1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
25 Maret 2022 15:21

PMS adalah premenstrual syndrom, kenali gejala dan penyebabnya

setiap wanita memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda, mulai dari ringan hingga berat, seperti halnya kelelahan dan depresi. Kharisma Alfi Tiara
foto: freepik.com

Brilio.net - PMS adalah kepanjangan dari premenstrual syndrom atau sindrom pramenstruasi merupakan gejala yang dialami wanita sebelum memasuki masa datang bulan. Seperti yang kita ketahui bersama, PMS sangat dekat dengan wanita, yang mana gejalanya mengacu pada perubahan suasana hati dan emosi, kesehatan fisik, dan perilaku.

Dilansir dari healthline, hampir 48% wanita usia reproduksi mengalami PMS, dan sekitar 20% mendapati gejala yang cukup parah dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, bahkan menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan tekanan emosional yang signifikan.

BACA JUGA :
9 Makanan dikomsumsi Ria Ricis saat hamil, bantu jaga kesehatan janin


Beberapa wanita memiliki siklus menstruasi yang berlangsung sekitar 28 hari atau bahkan lebih. Namun, normalnya siklus menstruasi berkisar dari 21 hari sampai 35 hari. Sementara itu, gejala PMS dimulai sekitar hari ke-14 dan berlangsung hingga 5 hari atau lebih setelah menstruasi dimulai.

Umumnya, gejala PMS terjadi setelah adanya proses ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dan sebelum haid dimulai. Bahkan setiap wanita, memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda, mulai dari ringan hingga berat, seperti halnya kelelahan dan depresi.

Nah, lebih lanjut untuk membahas gejala, penyebab, dan cara perawatan dari PMS, berikut dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (25/3).

BACA JUGA :
Pneumonia adalah infeksi peradangan, kenali gejala dan penyebabnya

1. Gejala PMS.

foto: freepik.com

Kebanyakan wanita memiliki masa atau tanda PMS setiap bulan. Tanda tersebut nggak sama bagi setiap orang, karena bisa berubah seiring bertambahnya usia. PMS memiliki gejala yang ringan atau sedang, kemungkinan kamu pernah mengalami beberapa gejala seperti di bawah ini.

a. Gejala emosional dan perilaku.

Gejala emosional dan perilaku saat PMS berhubungan dengan perubahan suasana hati, emosi, dan perilaku, yang mana wanita akan merasakan beberapa tanda seperti di bawah ini.

- Kecemasan, kegelisahan atau perasaan gelisah, dan lekas marah yang nggak biasa.

- Perubahan nafsu makan, termasuk keinginan makan yang meningkat, terutama manis-manis.

- Perubahan pola tidur, termasuk kelelahan dan kesulitan tidur.

- Suasana hati yang sedih, mungkin wanita akan merasa tiba-tiba menangis yang tak terkendali.

- Perubahan suasana hati dan emosi yang cepat.

- Penurunan gairah seks.

- Kesulitan berkonsentrasi atau saat mengingat informasi.

b. Gejala fisik.

Saat PMS wanita juga akan merasakan beberapa gejala fisik, seperti berikut.

- Payudara terasa sakit dan bengkak.

- Munculnya jerawat.

- Sakit kepala.

- Perut kembung.

- Kram.

- Sakit punggung dan otot.

- Sembelit atau diare.

2. Penyebab PMS.

foto: freepik.com

Dilansir dari healthline, bahwa penelitian ilmiah belum menemukan adanya penyebab yang pasti dari PMS, tapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi PMS ini dapat terjadi, berikut penjelasannya.

a. Perubahan siklus hormon.

Beberapa ahli percaya bahwa PMS terjadi karena respon terhadap perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon inilah yang secara alami berfluktuasi sepanjang siklus menstruasi.

Selama fase luteal, yang mengikuti ovulasi maka hormon akan mencapai puncaknya dan kemudian menurun dengan cepat, ini yang dapat menyebabkan kecemasan, lekas marah, dan perubahan suasana hati lainnya.

b. Perubahan kimia di otak.

Zat kimia otak (neurotransmitter serotonin) dan norepinefrin yang memiliki fungsi penting dalam tubuh, seperti membantu mengatur suasana hati, emosi, dan perilaku dapat menjadi faktor pemicu gejala PMS.

c. Kondisi kesehatan mental yang ada.

Beberapa wanita yang memiliki kondisi kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan, dapat meningkatkan peluang mengalami PMS atau gangguan disforik pramenstruasi yaitu bentuk PMS yang lebih parah.

Selain itu, riwayat keluarga dengan PMS, gangguan bipolar, atau depresi, termasuk depresi pasca melahirkan juga dapat meningkatkan resiko ini.

3. Perawatan gejala PMS.

foto: freepik.com

Bagi sebagian wanita yang sedang berada pada fase PMS, kamu dapat mengambil langkah-langkah perawatan dan pencegahan untuk meringankan gejala PMS, seperti berikut ini.

a. Minum banyak cairan untuk meredakan perut kembung, contohnya seperti teh herbal, daun raspberry merah, atau chamomile yang dapat meredakan kram.

b. Makan makanan yang seimbang mencakup buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

c. Kurangi gula, garam, kafein, dan alkohol, terutama jika kamu sangat sensitif dengan efeknya.

d. Cukupi kebutuhan vitamin D melalui cahaya alami, makanan, atau vitamin.

e. Olahraga dapat membantu meredakan kembung dan kram, selain itu juga dapat membantu meredakan gejala kecemasan dan depresi.

f. Konsumsi asam folat, vitamin B6, kalsium, dan magnesium untuk membantu mengurangi kram dan gejala suasana hati. Tapi sangat disarankan sesuai dengan anjuran dokter.

Selain perawatan di atas, obat yang dijual bebas di apotik atau sesuai dengan resep dokter juga dapat membantu mengurangi gejala PMS fisik, dilansir dari mayoclinic obat yang dianjurkan meliputi.

- Obat anti inflamasi non steroid, biasanya diminum sebelum atau pada awal periode. obat anti inflamasi ini seperti ibuprofen atau naproxen, dapat membantu meredakan kram dan ketidaknyamanan pada payudara.

- Diuretik, obat yang dapat membantu tubuh kamu mengeluarkan kelebihan cairan melalui urin.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags