Brilio.net - Seorang pria paruh baya asal Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Jawa Barat akhir-akhir ini menuai sorotan. Bagaimana tidak, pria yang bernama Solihin di umurnya yang sudah mencapai 51 tahun mengaku tidak bisa tidur sejak tahun 2020. Sesuatu yang dialaminya ini sungguh langka karena jarang sekali ditemukan kasus serupa.
"Saya tidak bisa tertidur baik siang maupun malam sejak 2020 lalu. Meskipun dipaksakan tidur sekejap pun tak bisa tidur," terangnya seperti brilio.net lansir dari liputan6.com, Selasa (28/5).
BACA JUGA :
Tidurmu nggak nyenyak? Cek jam bangun untuk tahu makna psikis kamu
Solihin menceritakan bahwa semuanya berawal dari sakit di telingakanannya yang membuat sulit mendengar. Sejak saat itulah dia mulai mengalami kesulitan untuk tidur. Upaya medis telah dilakukan, namun hasilnya nihil. Solihin sudah mencoba berbagai jenis pengobatan, tetapi tidak ada yang berhasil membantunya terlelap.
BACA JUGA :
10 Tanaman obat mampu mengatasi insomnia, mudah didapat
"Sudah berobat ke puskesmas, rumah sakit Garut hingga rumah sakit Bandung, termasuk mengkonsumsi berbagai obat tetap tidak mempan, tetap tidak bisa tidur," katanya.
Kondisinya itu tentu saja berdampak besar pada kehidupan Solihin. Tubuh pria ini menjadi lemah dan mudah lelah karena kurang tidur. Hal ini diungkapkan oleh Nur Sriwati anak dari Solihin.
Sriwati mengatakan bahwa saat ini sang ayah sudah tak bisa beraktivitas yang berat-berat. Saat ini Solihin hanya sering menonton TV atau mengobrol dengan warga sekitar. Namun bagi sang anak ini adalah aktivitas normal bagi bapak karena memang sudah paruh baya.
"Aktivitasnya bapak hanya sekadar menonton TV dan mengobrol dengan warga maupun keluarga yang lain," ujarnya.
"Tapi kadang mengalami lemas juga, dan sudah tidak bisa beraktivitas yang berat-berat." lanjut Sriwati.
Sebagai seorang anak, Sriwati awalnya mengaku terkejut dan tidak percaya dengan kondisi yang sedang dialami bapaknya ini. Apalagi, ayahnya sudah sering mengonsumsi obat tidur. Meski demikian, sang ayah sama sekali tidak bisa tidur meskipun dalam waktu sekejap.
"Saya juga tidak menyangka, memang siang dan malam bapak tidak pernah terlihat tidur selama itu," imbuh Sriwati.
Puskesmas setempat tidak menemukan indikasi bahwa Solihin terkena penyakit langka. Dilansir dari Liputan6.com, pihak puskesmas setempat mengatakan bahwa Solihin hanya mengalami masalah pendengaran.
"Setelah hasil pemeriksaan dokter memang ini harus ke bagian THT, karena kelainan di THT. Jadi bukan ada penyakit aneh," ujar Yuyun Yuhendradeni Kepala Puskesmas Leuwigoong.
Kini Solihin sudah terjaga selama 4 tahun. Selama itu juga ia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai kuli serabutan. Padahal pekerjaan tersebut digunakan sebagai pemasukan keuangan keluarga.
"Dari pertama ia rasakan sakit (sulit tidur) hingga sekarang sudah tidak bisa bekerja apapun untuk mencari nafkah," kata anaknya.
Selain itu biaya pengobatan yang digunakan untuk mengobati penyakit langka tersebut telah menguras banyak harga Solihin. Ragam asetnya kini telah berpindah tangan. Karena itu, pihak keluarga berharap ada uluran tangan pemerintah untuk membantu ayahnya tersebut.
Sriwati mengatakan ia sangat menginginkan kesembuhan bagi bapaknya. Sulit baginya untuk berobat secara terus menerus karena sang ayah sama sekali tidak memiliki fasilitas jaminan kesehatan. Saat ini, kondisi perekonomiannya keluarga pun sedang tidak stabil.
"Kondisi perekonomian keluarga kami juga sudah tidak berdaya untuk berobat kemanapun," pungkas Sriwati.