1. Home
  2. ยป
  3. Kesehatan
30 April 2024 08:00

Ramai fenomena remaja jompo, pahami asal usul, penyebab, dan cara mengatasinya

Faktor internal dan eksternal yang meliputi faktor lingkungan dan pergaulan memengaruhi fenomena remaja jompo. Brilio.net
foto: freepik.com

Brilio.net - Dalam berbagai kesempatan, generasi muda seringkali mengeluhkan hal hal yang berkaitan dengan kebugaran tubuh mereka sehari-hari. Seperti halnya pegal-pegal, mudah lelah, mudah ngantuk, hingga mudah terserang penyakit.

Umumnya, beberapa keluhan tersebut kerap dialami kaum lanjut usia atau dikenal dengan istilah "orang jompo". Namun walaupun usia masih tergolong muda, anak muda zaman now sudah terkena gejala jompo. Hal itu ternyata terjadi disebabkan karena berbagai faktor, baik dari faktor internal yang meliputi kesehatan diri, juga eksternal yang meliputi faktor lingkungan dan pergaulan.

BACA JUGA :
7 Efek samping mengonsumsi kafein berlebihan bagi wanita, bisa timbulkan gangguan reproduksi


Kondisi ini menyerang para remaja yang abai terhadap kesehatan tubuh mereka sendiri, kurangnya aktivitas, dan menjaga pola hidup yang sehat, menyebabkan berbagai penyakit bermunculan. Untuk mencegah kondisi tersebut semakin parah, kamu perlu mengetahui lebih dalam yang berkaitan dengan asal usul, penyebab, hingga cara mengatasi fenomena remaja jompo. Jika kamu tertarik mendalaminya, kamu bisa mengulik informasi tersebut dibawah ini.

Berikut asal usul, penyebab, dan cara mengatasi fenomena remaja jompo. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (29/4).

Asal usul fenomena remaja jompo

BACA JUGA :
Bukan minum air hangat, ini 10 cara meredakan nyeri haid tanpa obat-obatan

Ramai fenomena remaja jompo
freepik.com

Asal usul fenomena "remaja jompo" yang sering menyerang generasi muda mengacu pada kondisi di mana anak muda mengalami berbagai masalah kesehatan yang umumnya terkait dengan kondisi yang lebih lazim terjadi pada usia lanjut. Seperti pegal-pegal, sakit punggung, kepala pusing, kelelahan, hingga mudah sakit. Asal usul dari fenomena ini dapat dipahami dari beberapa faktor yang memengaruhi gaya hidup dan kesehatan generasi anak muda saat ini. Berikut beberapa penjelasan mengenai asal usul fenomena "remaja jompo":

1. Perubahan gaya hidup modern

Perubahan signifikan dalam gaya hidup modern, termasuk kemajuan teknologi, urbanisasi, dan perubahan pola makan, telah memberikan kontribusi besar terhadap fenomena "remaja jompo". Beberapa faktor terkait meliputi:

- Kurangnya aktivitas fisik

Anak muda sering menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer, smartphone, atau televisi, yang menyebabkan gaya hidup yang kurang aktif. Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada masalah kesehatan seperti kelelahan, kegemukan, dan sakit punggung.

- Pola makan tidak sehat

Konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi lemak dan gula, serta kekurangan asupan makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan protein berkualitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada anak muda, termasuk obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

- Kurangnya istirahat yang cukup

Anak muda sering mengalami kurang tidur akibat tuntutan sekolah, pekerjaan, atau kegiatan sosial. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kelelahan kronis, masalah konsentrasi, dan gangguan emosional.

2. Tekanan dan stres

Anak muda sering menghadapi tekanan dari berbagai aspek kehidupan, termasuk tekanan akademis, persaingan dalam berbagai bidang, masalah hubungan interpersonal, dan ekspektasi yang tinggi dari orang tua atau masyarakat. Tekanan ini dapat menyebabkan stres berkepanjangan yang berkontribusi pada gangguan kesehatan mental dan fisik.

3. Perubahan hormonal dan faktor biologis

Masa remaja adalah masa di mana terjadi perubahan hormonal yang signifikan dalam tubuh. Perubahan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional anak muda, seperti perubahan pada kulit, emosi yang tidak stabil, atau perubahan pada pola tidur.

4. Pola konsumsi zat adiktif

Tingginya prevalensi konsumsi alkohol, tembakau, atau obat-obatan terlarang di kalangan remaja dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Penggunaan zat adiktif pada usia muda dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius dan kecanduan yang berlanjut hingga dewasa.

5. Perubahan sosial dan budaya

Perubahan dalam norma sosial dan budaya juga dapat memengaruhi kesehatan anak muda. Misalnya, tekanan untuk tampil sempurna atau ideal sesuai dengan standar media sosial dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi atau gangguan makan.

Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif dari berbagai pihak, fenomena "remaja jompo" dapat diatasi dan anak muda dapat membangun fondasi kesehatan yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.

Penyebab fenomena remaja jompo

Ramai fenomena remaja jompo
freepik.com

Fenomena remaja jompo yang menyerang hampir berbagai kalangan generasi muda di Indonesia, disebabkan karena berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan tubuh, baik fisik maupun mental. Sebagaimana berikut:

1. Anemia atau kekurangan darah

Fenomena remaja jompo atau yang sering disebut sebagai "kejompoan" pada generasi muda dapat memiliki kaitan dengan berbagai faktor, termasuk penyebab dari anemia atau kekurangan darah.

Anemia adalah kondisi di mana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (hemoglobin) yang rendah. Penyebab utama anemia pada remaja bisa beragam dan perlu dipahami secara detail untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia pada remaja:

- Kekurangan zat besi

Salah satu penyebab paling umum dari anemia pada remaja adalah kekurangan zat besi dalam makanan mereka. Zat besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Remaja yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan mereka, terutama daging, ikan, dan sayuran berdaun hijau, dapat mengalami anemia.

- Periode pertumbuhan cepat

Remaja mengalami periode pertumbuhan yang cepat dan membutuhkan lebih banyak zat besi dan nutrisi untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh lainnya. Jika asupan zat besi tidak memadai, ini dapat menyebabkan anemia.

- Menstruasi pada remaja perempuan

Remaja perempuan yang mengalami menstruasi secara teratur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia karena kehilangan darah selama menstruasi. Penting bagi mereka untuk memperhatikan asupan zat besi yang cukup untuk mengkompensasi kehilangan darah bulanan.

- Gangguan penyerapan zat besi

Beberapa remaja mungkin memiliki gangguan penyerapan zat besi dari makanan, seperti penyakit celiac atau gangguan pencernaan lainnya. Ini dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dengan efisien, yang pada gilirannya dapat menyebabkan anemia.

- Kehilangan darah akibat cedera atau penyakit

Kehilangan darah yang signifikan akibat cedera atau penyakit dapat menyebabkan anemia pada remaja. Misalnya, ulkus lambung atau gangguan pendarahan lainnya dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan.

Untuk mencegah atau mengatasi anemia pada remaja, penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang, termasuk cukup zat besi dari makanan seperti daging, ikan, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab anemia dan memberikan perawatan yang tepat, seperti suplemen zat besi atau perubahan diet.

2. Kurang gerak atau atau aktivitas fisik

Fenomena remaja jompo yang menyerang generasi muda, terutama terkait dengan kurangnya gerakan atau aktivitas fisik, mencerminkan masalah kesehatan yang semakin umum terjadi pada remaja saat ini.

Kurangnya aktivitas fisik pada generasi muda dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental mereka. Berikut adalah penjelasan detail mengenai fenomena ini:

- Gaya hidup modern yang kurang aktif

Remaja saat ini cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, terutama di depan layar (misalnya, gadget, televisi, komputer), daripada berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang aktif di luar ruangan. Gaya hidup ini dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik secara keseluruhan.

- Ketergantungan pada teknologi

Ketergantungan pada teknologi seperti gadget dan media sosial dapat mengurangi motivasi untuk beraktivitas fisik. Remaja sering kali lebih suka menghabiskan waktu di depan layar daripada berpartisipasi dalam kegiatan olahraga atau aktivitas luar ruangan.

- Masalah kesehatan fisik

Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporosis, dan masalah postur tulang belakang.

- Penurunan kinerja akademis

Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi, sehingga kurangnya gerak dapat berdampak negatif pada kinerja akademis remaja.

3. Darah rendah

Fenomena remaja jompo atau kelelahan yang menyerang generasi muda, terkait dengan darah rendah, dapat merujuk pada hipotensi atau tekanan darah rendah. Hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang diukur lebih rendah dari nilai normal. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, lemas, kelelahan, dan ketidaknyamanan umum lainnya.

Cara mengatasi fenomena remaja jompo

Ramai fenomena remaja jompo
freepik.com

Fenomena remaja jompo yang menyerang generasi muda, terutama terkait dengan masalah seperti posisi duduk yang salah, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol/rokok, dan gangguan kesehatan mental, dapat diatasi dengan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan gaya hidup, edukasi, dukungan sosial, dan perawatan kesehatan mental. Berikut adalah beberapa cara mengatasi fenomena "remaja jompo":

1. Pendidikan dan kesadaran

- Pendidikan tentang kesehatan postur

Memberikan informasi dan pendidikan kepada remaja tentang pentingnya postur tubuh yang baik saat duduk dan cara mencegah masalah postur seperti skoliosis atau sakit punggung.

- Pendidikan tentang bahaya merokok dan minum alkohol

Memberikan informasi yang jelas dan jujur kepada remaja mengenai bahaya konsumsi alkohol dan rokok bagi kesehatan fisik dan mental mereka.

- Kampanye kesehatan mental

Mengedukasi remaja tentang pentingnya kesehatan mental, mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental, dan mengajarkan cara mengelola stres dan emosi.

2. Promosi gaya hidup sehat

- Aktivitas fisik teratur

Mendorong remaja untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti olahraga, berjalan kaki, atau bersepeda, untuk menjaga kesehatan jasmani dan mental.

- Pola makan sehat

Mengajarkan remaja untuk mengonsumsi makanan sehat dan seimbang yang kaya akan nutrisi, serta membatasi konsumsi makanan olahan dan gula.

- Istirahat yang cukup

Mengedukasi remaja tentang pentingnya istirahat yang cukup untuk pemulihan tubuh dan kesehatan mental.

3. Perubahan lingkungan

- Penyesuaian ergonomis

Memastikan lingkungan tempat duduk remaja (baik di sekolah maupun di rumah) mendukung postur tubuh yang baik, dengan kursi yang ergonomis dan meja yang sesuai.

- Mengurangi paparan media sosial berbahaya

Mendorong remaja untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan membatasi paparan terhadap konten yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

4. Konseling dan perawatan

- Konseling kesehatan mental

Memberikan akses kepada remaja untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental jika mereka mengalami stres, kecemasan, depresi, atau masalah emosional lainnya.

- Program penghentian merokok dan minum alkohol

Menyediakan program atau layanan untuk membantu remaja yang ingin berhenti merokok atau berhenti minum alkohol.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara individu, keluarga, sekolah, dan komunitas, fenomena remaja jompo dapat diatasi secara efektif untuk mendorong generasi muda menuju gaya hidup yang lebih sehat dan kesejahteraan yang lebih baik.

Kenali gejala darah rendah dan cara mengatasinya

Beberapa penyebab darah rendah pada remaja biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti, keturunan, genetik dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang.

Kemudian kekurangan cairan, dehidrasi atau kurangnya asupan cairan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

Lalu perubahan hormonal, selama masa pubertas, perubahan hormonal dapat mempengaruhi tekanan darah. Serta pengaruh efek samping obat, Beberapa obat atau suplemen, terutama diuretik atau obat penurun tekanan darah, dapat menyebabkan tekanan darah rendah sebagai efek samping.

Gejala-gejala yang sering dialami, jika menderita darah rendah pada remaja:

1. Pusing atau pingsan (terutama saat berdiri cepat)

2. Lemas atau lelah terus-menerus

3. Peningkatan denyut jantung

4. Kedinginan atau kulit pucat

5. Sesak napas atau rasa sakit di dada

6. Konsentrasi yang buruk atau masalah memori

Mengatasi masalah tekanan darah rendah pada remaja melibatkan identifikasi penyebab yang mendasarinya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai. Konsultasi dengan profesional medis penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi individu.

4. Posisi duduk yang salah

Fenomena remaja jompo yang menyerang generasi muda terkait dengan posisi duduk yang salah adalah masalah yang sering terjadi di era modern, di mana remaja sering menghabiskan banyak waktu duduk di depan komputer, televisi, atau gadget. Posisi duduk yang salah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama terkait dengan postur tubuh dan kesejahteraan tulang belakang. Berikut adalah penjelasan yang lebih detail mengenai fenomena ini:

- Gaya hidup yang kurang aktif

Remaja saat ini cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dan menggunakan teknologi, yang menyebabkan kurangnya aktivitas fisik dan lebih banyak waktu dihabiskan dalam posisi duduk.

- Kebiasaan menggunakan gadget

Penggunaan gadget seperti smartphone, tablet, atau laptop sering menyebabkan remaja cenderung duduk dengan posisi membungkuk atau condong ke depan untuk menatap layar, yang dapat menyebabkan tekanan ekstra pada leher dan punggung.

- Kurangnya kesadaran akan pentingnya postur

Remaja mungkin tidak menyadari betapa pentingnya postur tubuh yang baik saat duduk. Mereka seringkali tidak diberi pendidikan atau informasi yang cukup tentang cara duduk dengan benar untuk menjaga kesehatan tulang belakang.

Dampak dari posisi duduk yang salah pada kesehatan remaja:

- Masalah postur

Posisi duduk yang salah dapat mengganggu postur tubuh alami, yang dapat menyebabkan bahu tertarik ke depan, punggung melengkung, atau leher condong ke depan. Hal ini dapat mengakibatkan masalah pada tulang belakang dan otot, seperti skoliosis atau ketegangan otot.

- Sakit punggung

Remaja yang duduk dengan posisi yang tidak benar cenderung mengalami sakit punggung kronis, terutama di daerah leher, bahu, atau punggung bawah.

- Masalah pada persendian

Posisi duduk yang salah dapat memberikan tekanan ekstra pada persendian, yang dapat menyebabkan ketegangan, peradangan, atau bahkan kondisi seperti osteoarthritis di kemudian hari.
Gangguan pada sistem muskuloskeletal: posisi duduk yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan sistem muskuloskeletal secara keseluruhan, termasuk otot, ligamen, dan tulang belakang.

Dengan pendidikan yang tepat dan perubahan kebiasaan yang sesuai, masalah posisi duduk yang salah pada remaja dapat dicegah atau diperbaiki. Penting untuk mengatasi fenomena ini secara proaktif untuk mencegah masalah kesehatan jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup remaja.

5. Kesehatan mental yang terganggu

Fenomena remaja jompo yang menyerang generasi muda terkait dengan gangguan kesehatan mental adalah isu yang semakin mendapat perhatian dalam masyarakat saat ini. Kesehatan mental yang terganggu pada remaja dapat memiliki berbagai penyebab dan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Berikut adalah penjelasan detail mengenai fenomena ini:

- Perubahan fisik dan emosional

Masa pubertas merupakan periode perubahan fisik dan hormonal yang signifikan. Remaja dapat mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan ini, yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

- Gangguan identitas dan konflik pribadi

Remaja sedang mencari jati diri dan menghadapi banyak pertanyaan tentang identitas mereka. Konflik internal atau eksternal, seperti masalah hubungan dengan teman sebaya atau keluarga, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

- Paparan media sosial dan teknologi

Remaja yang terlalu banyak menggunakan media sosial atau terpapar konten yang tidak sehat secara emosional dapat mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk perasaan rendah diri atau kecemasan sosial.

- Ketidakstabilan lingkungan keluarga

Konflik atau ketidakstabilan dalam lingkungan keluarga, seperti perceraian, kekerasan, atau kurangnya dukungan emosional, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada remaja.

- Trauma atau pengalaman traumatis

Pengalaman traumatis seperti pelecehan, kekerasan, atau kehilangan yang signifikan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.

Gangguan kesehatan mental pada remaja adalah masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan holistik untuk mencegah, mengidentifikasi, dan mengatasi masalah tersebut. Penting untuk mendukung kesehatan mental remaja dengan memberikan perhatian dan perawatan yang tepat guna memastikan kualitas hidup yang optimal dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

6. Mengonsumsi alkohol dan merokok

Fenomena remaja jompo yang menyerang generasi muda terkait dengan konsumsi alkohol dan merokok adalah masalah yang serius dan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja secara signifikan. Remaja yang terlibat dalam konsumsi alkohol dan merokok berisiko mengalami berbagai dampak negatif yang dapat berlangsung seumur hidup. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai fenomena ini:

- Konsumsi alkohol pada remaja:

Remaja dapat mulai mengonsumsi alkohol karena faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, rasa ingin tahu, keinginan untuk eksperimen, pengaruh dari lingkungan, atau masalah pribadi seperti stres atau depresi. Dampak fisik yang ditimbulkan konsumsi alkohol pada remaja yaitu dapat mengganggu perkembangan otak dan organ tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kognitif, gangguan fungsi hati, kerusakan jantung, gangguan pencernaan, dan gangguan hormon. Sedangkan dampak mental dan emosional bagi remaja yang mengonsumsi alkohol berisiko mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau penyalahgunaan zat lainnya. Alkohol juga dapat memperburuk masalah emosional yang sudah ada.

- Merokok pada remaja:

Remaja bisa mulai merokok karena tekanan dari teman sebaya, keinginan untuk tampil keren atau dewasa, pengaruh dari lingkungan atau keluarga yang merokok, atau penggunaan rokok sebagai cara untuk mengatasi stres. Dampak fisik yang ditimbulkan dari kegiatan Merokok pada remaja dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti gangguan pernapasan (asma, bronkitis), kerusakan paru-paru, risiko kanker paru-paru, gangguan kardiovaskular, dan masalah pada mulut dan gigi.
Selain itu, Dampak mental dan emosional bagi Remaja perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Nikotin juga dapat memengaruhi fungsi otak dan mood. Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis pada remaja, membuat mereka kesulitan untuk berhenti merokok.

(Magang/Zidan Fajri)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags