Brilio.net - Kebiasaan mengonsumsi soda setiap hari sering kali dianggap sepele oleh banyak orang. Padahal, di balik kesegaran dan rasa manisnya, soda mengandung risiko kesehatan yang serius jika diminum secara rutin. Salah satu risiko yang paling dikenal adalah meningkatnya peluang terkena stroke, namun bahaya soda tidak hanya itu saja.
Stroke sendiri kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu atau terhenti. Ini menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, yang dalam waktu singkat bisa membuat sel-sel otak mulai mati. Stroke dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh seperti kemampuan berbicara, bergerak, atau berpikir, tergantung pada bagian otak yang terdampak.
BACA JUGA :
Mengenal burnout kondisi kesehatan yang dialami Caca Tengker, pahami penyebab dan cara mengatasinya
Penyebab stroke bisa bervariasi, tetapi faktor risikonya termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, dan pola hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi lemak dan gula. Menyadur dari riset Journal of Stroke menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda, terlebih yang dibuat dengan pemanis buatan ternyata bisa meningkatkan risiko stroke sekitar 22%.
Risiko ini akan terus meningkatkan apabila orang-orang yang mengonsumsi minuman soda sebanyak dua atau lebih setiap harinya. Menilik cukup berbahayanya soda bagi kesehatan seseorang, maka sebaiknya pahami dampak yang mungkin terjadi jika rutin konsumsi soda tanpa kontrol yang baik.
Apa saja bahaya lainnya? Yuk simak ulasan lengkapnya, disadur brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (8/10).
BACA JUGA :
Cuaca panas enaknya minum es teh, aman nggak sih? Temukan faktanya di sini
1. Peningkatan risiko obesitas.
foto: freepik.com
Konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat meningkatkan risiko obesitas secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan gula dan kalori dalam minuman bersoda, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal The American Journal of Clinical Nutrition pada 2018 menganalisis data dari lebih dari 22.000 orang dewasa selama 4 tahun.
Penelitian ini menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari memiliki peningkatan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang jarang mengonsumsinya. Secara spesifik, konsumsi satu kaleng soda per hari dikaitkan dengan peningkatan IMT sebesar 0,13 kg/m per tahun.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health dan dipublikasikan dalam jurnal Circulation pada 2019, menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi dua atau lebih minuman bersoda per hari memiliki risiko 31% lebih tinggi untuk mengalami obesitas, dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya.
2. Peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Konsumsi gula berlebihan dari soda tidak hanya menyebabkan obesitas, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Ketika kadar gula darah meningkat karena terlalu banyak gula yang dikonsumsi, pankreas harus bekerja keras untuk memproduksi insulin.
Seiring waktu, ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan penyebab utama diabetes tipe 2. Penelitian dari Harvard School of Public Health menyebutkan bahwa orang yang minum satu atau lebih soda per hari memiliki risiko 26% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.
3. Kerusakan gigi.
Minuman bersoda mengandung asam yang dapat merusak enamel gigi, menyebabkan erosi gigi dan meningkatkan risiko karies. Kerusakan gigi ini dapat terjadi lebih cepat jika minuman bersoda dikonsumsi secara rutin. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal General Dentistry pada 2017, menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Kerusakan tersebut setara dengan yang disebabkan oleh penggunaan metamfetamin dan kokain. Studi ini menemukan bahwa asam dalam minuman bersoda dapat menyebabkan erosi enamel gigi yang signifikan dalam waktu tiga minggu.
Selain itu, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Adelaide yang dipublikasikan dalam American Journal of Public Health pada 2018, menemukan bahwa orang yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari memiliki risiko 62% lebih tinggi untuk mengalami erosi gigi dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya.
4. Peningkatan risiko penyakit jantung.
Konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan berat badan, peningkatan kadar gula darah, serta peningkatan tekanan darah. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation pada 2019 menganalisis data dari lebih dari 100.000 orang selama 30 tahun.
Penelitian ini menemukan bahwa orang yang mengonsumsi dua atau lebih minuman bersoda per hari, memiliki risiko 31% lebih tinggi mengalami penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang jarang mengonsumsinya. Studi lain yang dilakukan oleh peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dalam Journal of the American Heart Association pada 2020, menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda setiap hari dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner sebesar 20%.
5. Penurunan kesehatan tulang.
Konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat mempengaruhi kesehatan tulang, terutama karena kandungan asam fosfat dalam minuman tersebut dapat mengganggu penyerapan kalsium oleh tubuh. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada 2017, menganalisis data dari lebih dari 70.000 wanita postmenopause selama 12 tahun.
Penelitian ini menemukan bahwa konsumsi minuman bersoda secara rutin dikaitkan dengan peningkatan risiko patah tulang pinggul sebesar 14%. Penelitian lain yang dilakukan oleh tim internasional dan dipublikasikan dalam journal Osteoporosis International pada 2019, menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari memiliki densitas mineral tulang yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya.
6. Gangguan fungsi ginjal.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology pada 2018 menganalisis data dari lebih dari 3.000 wanita selama 11 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa konsumsi dua atau lebih minuman bersoda per hari dikaitkan dengan penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu minuman bersoda per minggu.
Studi lain yang dilakukan oleh peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dan dipublikasikan dalam journal Epidemiology pada 2020, menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda setiap hari meningkatkan risiko batu ginjal sebesar 23%.
7. Peningkatan risiko kanker.
Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi minuman bersoda secara rutin dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Sebuah studi besar yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ pada 2019 menganalisis data dari lebih dari 100.000 orang dewasa di Prancis selama 5 tahun.
Penelitian ini menemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda sebanyak 100 ml per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker secara keseluruhan sebesar 18%, dan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 22%.
Studi lain yang dilakukan oleh peneliti dari University of Melbourne dan dipublikasikan dalam journal Public Health Nutrition pada 2020, menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat meningkatkan risiko kanker pankreas sebesar 87%.
8. Memicu kerusakan hati.
Konsumsi soda yang berlebihan juga dikaitkan dengan kerusakan hati. Gula fruktosa yang banyak ditemukan dalam soda harus diproses di hati, dan asupan fruktosa berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di organ tersebut.
Hal ini dapat memicu penyakit hati berlemak non-alkohol, suatu kondisi di mana lemak berlebih menumpuk di hati dan berisiko menyebabkan peradangan, kerusakan hati, bahkan sirosis. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko gangguan hati.