 obat namun tidak menunjukkan penurunan yang konstan.

foto: freepik.com

3 Terapi ini juga membantu pasien hipertensi yang mempunyai efek samping dengan obat konvensional dan pasien yang kesulitan mengkonsumsi obat hipertensi secara patuh dalam jangka panjang.

foto: freepik.com

4. Keunggulan terapi ini adalah memberi rasa nyaman pada pasien dan memberi rasa aman pada ginjal, karena tidak diperlukan implan ke ginjal atau arteri di dekat ginjal.

foto: freepik.com

5. Prosedur ini dilakukan sekitar satu jam, hanya menginap 1 hingga 2 hari di rumah sakit serta membantu menurunkan resiko kerusakan lebih lanjut pada jantung, ginjal dan pembuluh darah. Hasilnya sudah bisa terlihat setelah 3 bulan dan pada 6 bulan usai tindakan akan bersifat lebih stabil.

foto: freepik.com

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags