1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
11 Oktober 2024 22:30

Mengenal Retinopati Diabetik (RD), komplikasi diabetes yang dapat mengakibatkan kebutaan

Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari risiko RD dan mengabaikan pemeriksaan mata rutin. Dwiyana Pangesthi
foto: freepik.com

Brilio.net - Retinopati diabetik (RD) adalah salah satu komplikasi serius yang sering muncul pada pengidap diabetes. RD dapat mengakibatkan kerusakan pada retina, bagian mata yang sangat penting dalam proses penglihatan. Masalah ini menjadi penyebab utama kebutaan di kalangan pengidap diabetes, dan jumlah kasusnya diprediksi akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penderita diabetes di Indonesia.

Diabetes, penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah, memicu berbagai komplikasi pada organ tubuh, termasuk mata. Jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik, pembuluh darah kecil di retina bisa rusak. Kerusakan ini menyebabkan gangguan pada penglihatan yang jika dibiarkan terus-menerus bisa mengakibatkan kebutaan permanen.

BACA JUGA :
8 Kebiasaan sepele yang tanpa disadari bikin gula darah melonjak, hati-hati bisa datangkan diabetes


Data terbaru menunjukkan bahwa pada 2025, diperkirakan ada sekitar 5 juta kasus retinopati diabetik di Indonesia. Angka ini cukup mengkhawatirkan karena menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan mata, terutama bagi pengidap diabetes. Sayangnya, banyak penderita diabetes yang tidak menyadari risiko RD dan mengabaikan pemeriksaan mata rutin.

Nah, untuk jelasnya brilio.net telah menghimpun dari berbagai sumber, Jumat (11/10), apa itu Retinopati Diabetik.

Apa itu Retinopati Diabetik?

BACA JUGA :
Jadi lebih sehat, kebiasaan Cynthia Lamusu setelah makan ini bisa bantu turunkan risiko diabetes

foto: freepik.com

Retinopati diabetik adalah kondisi di mana pembuluh darah di retina mengalami kerusakan akibat kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang. Retina adalah lapisan jaringan tipis di belakang mata yang bertugas menangkap cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak. Jika retina rusak, penglihatan akan terganggu dan berpotensi menyebabkan kebutaan.

Retinopati diabetik berkembang secara bertahap dan biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah mengidap RD. Pada tahap awal, pembuluh darah retina mungkin mulai membocorkan cairan atau darah, yang kemudian dapat menyebabkan pembengkakan pada makula, area retina yang bertanggung jawab atas penglihatan tajam. Jika tidak diobati, hal ini bisa menyebabkan hilangnya penglihatan sentral.

Terdapat dua jenis utama retinopati diabetik:

1. Retinopati Diabetik Non-Proliferatif (RDNP).

RDNP merupakan tahap awal dari retinopati diabetik. Pada tahap ini, pembuluh darah kecil di retina mulai melemah dan mengalami kebocoran cairan atau darah. Meskipun tidak selalu menyebabkan gejala, kerusakan yang terjadi di tahap ini dapat memperburuk penglihatan jika tidak segera ditangani.

2. Retinopati Diabetik Proliferatif (RDP).

RDP adalah tahap lanjutan dari RD, di mana pembuluh darah abnormal mulai tumbuh di retina. Pembuluh darah baru ini rapuh dan mudah pecah, menyebabkan perdarahan pada bagian mata yang disebut vitreous.

Perdarahan ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara mendadak. Selain itu, jaringan parut yang terbentuk dari pembuluh darah baru dapat menarik retina dari posisinya, mengakibatkan ablasi retina, yang dapat menyebabkan kebutaan total.

Faktor risiko Retinopati Diabetik.

foto: freepik.com/pikisuperstar

Beberapa faktor risiko utama yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena retinopati diabetik meliputi lamanya mengidap diabetes, tingginya kadar gula darah, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Orang yang telah lama menderita diabetes cenderung memiliki risiko lebih besar terkena RD, terutama jika diabetes mereka tidak terkontrol dengan baik. Tekanan darah tinggi juga memperburuk kerusakan pembuluh darah di retina, mempercepat perkembangan retinopati.

Selain itu, faktor genetik atau riwayat keluarga juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena RD. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga diabetes dan komplikasi mata seperti RD harus lebih waspada dan rutin memeriksakan matanya. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan kurang olahraga juga dapat memperparah risiko terkena komplikasi ini.

Gejala Retinopati Diabetik.

foto: freepik.com/pikisuperstar

Gejala RD biasanya tidak muncul pada tahap awal, sehingga seringkali pengidap tidak menyadari bahwa mereka mengalami masalah pada mata. Namun, seiring dengan berkembangnya penyakit, gejala-gejala mulai muncul seperti penglihatan kabur, melihat bintik-bintik gelap atau bercak (floaters), kesulitan melihat pada malam hari, dan hilangnya penglihatan secara bertahap. Pada tahap lebih lanjut, penderita mungkin mengalami penglihatan yang sangat terbatas atau bahkan kebutaan total.

Pemeriksaan mata secara rutin sangat penting bagi pengidap diabetes, terutama karena gejala RD seringkali tidak disadari. Pemeriksaan retina melalui dilatasi pupil memungkinkan dokter mata untuk mendeteksi kerusakan pada retina dan memulai pengobatan sedini mungkin. Pengobatan yang tepat waktu dapat membantu memperlambat perkembangan RD dan mencegah kebutaan.

Pencegahan dan pengobatan Retinopati Diabetik.

foto: freepik. com

Pencegahan retinopati diabetik sangat terkait dengan pengelolaan diabetes secara keseluruhan. Menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah langkah pertama dan paling penting dalam mencegah RD. Selain itu, menjaga tekanan darah dan kolesterol pada tingkat yang sehat juga membantu melindungi retina dari kerusakan.

Bagi penderita diabetes, pemeriksaan mata secara teratur sangat dianjurkan, bahkan jika tidak ada gejala yang muncul. Pemeriksaan retina dapat mendeteksi tanda-tanda awal RD sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih dini. Dalam beberapa kasus, pengobatan seperti fotokoagulasi laser dapat digunakan untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan retinopati.

Jika RD sudah mencapai tahap lanjut, operasi mungkin diperlukan untuk menghilangkan perdarahan atau memperbaiki retina yang terlepas. Selain itu, obat-obatan injeksi anti-VEGF (vascular endothelial growth factor) juga sering digunakan untuk mengurangi pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina. Pengobatan ini telah terbukti efektif dalam mengatasi RD dan mencegah hilangnya penglihatan lebih lanjut.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags