Brilio.net - Fisik adalah pemberian. Bagaimanapun bentuknya patut disyukuri. Toh kita dinilai bukan dari fisik, melainkan hal-hal yang sifatnya bisa dikendalikan seperti kepribadian, kapabilitas terhadap bidang tertentu, dan lain sebagainya.
Banyak orang yang merasa tidak puas dengan keadaan fisik dirinya sendiri. Ada yang mencoba menerima. Tapi ada pula yang pilih mencoba mengubahnya dengan operasi, bagi yang berduit. Tapi ada yang tak terima sampai depresi karena terlalu berlebihan memikirkannya. Obsesi berlebihan ini dinamakan Body Dysmorphic Disorder (BDD). Beberapa selebriti diketahui pernah mengalami ini, antara lain Micheal Jackson, Sylvia Plath, Franz Kafka, dan Ileana D'cruz.
BACA JUGA :
5 Makanan yang membantumu selalu fit dan nggak gampang sakit
Dikutipdari International business Times, BDD merupakan suatu kesibukan mengurusi cacat atau kekurangan dalam hal penampilan, yang dia rasa hanya terjadi pada dirinya sendiri. Akibatnya, seseorang yang menderita BDD cenderung mengubah penampilannya, seperti mengubah warna rambut, memakai make-up terlalu banyak, terus-menerus memeriksa penampilan di cermin, membandingkan penampilan fisik dirinya dengan yang lain, dan lain sebagainya.
Orang yang menderita BDD kerap meminta perhatian dan pengakuan. Para penderitanya akan terus-menerus mengkhawatirkan penampilan diri mereka yang kemudian menghambat pekerjaan dan rutinitas sehari-hari.
BACA JUGA :
7 Gaya hidup sehat ini dikira tepat namun ternyata keliru
Jika kamu mengalami tanda-tanda seperti di atas bisa jadi mengidap BDD, tapi bisa jadi itu tidak ada kaitannya dengan gangguan tersebut. Cara paling dianjurkan adalah melakukan konsultasi medis kepada dokter. Dampak yang ditimbulkan BDD antara lain adalah gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, gangguan makan, dan hingga Obsesif Kompulsif Disorder.
BDD umumnya dialamimereka yang ada di usia akhir masa remaja (16-18 tahun). Namun, gejala BDD bisa menyerang mereka yang berusia lebih dini antara 12-14 tahun.
Penanganan BDD tidak bisa sekejap atau sembuh tiba-tiba. Butuh komitmen si pengidap dan bimbingan lingkungan sekitar untuk mengatasinya.