1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
23 Agustus 2024 22:45

Penularan Flu Singapura pada anak meningkat, kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya

Gejala Flu Singapura biasanya muncul 3-7 hari setelah terinfeksi virus. Niko Sulpriyono
foto: freepik.com

Brilio.net - Flu Singapura, atau dikenal dengan nama medis sebagai "Hand, Foot, and Mouth Disease" (HFMD), merupakan penyakit menular yang sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, laporan menunjukkan adanya peningkatan kasus Flu Singapura pada anak-anak di berbagai belahan dunia. Meskipun penyakit ini biasanya bersifat ringan, penularannya yang cepat dan mudah dapat menyebabkan wabah di lingkungan sekolah atau tempat bermain anak-anak.

Flu Singapura bukanlah penyakit baru, namun peningkatan kasusnya saat ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, terjadi kenaikan sebesar 30 persen kasus HFMD pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dalam tiga bulan terakhir. Angka ini menjadi peringatan bagi para orang tua untuk lebih waspada dan memahami lebih dalam tentang penyakit ini.

BACA JUGA :
9 Makanan pemicu risiko hepatitis bagi anak, hindari untuk kesehatan optimal


Selain itu, menurut Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandarlampung mengatakan bahwa terdapat 54 kasus kasus Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) atau Flu Singapura yang ditangani hingga Mei 2024.

"Hingga Rabu (22/5) kami menangani 54 orang yang terpapar Flu Singapura di kota ini," ucap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Desti Mega Putri di Bandarlampung, dilansir brilio.net dari antaranews.com, Jumat (23/8).

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Flu Singapura tidak bisa diremehkan atau bahkan dipandang sebelah mata. Maka dari itu, kamu wajib mengetahui apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi Flu Singapura, seperti yang telah brilio.net kumpulkan dari berbagai sumber, Jumat (23/8).

BACA JUGA :
Mengenali gejala hepatitis pada bayi, begini cara mengidentifikasi dan mengatasinya

Penyebab Flu Singapura.

foto: freepik.com

Flu Singapura disebabkan oleh virus dari kelompok enterovirus, khususnya coxsackievirus A16 dan enterovirus 71. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari individu yang terinfeksi, termasuk air liur, tinja, dan cairan dari ruam kulit. Penularan dapat terjadi melalui sentuhan tangan atau benda yang terkontaminasi, serta melalui tetesan udara dari bersin atau batuk.

Penyebaran virus ini sangat cepat di lingkungan yang padat seperti sekolah dan tempat penitipan anak. Karena anak-anak sering berinteraksi secara dekat dan berbagi barang, risiko penularan menjadi tinggi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengendalikan penyebaran Flu Singapura.

Gejala Flu Singapura.

foto: freepik.com

Gejala Flu Singapura biasanya muncul 3-7 hari setelah terinfeksi virus. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai:

- Demam ringan (38C - 39C).

- Sakit tenggorokan.

- Kehilangan nafsu makan.

- Ruam merah pada telapak tangan, kaki, dan mulut.

- Luka lepuh di dalam mulut dan tenggorokan.

- Iritabilitas pada anak-anak.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Pediatric Infectious Diseases Society, gejala-gejala ini biasanya berlangsung selama 7-10 hari.

Cara mengatasi Flu Singapura.

foto: freepik.com

Menurut pedoman dari American Academy of Pediatrics, sebagian besar kasus Flu Singapura sembuh sendiri dalam waktu 7-10 hari tanpa komplikasi.

Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk Flu Singapura, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat pemulihan:

1. Istirahat yang cukup.

Berikan anak waktu istirahat yang cukup untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus. Istirahat yang memadai memungkinkan tubuh anak pulih dengan lebih baik, memperkuat kemampuan sistem imun untuk melawan infeksi, dan mempercepat proses penyembuhan dari Flu Singapura.

2. Hidrasi.

Pastikan anak mengonsumsi cukup cairan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika terdapat luka di mulut yang menyebabkan kesulitan saat makan. Hidrasi sangat penting karena membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung proses penyembuhan, serta mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat kekurangan cairan.

3. Pemberian obat pereda nyeri.

Obat seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi demam dan rasa sakit. Selalu ikuti dosis yang direkomendasikan sesuai usia anak.

4. Penggunaan obat kumur atau spray tenggorokan.

Untuk anak yang lebih besar, obat kumur antiseptik atau spray tenggorokan dapat membantu mengurangi rasa sakit pada luka di mulut.

5. Makanan lunak.

Berikan makanan lunak dan dingin seperti es krim atau yoghurt untuk mengurangi iritasi pada mulut dan tenggorokan.

Pencegahan Flu Singapura.

foto: freepik.com

Pencegahan adalah kunci dalam mengendalikan penyebaran Flu Singapura. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Cuci tangan secara teratur.

Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan.

2. Hindari kontak dekat.

Jaga jarak dengan orang yang terinfeksi dan hindari berbagi peralatan makan atau minum.

3. Disinfeksi permukaan.

Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti mainan dan gagang pintu.

4. Isolasi.

Jika anak terinfeksi, isolasi di rumah selama masa pemulihan untuk mencegah penyebaran.

5. Edukasi.

Ajarkan anak-anak tentang pentingnya kebersihan dan cara mencegah penyebaran penyakit.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam BMC Public Health menunjukkan bahwa implementasi langkah-langkah higienis yang ketat di sekolah dan tempat penitipan anak dapat mengurangi risiko penularan HFMD hingga 60 persen.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags