Brilio.net - Penyakit Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD memang masih awam di telinga masyarakat. Padahal, masyarakat saat ini sudah banyak yang menderita, namun tidak sadar dengan penyakit itu.
Angka penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dinilai terus meningkat. Hasil studi yang tercantum dalam Jurnal Digestive Endoscopy pada 2009 menunjukkan, diare, gastroenteritis, dispepsia dan GERD menempati penyakit terbanyak yang menyebabkan pasien berobat rawat jalan.
BACA JUGA :
Sebulan sekali ganti celana dalam, gadis ini alami nasib tragis
Dokter spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Fahrial Syam, mengatakan, semakin meningkatnya angka GERD disebabkan semakin merebaknya gaya hidup tidak sehat. Padahal, penyakit tersebut dapat dicegah dengan modifikasi gaya hidup, berupa menghindari fast food yang bisa memicu GERD.
"Sekarang ini kalau kita mau makan kita lebih pilih fast food, seperti namanya fast food makan cepat, kita makan jadi terburu-buru membuat kerja lambung lebih lama dan terjadinya reflux," katanya saat ditemui media di Jakarta baru-baru ini.
Profesor Ari mengatakan banyak masyarakat yang tidak sadar ketika menderita penyakit ini. Padahal jika dibiarkan penyakit ini akan sangat berbahaya bahkan terjadi komplikasi. Hal itu terjadi karena saat asam lambung naik dapat mebyebabkan luka pada dinding krongkongan. Lama kelamaan luka semakin luas dan bisa menyebabkan penyempitan kerongkongan bawah.
BACA JUGA :
Tak banyak yang tahu, 5 buah lokal ini baik jaga kesehatan ginjal
"Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi, tenggorokan, pita suara, saluran pernapasan bawah bahkan sampai paru-paru," lanjutnya.
Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan yang menyebabkan terjadinya penyakit Barrett's yang merupakan lesi pra kanker. Kanker kanker gastrointestinal yang menjadi momok bagi pasien dan dokter, lantaran seringkali pasien datang terlambat untuk berobat.
"Banyak kasus kanker ditemukan ketika pasien sudah stadium lanjut yaitu stadium 3 atau 4. Padahal semakin dini kanker ditemukan, semakin tinggi pula kemungkinan pasien dapat pulih," ucapnya.
Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan pasien datang terlambat untuk berobat, yaitu di antaranya, gejala kanker yang seringkali tidak terasa ketika stadium awal dan pelayanan deteksi dini yang belum merata di seluruh daerah Indonesia. Selain itu, banyak pasien memandang enteng gejala penyakitnya karena kurang begitu mengganggu aktivitas kesehariannya.
"Ketika berat badan turun dan pucat, usia di atas 40, muntah darah, kesulitan menelan dan bab hitam terus menerus, coba segera periksa dengan endoskopi. Ini untuk mendeteksi penyakit Barrett's atau prakanker agar bisa dicegah sejak dini," tutupnya.