Brilio.net - Kebanyakan orang menganggap saraf kejepit sebagai masalah kesehatan yang hanya dialami oleh lansia. Namun, pada kenyataannya gangguan saraf ini bisa menyerang siapa saja bahkan anak muda sekalipun.
Saraf kejepit merupakan kondisi yang membuat saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya. Akibatnya muncul nyeri yang tidak tertahankan, baik saat beristirahat maupun sedang beraktivitas.
BACA JUGA :
Mengenal saraf terjepit, gejala dan cara penanganannya
Umumnya saraf kejepit ringan bisa membaik dengan sendirinya atau menggunakan terapi rutin. Namun, jika mengalami saraf kejepit parah perlu ditangani dengan tindakan operasi. Oleh karena itu, penting menjaga kesehatan saraf sejak dini.
Penyebab saraf kejepit bisa dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari lho seperti posisi duduk atau kebiasaan menopang kelapa menggunakan tangan dengan siku sebagai tumpuan yang menyebabkan adanya tekanan di sekitar saraf. Alhasil menyebabkan saraf terjepit.
Selain itu, bisa juga karena kebiasaan menyilang kaki dalam waktu lama, cedera, memar, atau kondisi kesehatan lain seperti herniasi diskus, peradangan pada sedih, atau tidak normalnya tulang belakang.
BACA JUGA :
Alami saraf terjepit, Sheryl Sheinafia ceritakan kronologinya
Terlepas dari itu, penting bagi kamu menyadari kebiasaan sepele yang ternyata bisa memicu saraf kejepit. Biar makin paham, yuk simak ulasannya di bawah ini, seperti dirangkum brilio.net pada Rabu (17/7).
Kebiasaan yang ternyata bisa memicu saraf kejepit bagi anak muda.
foto: freepik.com
1. Kurang olahraga.
Kebiasaan mager gerak atau jarang olahraga bisa lho jadi pemicu saraf kejepit. Nggak cuma memicu saraf kejepit namun bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya lainnya seperti obesitas hingga masalah jantung.
Ketika jarang olahraga membuat otot maupun tulang belakang jadi kaku untuk bergerak. Alhasil ketika ada gerakan yang intens secara tiba-tiba bisa memicu saraf kejepit. Oleh karena itu, pentingnya melatih tubuh dengan rutin olahraga agar mengurangi risiko cedera maupun sakit pada tulang belakang.
2. Kebiasaan menunduk.
Tanpa disadari, kebiasaan menunduk ketika menghadap laptop atau HP bisa menjadi pemicu saraf kejepit. Pasalnya gerakan berulang bisa membuat tekanan berlebihan pada saraf, akibatnya bisa membuat saraf terjepit. Selain itu, kebiasaan berbaring terlalu lama juga berpotensi menyebabkan saraf kejepit. Jadi, yuk rutin gerak dan kurang-kurangin rebahan.
Kalaupun bekerja di depan laptop sebaiknya beri jeda 2 jam sekali dengan berjalan atau merenggangkan tubuh. Hal ini baik untuk mencegah adanya saraf kejepit.
3. Postur tubuh yang kurang baik.
Duduk atau berdiri dengan postur yang tidak benar bisa memicu saraf kejepit. Sebab dapat memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang maupun saraf. Alhasil bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit.
Untuk mencegah hal itu terjadi, sebaiknya duduk maupun berdiri dengan postur tegak. Bahkan ketika tidur pun harus diperhatikan dengan tidur telentang dan memastikan kepala, leher, dan punggung berada dalam posisi netral atau satu garis agar menghindari tekanan berlebih pada saraf.
4. Mengangkat benda berat.
Terlalu sering mengangkat sesuatu yang berat ternyata nggak baik lho. Benda berat yang diangkat tadi memberikan tekanan ekstra pada seluruh otot maupun persendian di tubuh. Jika dibiarkan biasa meningkatkan risiko saraf kejepit.
Selain itu, pastikan agar tidak stres. Sebab, stress juga memicu ketegangan pada otot dan sedih yang terjadi secara spontan. Akibatnya bisa memicu saraf kejepit yang membuat kamu merasakan nyeri yang sangat intens ketika beraktivitas sehari-hari.
5. Pola hidup sedentary.
Pola hidup ini merupakan gaya hidup yang tidak sehat, pasalnya seseorang cenderung malas bergerak atau melakukan aktivitas fisik. Melansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, sedentary lifestyle menjadi kegiatan yang dilakukan diluar waktu tidur dan hanya mengeluarkan kalori dalam jumlah yang sedikit, tidak kurang dari 1,5 METs.
Pola hidup seperti ini ternyata bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk saraf terjepit. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sedentary lifestyle dapat menyebabkan kematian bahkan cenderung sering terjadi di belahan dunia. Sebab, menimbulkan dampak risiko penyakit seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, saraf kejepit, maupun gangguan mental.
6. Latihan dengan intensitas yang tinggi.
Aktivitas fisik memang baik untuk tubuh namun tidak boleh berlebihan. Latihan dengan intensitas tinggi bisa memicu kontraksi pada otot dan tulang yang kuat. Selain itu, dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah, tendon, hingga saraf di sekitar yang terlibat dalam gerakan tersebut.
Tak sampai disana, ternyata latihan intensitas tinggi juga bisa menyebabkan peradangan hingga pembekakan pada jaringan sekitarnya. Akibatnya menekankan saraf. Jika semakin parah tanpa pemanasan terlebih dahulu bisa berbahaya untuk kesehatan.
7. Olahraga dengan kecepatan tinggi.
Kebiasaan olahraga dengan kecepatan tinggi, seperti bersepeda, berlari, sprint, tenis, hingga bulu tangkis ternyata memicu risiko cedera, terutama pada bagian saraf. Meski begitu, penyebab utamanya bukan terletak pada olahraganya tetapi posisi yang tidak seimbang.
Oleh sebab itu, penting agar menjaga teknik yang benar, melakukan pemanasan terlebih dahulu, hingga perhatikan postur tubuh supaya mengurangi risiko cedera pada saraf.
Tips mencegah saraf kejepit.
foto: freepik.com
1. Jaga berat badan dan postur tubuh tetap ideal.
2. Berlatih angkat beban dengan benar.
3. Melakukan perenggan agar otot tetap fleksibel.
4. Tidak duduk terlalu lama.
5. Beristirahat dan regangkan badan di tengah melakukan gerakan yang berulang.
6. Gunakan kursi ergonomis apabila pekerjaan melibatkan banyak duduk.
7. Gunakan penyangga pergelangan tangan ketika menggunakan keyboard.
8. Atur posisi laptop atau keyboard di posisi yang nyaman untuk lengan dan pergelangan tepat di atas paha.
9. Menjaga kebugaran tubuh dengan mengonsumsi makanan dan nutrisi yang cukup. Jangan lupa, tidur yang cukup.