Brilio.net - Saat musim hujan tiba, ada beragam penyakit yang mungkin menyerang seseorang. Salah satunya demam berdarah (DBD), penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah.
Jenis nyamuk ini berkembang biak di musim hujan karena curah hujan yang tinggi dan menggenangnya air di sekitar rumah. Ketika terkena virus gigitan nyamuk ini, tubuh seseorang bisa mengalami demam tinggi hingga nyeri otot dan sendi.
BACA JUGA :
7 Cerita Zaskia Adya Mecca hadapi demam berdarah, mendadak mimisan
Pada kasus yang lebih parah, orang terjangkit virus ini akan berujung alami demam berdarah atau syok Dengue yang bisa mengancam nyawa. Meski penyakit ini telah lama muncul di Indonesia, namun belum ada pengobatan khusus dalam menanganinya. Namun seiring berkembangnya teknologi, telah ada vaksin demam berdarah Dengue yang mampu mencegah komplikasi serius dari penyakit ini.
Supaya makin mengenal vaksin Dengue demam berdarah, yuk simak ulasan lengkapnya yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (16/5).
Pengertian vaksin demam berdarah Dengue (DBD).
BACA JUGA :
3 Fakta perbedaan Demam Berdarah Dengue & infeksi virus Corona
foto: freepik.com
Adanya vaksin DBD di Indonesia sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko penularan dan dampak dari penyakit ini. Vaksin Dengue merupakan vaksin tetravalen (TDV) yang berisi virus Dengue tetravalen yang sudah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit. Sebaliknya, vaksin ini dapat merangsang sistem kekebalan tubuh seseorang untuk memproduksi antibodi.
Dengan kata lain, kandungan tetravalen ini bisa memberikan kekebalan tubuh terhadap 4 tipe DBD yakni Dengue serotipe 1 hingga 4, mulai dari DENV1, DENV2, DENV3, hingga DENV4. Vaksin Dengue demam berdarah mempunyai peran penting mencegah penyakit ini, terutama di daerah-daerah yang berpotensi memiliki virus Dengue tersebar luas.
Meski begitu, vaksin Dengue tidak bisa menjamin 100 persen menghilangkan penyakit ini. Namun, penggunaan vaksin ini diharapkan dapat mengurangi keparahan gejala dan risiko terkena DBD. Selain itu, juga dapat membantu mengendalikan penyebaran penyakit DBD di masyarakat.