1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
1 November 2024 11:30

Tak hanya mengganggu penampilan, 7 risiko kesehatan akibat psoriasis

Penderita psoriasis akan mengalami membentukan sel kulit lebih cepat, menjadi hanya 3 hingga 5 hari. Sri Jumiyarti Risno
freepik.com/freepik

Brilio.net - Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang terjadi akibat peradangan kulit. Kondisi ini menyebabkan kulit menjadi bersisik, menebal, terasa gatal, dan mudah terkelupas. Meski sering dianggap sebagai masalah kulit biasa, psoriasis sebenarnya memiliki dampak lebih dalam yang dapat memengaruhi kesehatansecara keseluruhan.

Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, bahkan bayi. Sering pula disebabkan oleh faktor genetik. Peradangan psoriasis biasanya muncul di area kulit seperti lutut, siku, punggung bawah, dan kulit kepala. Pada psoriasis, proses pertumbuhan sel kulit berlangsung lebih cepat dari biasanya.

BACA JUGA :
Nggak hanya menghambat perkembangan otak, ini 6 bahaya PMO dan cara mengatasinya


Normalnya, sel kulit baru terbentuk dalam 28 hingga 30 hari. Namun penderita psoriasis akan mengalami membentukan sel kulit lebih cepat, menjadi hanya 3 hingga 5 hari. Hal ini mengakibatkan penumpukan sel kulit yang belum terkelupas dan membentuk bercak merah bersisik.

Meskipun psoriasis bukan penyakit menular, gejala yang ditimbulkan sering kali mengganggu dan membutuhkan perawatan khusus. Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan psoriasis sepenuhnya, namun gejalanya dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat.

Risiko kesehatan yang muncul akibat psoriasis tidak hanya terbatas pada gejala kulit. Faktor genetik hingga faktor lingkungan seperti stres, cedera kulit, infeksi, dan penggunaan obat tertentu dapat memicu atau memperburuk kondisi ini. Bagi beberapa orang, psoriasis bahkan bisa memicu komplikasi kesehatan lainnya.

BACA JUGA :
Waspada obesitas pada anak, kenali gejala dan cara mencegahnya

Lantas apa saja risiko kesehatan lainnya akibat psoriasis ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya, brilio.net lansir dari berbagai sumber pada Kamis (31/10).

foto: freepik.com/freepik

1. Penyakit kardiovaskular.

Penderita psoriasis memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Peradangan kronis yang terjadi pada kulit dapat memengaruhi seluruh tubuh, termasuk jantung hingga pembuluh darah.

Psoriasis memicu pelepasan molekul peradangan yang meningkatkan risiko hipertensi, aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), dan akhirnya penyakit jantung.

Studi dari American Journal of Cardiology menemukan bahwa pasien psoriasis berat berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung, terutama jika kondisi kulit mereka tidak terkelola dengan baik.

2. Diabetes tipe 2.

Psoriasis juga dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Academy of Dermatology menyebutkan bahwa peradangan sistemik pada penderita psoriasis menyebabkan resistensi insulin, yang menjadi faktor kunci dalam berkembangnya diabetes tipe 2.

Penderita psoriasis dengan peradangan berat menunjukkan kemungkinan lebih besar mengalami ketidakstabilan gula darah dibandingkan dengan populasi umum. Oleh karena itu, penting untuk memantau kadar gula secara berkala dan mengelola peradangan melalui pengobatan yang tepat.

3. Sindrom metabolik.

Penderita psoriasis memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami sindrom metabolik, yang merupakan gabungan dari beberapa kondisi seperti obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi.

Sebuah penelitian dari National Psoriasis Foundation menemukan bahwa sekitar 40% pasien psoriasis berat memiliki setidaknya satu atau lebih komponen sindrom metabolik. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes, sehingga membutuhkan penanganan multidisiplin untuk mengurangi dampak jangka panjangnya.

4. Gangguan kesehatan mental.

Psoriasis sering kali membawa dampak pada kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan kecemasan. Stigma sosial serta ketidaknyamanan fisik yang dialami penderita dapat memperburuk kondisi psikologis mereka.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Investigative Dermatology menunjukkan bahwa sekitar 30% penderita psoriasis mengalami gangguan mental seperti depresi atau kecemasan. Faktor lingkungan, peradangan kronis, hingga pengaruh kualitas hidup sehari-hari menjadi pemicu utama bagi penderita untuk mengalami gangguan ini. Psikoterapi serta dukungan sosial sering kali diperlukan agar penderita dapat menjaga kesehatan mental mereka.

5. Penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/IBD).

Psoriasis juga memiliki hubungan dengan penyakit radang usus seperti Crohns disease dan kolitis ulserativa. Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Gastroenterology menemukan bahwa penderita psoriasis berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi mengalami penyakit radang usus dibandingkan dengan orang tanpa psoriasis.

Hal ini disebabkan oleh respons autoimun tubuh yang mirip, di mana peradangan terjadi secara sistemik lalu dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk usus. Gejala IBD, seperti sakit perut kronis maupun gangguan pencernaan, sering kali membutuhkan penanganan bersama antara dokter kulit dan spesialis gastroenterologi.

6. Radang sendi psoriatik.

Radang sendi psoriatik adalah komplikasi yang umum pada penderita psoriasis, terutama jika psoriasis yang dialami cukup berat. Kondisi ini menyebabkan nyeri sendi, pembengkakan, serta kekakuan yang bisa memengaruhi mobilitas.

Menurut Arthritis Foundation, sekitar 30% penderita psoriasis akan mengalami radang sendi psoriatik, yang memerlukan pengobatan anti-peradangan maupun terapi fisik untuk mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. Deteksi dini sangat penting agar penderita bisa menjalani perawatan yang efektif serta menjaga kualitas hidup penderita.

7. Risiko kanker.

Beberapa studi mengindikasikan adanya peningkatan risiko kanker tertentu pada penderita psoriasis, termasuk limfoma dan kanker kulit non-melanoma.

Penelitian dalam British Journal of Dermatology menunjukkan bahwa peradangan kronis maupun penggunaan obat imunosupresan tertentu untuk mengelola psoriasis dapat menjadi faktor risiko kanker. Meski risikonya tergolong rendah, pemantauan kesehatan secara berkala sekaligus upaya pencegahan seperti penggunaan tabir surya dapat membantu menurunkan potensi komplikasi ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags