Brilio.net - Saat ini makanan dan minuman manis menjadi favorit banyak orang. Namun, dibalik kenikmatan rasa manis tersebut, tersembunyi bahaya yang tanpa disadari jika terlalu sering mengonsumsinya bisa berdampak negatif bagi kesehatan di masa depan. Biasanya makanan dan minuman manis yang beredar di pasaran tinggi akan kandungan pemanis buatan.
Pemanis buatan merupakan gula yang dihasilkan melalui proses kimiawi dan umumnya memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis biasa atau gula. Lantaran hanya membutuhkan jumlah yang sedikit saja sudah bisa mendapatkan rasa manis yang diinginkan, maka tak heran jika banyak produk atau makanan yang dijual di pasaran mengandung pemanis buatan.
BACA JUGA :
Tak perlu tunggu berminggu-minggu, ini 8 cara redakan batuk dengan cepat
Perlu kamu ketahui, pemanis buatan tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Melansir dari Antara News, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), menetapkan batas wajar seseorang mengonsumsi pemanis buatan secara umum, sehari maksimal 40 mg per berat badan. Tujuannya agar mencegah risiko efek buruk pada kesehatan seseorang.
Lebih jauh dijelaskan jika pemanis buatan seperti aspartam yang dikaji dalam Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) beserta Komite Pakar Gabungan tentang Bahan Aditif Pangan (JECFA) WHO dan FAO menemukan bahwa proses pembentukan kanker atau karsinogenisitas pada manusia dipengaruhi oleh golongan aspartam. Artinya pemanis buatan tersebut menjadi salah satu faktor pemicu terbentuknya kanker.
Karena itulah, pentingnya untuk mewaspadai asupan harian pemanis buatan. Bahkan sebisa mungkin hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi pemanis buatan. Supaya makin paham tentang pemanis buatan ini, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini, seperti yang sudah disadur brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (12/7).
BACA JUGA :
6 Makanan ini dipercaya bisa memperpanjang usia, sederhana tapi banyak khasiatnya
Apa itu pemanis buatan?
Melansir dari laman National Cancer Institute (NCI), pemanis buatan merupakan zat yang disintesis secara kimia lalu digunakan sebagai pengganti sukrosa (gula) supaya menambahkan kadar manis pada makanan dan minuman.
Pasalnya pemanis buatan jauh lebih manis dibandingkan dengan gula alami. Jumlah rasa manis pada pemanis buatan jauh berbeda dengan pemanis alami (gula), yakni antara 200 sampai 20.000 kali lipat lebih banyak dibandingkan pemanis gula. Selain itu, jumlah kalori dalam pemanis buatan juga lebih sedikit, sehingga tidak heran jika pemanis buatan ini terkadang disebut tidak bergizi.
Adapun hanya terdapat beberapa jenis pemanis buatan yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebagai bahan tambahan makanan, yaitu sakarin, aspartam, kalium asesulfam (asesulfam-K, atau Ace-K), sukralosa, dan neotam.
Jenis-jenis pemanis buatan.
Dinukil dari laman NCI dan Healthline, terdapat beberapa jenis pemanis buatan yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat/Uni Eropa, diantaranya:
1. Aspartam.
Aspartam salah satu jenis pemanis buatan yang terdiri dari asam amino, fenilalanin, asam aspartat, dan etanol dalam jumlah yang sedikit. Intensitas rasa manis pada aspartam yakni 200 kali lebih kuat daripada gula pasir. Nggak heran, jika pemanis buatan ini kerap digunakan dalam tambahan permen karet, minuman berkarbonasi, sereal, dan agar-agar.
Sementara batas harian mengonsumsi aspartam hanya 50 m/kg berat badan atau setara dengan 75 saset pemanis.
2. Sakarin.
Selanjutnya ada sakarin, pemanis buatan ini berbentuk bubuk kristal putih yang tidak memiliki kalori serta tidak memengaruhi gula darah. Pemanis ini masih bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes. Rasa manisnya 300 kali lebih kuat dari gula pasir. Adapun batas konsumsi harian 15 mg/kg berat badan per hari atau setara dengan 15 saset pemanis.
3. Acesulfame potassium
Intensitas rasa manis acesulfame potassium memiliki rasa manis 200 kali lebih kuat dari gula pasir. Batasan konsumsi setiap hari hanya sebesar 15 mg per kilogram berat badan atau sebanyak 23 saset pemanis. Pemanis ini kerap digunakan di berbagai produk makanan sebab lebih mudah larut dalam air serta lebih stabil meski dalam temperatur yang tinggi.
4. Neotam.
Neotam memiliki kandungan yang hampir sama dengan aspartam. Hanya saja mempunyai rasa manis 40 kali lebih kuat dari aspartam, serta rasa manis 7.000-13.000 kali lebih kuat dari gula pasir. Umumnya, neotam digunakan pada produk makanan yang rendah kalori. Untuk batas konsumsi harian yakni 0,3 mg/kg berat badan (23 saset pemanis)
5. Sukralosa.
Terakhir, ada pemanis buatan sukralosa yang berasal dari sukrosa dengan rasa manis 600 kali lebih tinggi dibandingkan gula pasir. Pemanis buatan jenis ini sering digunakan dalam produk makanan yang digoreng atau dipanggang. Adapun batas konsumsi per harinya hanya 5 mg/kg berat badan (atau setara 23 saset pemanis).
Dampak buruk pemanis buatan bagi kesehatan.
Sebenarnya, pemanis buatan aman-aman saja dikonsumsi asalkan tidak melebihi batas harian. Jika dikonsumsi secara berlebihan, pemanis buatan ini justru menimbulkan berbagai dampak negatif untuk tubuh, diantaranya:
1. Mengalami sindrom metabolik.
Salah satu bahaya pemanis buatan yang cukup serius adalah memicu terjadinya sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan sekumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit diabetes, stroke, hingga penyakit jantung.
Ketika terjadi sindrom metabolik menyebabkan seseorang mengalami peningkatkan gula darah, terjadinya tekanan darah, kadar kolesterol jahat yang meningkat, sampai pada penambahan lemak di area pinggang. Apabila mengalami kondisi tersebut, kamu sudah dikatakan menderita sindrom metabolik.
Sayang, sindrom metabolik belum diketahui pasti penyebabnya. Akan tetapi banyak dugaan ahli bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan adanya resistensi insulin. Kondisi ini dapat meningkat ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi pemanis buatan dalam jumlah yang banyak.
2. Berbahaya bagi mikrobiota usus.
Usus sebagian besar dihuni oleh bakteri baik yang membantu ketika proses pencernaan. Selain itu, mikrobiota usus ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan. Ketika sering konsumsi makanan atau minuman yang tinggi pemanis buatan dapat berpotensi merubah komposisi mikrobiota usus, akibatnya memengaruhi kesehatan usus sekaligus sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh.
3. Obesitas yang berujung meningkat berbagai penyakit.
Berat badan berlebih menjadi pemicu adanya berbagai risiko penyakit. Mulai dari diabetes hingga masalah kesehatan lainnya. Mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Terlebih, jika kurangnya aktivitas fisik membuat asupan gula yang dikonsumsi tersebut mengganggu metabolisme tubuh. Bahkan asupan gula yang berlebihan dapat mematikan sistem pengontrol nafsu makan.
Akibatnya kinerja hormon insulin pun ikut terganggu yang pada akhirnya tubuh akan merasa lapar padahal sudah makan berat maupun camilan. Nggak berhenti disitu saja, pemanis buatan juga renda gizi sehingga cenderung membuat seseorang ingin lebih banyak banyak. Semakin banyak makan tanpa aktivitas fisik kadar lemak semakin meningkat. Alhasil, obesitas. Obesitas menjadi awal timbulnya berbagai penyakit seperti diabetes hingga masalah jantung.
4. Diabetes tipe 2.
Diabetes melitus atau diabetes tipe dua cukup berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya pemicu diabetes adalah terlalu sering konsumsi pemanis buatan. Bagaimana tidak, pemanis buatan tentu menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah. Meningkatnya glukosa atau kadar gula dalam darah memicu seseorang terkena diabetes. Hal ini dari kebiasaan makan atau minum tinggi pemanis buatan.
Semakin banyak gula yang dikonsumsi, semakin tinggi pula hormon insulin mengubah gula menjadi energi. Namun, jika kadar gula yang dikelola terlalu tinggi, tubuh secara alami mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi sel-sel dalam tubuh tidak bisa merespon kerja insulin sebagaimana mestinya.
5. Penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi (hipertensi)
Walau terkesan sepele, penyakit ini cukup mematikan. Apabila terlalu banyak mengonsumsi gula membuat kerja jantung dalam memompa darah jadi terganggu. Selain itu, pemanis buatan juga meningkatkan tekanan darah tinggi sekaligus mendorong hati membuat lemak ke aliran darah.
Selanjutnya, apabila terus-menerus terjadi penumpukan lemak dalam darah, dapat mengakibatkan seseorang berisiko mengalami aterosklerosis atau penyempitan maupun pengerasan pembuluh darah arteri karena plak lemak di dinding pembuluh darah menumpuk. Komplikasinya meningkatkan terjadi risiko penyakit jantung.
Jadi, daripada berisiko alami penyakit ini, sebaiknya kamu menjaga pola makan dan hindari makanan yang tinggi gula, garam, dan tinggi lemak. Sebaliknya atur pola hidup sehat dengan pola makan yang baik dengan gizi seimbang sekaligus rutin olahraga.