1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
2 Juli 2024 20:45

Penting persiapan sebelum imunisasi anak, ini 5 tips penting yang harus diperhatikan orang tua

Baru-baru ini seorang bayi berusia 2 bulan 28 hari meninggal dunia usai mendapatkan imunisasi dengan 4 jenis vaksin. Sri Jumiyarti Risno
foto: freepik.com

Brilio.net - Imunisasi jadi program pemerintah yang bertujuan memberikan vaksin kepada anak untuk meningkatkan sistem kekebalan terhadap penyakit tertentu. Tapi sayang, baru-baru ini publik dihebohkan dengan kabar meninggalnya seorang bayi berusia 2 bulan 28 hari setelah mendapatkan imunisasi dengan 4 jenis vaksin.

Menyadur dari laman Kementerian Kesehatan, bayi laki-laki berinisial MKA tersebut mendapatkan imunisasi vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes dan Rotavirus untuk pencegahan diare.

BACA JUGA :
Polio makin mengintai anak, kenali strategi penanggulannya dan manfaat imunisasi anak


Dilansir dari antaranews.com, Komite Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, mengungkapkan sejak dilahirkan dengan bantuan bidan, bayi MKA hanya mendapatkan vitamin K dan vaksin hepatitis B. Selebihnya bayi MKA tidak pernah dibawa ke puskesmas dan baru dibawa orang tuanya ketika berusia 2 bulan 28 hari ke Posyandu untuk menerima imunisasi.

Imunisasi yang diberikan petugas kesehatan kala itu adalah imunisasi ganda, yakni vaksin lebih dari satu jenis dalam satu kali kunjungan. Pemberian vaksin yang diterima bayi laki-laki tersebut untuk melengkapi status imunisasinya dan mengejar imunisasi yang belum didapatkan. Pada saat imunisasi tersebut, terdapat 18 anak yang menerima vaksin ganda dan dalam kondisi sehat.

Hanya bayi MKA yang awalnya pulang ke rumah dalam kondisi normal, sebelum akhirnya menunjukkan gejala tubuh yang melemah. Melihat kondisi tubuh anak yang tidak normal, orang tua MKA langsung menghubungi Puskesmas lalu dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, bayi MKA tidak bisa terselamatkan.

BACA JUGA :
Bagaimana cara mencegah polio? Kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya

Dalam laporan KIPI Jawa Barat sekaligus Komnas KIPI yang melakukan audit musibah tersebut, belum menemukan adanya hubungan kematian bayi dengan imunisasi atau tidak. Tentu, kejadian seperti ini jadi bahan evaluasi bagi pemerintah sekaligus masyarakat untuk lebih aware terhadap pemberian vaksin.

Dari kejadian tersebut, penting bagi orang tua yang ikut program imunisasi untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membawa sang anak melakukan imunisasi. Apa saja tipsnya? Yuk simak ulasan lengkapnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (2/7).

Tips penting yang harus diperhatikan orang tua sebelum imunisasi

foto: freepik.com

1. Ikuti jadwal rutin imunisasi dari petugas kesehatan.

Sebaiknya orang tua yang menjalani imunisasi wajib mendengar arahan dari dokter atau bidan. Terutama mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh petugas kesehatan. Tujuannya supaya mudah mendeteksi vaksin mana yang sudah diberikan dan mana yang belum.

Selain itu, datanglah sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah ditetapkan agar tidak menganggu kegiatan orang tua, serta mencegah anak menunggu terlalu lama. Pasalnya, anak-anak mudah sekali merasa bosan jika menunggu terlalu lama. Oleh karena itu, pilih waktu yang tepat sekaligus ikuti jadwal rutin imunisasi.

2. Jelaskan kondisi si kecil kepada dokter.

Sebelum diimunisasi, jelaskan kepada dokter atau bidan kondisi si anak sebelum memberikan vaksin. Hal tersebut penting dilakukan agar tidak berakibat fatal, apalagi jika si kecil mengalami sakit serius atau memiliki alergi tertentu yang apabila diberi vaksin secara sembarangan bisa mengganggu kondisi kesehatannya.

3. Pastikan anak dalam kondisi sehat.

Hal penting yang perlu diketahui orang tua ketika imunisasi, yakni pastikan tubuh anak dalam kondisi yang benar-benar prima. Pastikan anak tidak sedang demam, kurang fit, flu dan sebagainya. Bila anak ada gejala sakit, maka vaksin perlu ditunda hingga anak kembali sehat. Nah, pemberian vaksin imunisasi ini masih bisa dilakukan meski sudah lewat tanggal pemberian seharusnya. Asalkan tidak terlalu jauh dari tanggal yang seharusnya vaksin dilakukan.

3. Ketahui efek samping.

Jadilah orang tua yang cerdas dengan menelisik apa saja vaksin yang diberikan kepada anak. Hal ini supaya mudah menelusuri efek samping dari suntikan imunisasi. Umumnya suntikan imunisasi hanya bersifat ringan bahkan ada yang tidak menunjukkan efek samping sama sekali.

Apabila terjadi efek samping, biasanya hanya kemerahan, bengkak pada area bekas suntikan, hingga demam ringan. Apabila si kecil alami efek samping ini bisa dikompres area bengkak dengan air hangat, kemudian berikan obat penurun panas bila diperlukan. Selain itu, kamu juga bisa berikan ASI atau air agar tidak mengalami dehidrasi.

4. Berikan ASI sebelum imunisasi.

Ingat, sebelum imunisasi anak perlu merasa nyaman. Salah satunya dengan membuat si kecil tetap kenyang sebelum imunisasi. Apabila si kecil berusia di bawah 1 tahun, minimal berikan ASI dua jam sebelum vaksin. Kemudian setelah 15 menit usai vaksin, ibu bisa berikan ASI kembali pada si kecil. Hal ini dilakukan agar anak tidak terlalu rewel, sementara jeda waktu pemberian ASI usai vaksin bertujuan menghindari si kecil muntah.

5. Kenakan pakaian yang nyaman.

Umumnya untuk imunisasi anak di bawah 12 bulan dilakukan di area paha. Oleh karena itu, biar ibu nggak repot ganti pakaian anak, sebaiknya perhatikan pakaian si kecil. Jadi, orang tua perlu pastikan anak kenakan pakaian yang mudah dilepas di bagian kaki.

Sementara anak lebih dari 1 tahun, biasanya disuntik di area lengan atas. Sebaiknya kenakan pakaian lengan pendek supaya mempermudah saat proses pemberian vaksin.

Manfaat imunisasi anak

foto: freepik.com

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak agar tidak mudah terserang penyakit.

2. Aman dan efektif untuk mencegah penularan penyakit tertentu.

3. Melindungi orang tersayang.

4. Menghemat waktu dan uang. Pasalnya ketika anak sakit, lebih banyak mengeluarkan biaya. Oleh karena itu penting untuk dilakukan imunisasi.

5. Melindungi kesehatan generasi penerus bangsa.

Peringatan larangan imunisasi

foto: freepik.com

1. Jika anak memiliki riwayat alergi terhadap salah satu jenis vaksin.

2. Orang dengan gangguan imun tubuh sebaiknya tidak perlu jalani imunisasi.

3. Anak yang mengidap penyakit kronis.

4. Dalam kondisi gawat darurat.

5. Demam tinggi.

6. Perlu informasikan dokter jenis vitamin, obat-obat, atau suplemen yang sedang dikonsumsi anak.

Jenis vaksin imunisasi

foto: freepik.com

1. Vaksin hepatitis B, bertujuan mencegah dari penyakit hepatitis B yang menyerang organ hati.

2. Vaksin BCG yakni vaksin yang bertujuan melawan penyakit meningitis.

3. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).

4. Vaksin polio yakni melawan penularan dan kelumpuhan permanen.

5. Vaksin Hib yakni untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe b (Hib). Bakteri tersebut merupakan penyebab utama meningitis pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

6. Vaksin MR yang bertujuan melindungi dari campak dan rubella.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags