Brilio.net - Wabah mematikan West Nile kini menyerang Israel. Menyadur dari Jerusalem Post, dilaporkan telah ada 100 orang yang terinfeksi. Virus West Nile sejauh ini telah mewabah di sebagian besar penduduk Israel Tengah dan beberapa dari wilayah Sharon. Di antara pasien yang terinfeksi sebagian besar dirawat di di Meir Medical Center, Kfar Saba.
Sementara enam pasien lainnya dirawat di Sheba Medical Center, dan tiga di antaranya mendapat perawatan ventilator dan dalam kondisi kritis. Dari pasien yang terinfeksi, lima pasien dinyatakan telah meninggal, tepatnya di Rabin Medical Center Kampus Beilinson di Petah Tikva.
BACA JUGA :
Waspada penyakit bakteri pemakan daging, kenali gejala, penyebab, dan penanganannya
Walau kini masih menyebar ke Israel, bukan tidak mungkin bila terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu west nile, virus mematikan yang menyerang Israel. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (2/7), berikut ulasan lengkapnya.
Apa itu virus West Nile?
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Waspada virus cacar monyet, kenali gejala, penyebab, dan cara pencegahannya
West Nile, jenis virus yang disebabkan oleh alam liar. Virus ini hidup di antara para burung. Perjalanan ketika terinfeksi biasanya dimulai ketika nyamuk menggigit burung kemudian menularkan virus ke tubuh burung.
Pada tahap selanjutnya, nyamuk terus menggigit lalu menularkan virus ke hewan dan manusia. Umumnya virus ini dianggap penyakit ringan, namun pada beberapa kasus bisa menyebabkan sakit parah bahkan kematian.
Ketika terinfeksi virus West Nile, seseorang tidak menunjukkan gejala dan biasanya hilang dengan sendirinya. Namun hanya segelintir kasus yang gejalanya mirip flu burung yang kemudian hilang dengan sendirinya.
Adapun gejala yang paling umum ketika terinfeksi West Nile, yakni:
- Demam
- Sakit kepala
- Lemas
- Nyeri sendi dan otot
- Konjungtivitis
- Ruam
- Mual dan diare.
Pada penyakit ini dilaporkan parah hanya 1% kasus dan mencakup tanda-tanda neurologis. Misalnya meningitis, ensefalitis akun atau bahkan kelumpuhan lembek akut. Sementara itu, jika pasien yang terinfeksi masuk ke tahap parah dapat menunjukkan beberapa gejala, meliputi:
- Demam berkepanjang lebih dari 1 minggu
- Sering muntah ketika minum
- Tidak buang air kecil selama lebih dari 10 jam
- Pernapasan cepat (lebih dari 20 kali per menit untuk orang dewasa, sedang anak-anak 40 kali per menitnya)
- Penurunan kesadaran
- Enggan terhadap cahaya
- Sakit kepala dengan intensitas yang tidak biasa.
Masa inkubasi ketika terinfeksi virus West Nile cukup bervariasi antara 7 sampai 14 hari. Selain itu, ada juga yang berlangsung antara 3 sampai 21 hari. Walau menyerang hewan dan manusia, virus ini belum ditemukan menularkan dari manusia ke manusia lainnya.
Selanjutnya, virus West Nile belum memiliki pengobatan khusus. Namun upaya yang bisa dilakukan ketika terinfeksi yakni memberikan infus antibodi intravena, IVIG, maupun obat interferon. Tujuannya agar bisa memperkuat kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sekaligus menghilangkan virus yang ada dalam tubuh.
Orang yang berisiko terinfeksi virus West Nile
foto: freepik.com
Ornag yang mudah terinfeksi wabah virus West Nile, di antaranya:
1. Pasein yang punya riwayat penyakit kronis. Pasalnya menekankan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terinfeksi.
2. Pasein kanker dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.
3. Bayi.
4. Orang lanjut usia.
Pengobatan virus West Nile
foto: freepik.com
Sejauh ini, belum ada vaksin untuk manusia dalam melawan penyakit wabah West Nile. Hanya ada vaksin untuk kuda. Namun bila menginfeksi manusia bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau aspirin agar meredakan gejala nyeri otot maupun sakit kepala.
Apabila penderita mengalami pembekakan otak atau gejala parah lainnya. Biasanya memberikan cairan infus serta obat-obatan untuk menurunkan risiko infeksi. Walau belum memiliki obatnya, para peneliti masih mengembangkan terapi interferon untuk virus West Nile ini. Terapi ini bertujuan menggunakan zat yang diproduksi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk bisa mengobati ensefalitis pada orang yang telah terinfeksi virus West Nile.
Sayang, sampai sejauh ini penelitian terapi interferon ini belum kondusif sehingga belum aman untuk digunakan. Meski demikian, perawatan potensial lainnya bisa diteliti dalam mengobati infeksi virus West Nile, diantaranya:
- Imunoglobulin poliklonal intravena (IGIV).
- West Nile virus recombinant humanized monoclonal antibody (MGAWN1).
- Kortikosteroid.
Langkah pencegahan virus West Nile
foto: freepik.com
Sebelum terinfeksi, kamu perlu melakukan pencegahan terhadap penyakit ini, diantaranya:
1. Lindungi diri dari gigitan nyamuk. Pasalnya, nyamuk pembawa utama virus ini.
2. Tidak bersentuhan dengan hewan sakit. Bila terpaksa membawa hewan ke dokter maka perlu menggunakan sarung tangan.
3. Hindari risiko penularan melalui transfusi darah maupun transplantasi organ. Perlu batasi pendonor dari daerah yang berpotensi memiliki virus West Nile. Paling tidak perlu pengajuan laboratorium terlebih dahulu.