Brilio.net - Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur memiliki banyak manfaat, seperti mencegah diabetes dan tekanan darah tinggi. Namun, tahukah kamu bahwa aktivitas yang satu ini rupanya juga dapat meringankan atau mengurangi infeksi serius saat terjangkit virus corona?
Dilansir brilio.net dari CNN Health, Senin (19/7), sebuah riset yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menyatakan peneliti dari Kaiser Permanente Fontana Medical Center, Universitas California menemukan fakta bahwa pasien Covid-19 yang rutin berolahraga sebelum sakit cenderung memiliki kemungkinan yang kecil untuk dirawat di ICU dan meninggal.
BACA JUGA :
7 Makanan ini dipercaya tak baik dikonsumsi saat demam
Adapun kesimpulan studi tersebut diambil usai meninjau data dari hampir 50 ribu, tepatnya 48.440 pasien dewasa di California yang didiagnosis yang terinfeksi virus corona pada Januari 2020 hingga akhir Oktober 2020 lalu.
Dalam studi tersebut, dikatakan bahwa peneliti meminta setiap pasien untuk melaporkan kebiasaan olahraga mereka setiap minggunya. Usai menganalisis aktivitas fisik mingguan pasien dengan respons mereka terhadap Covid-19, tim riset menemukan bahwa pasien yang tidak rutin berolahraga (kurang dari 10 menit seminggu) memiliki risiko rawat inap, masuk ke ICU, dan kematian yang lebih besar daripada mereka yang berolahraga 150 menit per minggu.
BACA JUGA :
20 Cara mengatasi gusi bengkak beserta penyebab dan cara pencegahannya
foto: pexels.com
Bahkan setelah kami mengontrol variabel seperti obesitas dan merokok dalam analisis, kami masih melihat bahwa kurang olahraga dapat membuat kemungkinan pasien untuk rawat inap, masuk ICU, dan kematian jauh lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas fisik sedang atau aktivitas apa pun, kata dr Robert E Sallis kepada CNBC.
Untuk itu, pihaknya pun menyarankan agar masyarakat rajin berolahraga dengan total waktu sekitar dua setengah jam dalam seminggu.
"Orang dewasa harus berolahraga setidaknya 150 menit dan hingga 300 menit seminggu dengan intensitas sedang, atau 75 menit hingga 150 menit seminggu aktivitas fisik aerobik dengan intensitas kuat," kata Sallis.
Namun begitu, pihaknya menekankan bahwa jenis olahraga yang harus dilakukan tak harus yang berat. Menurutnya, rutin berjalan kaki sudah cukup membantu dan direkomendasikan.
"Misalnya saja berjalan kaki 30 menit sehari. (Dalam) lima hari seminggu (kegiatan itu) sudah cukup untuk membantu tubuh seseorang melawan berbagai penyakit, termasuk Covid-19," jelasnya.
Sementara itu, studi lain yang diterbitkan oleh National Institutes of Health pada bulan Juni menunjukkan bahwa dengan berolahraga secara teratur, respons sistem kekebalan tubuh seseorang pun dapat meningkat. Dengan begitu, tubuhnya akan lebih kuat saat memerangi virus corona.
Kendati demikian, para peneliti juga mengakui bahwa dalam kondisi pandemi, intensitas untuk rutin berolahraga tersebut juga dihadapkan pada dilema. Pasalnya, demi menekan penyebaran virus masyarakat dikondisikan untuk lebih menghabiskan banyak waktu di rumah dan banyak pusat kebugaran dan fasilitas olahraga publik terpaksa ditutup.
Di sisi lain, kondisi yang tidak kondusif ini juga meningkatkan seseorang untuk membungkuk di depan komputer sepanjang hari. Laporan dari Johns Hopkins bahkan mengatakan bahwa pekerja kantoran di Amerika rata-rata menghabiskan hingga 15 jam sehari untuk duduk.