1. Home
  2. »
  3. Kesehatan
4 Oktober 2024 08:10

Waspada wabah virus marburg, ketahui gejala, penyebab, dan pengobatannya

Gejala awalnya sering menyerupai penyakit umum, membuat diagnosisnya sulit dilakukan tanpa tes laboratorium khusus. Dwiyana Pangesthi
foto: freepik.com

Brilio.net - Virus Marburg, meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan virus Ebola atau Covid-19, dapat menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Marburg, Jerman, pada 1967, dari mana namanya berasal. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini termasuk dalam kategori demam berdarah yang dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi.

Saat wabah terjadi, penyebarannya cepat dan sangat berbahaya. Virus Marburg ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi atau hewan, seperti kelelawar buah, yang diketahui sebagai inang alami virus ini. Penting bagi kamu untuk mengenali gejala dan penyebabnya agar dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

BACA JUGA :
Kenapa skrining kanker prostat diwajibkan bagi pria berusia 45 tahun ke atas? Ini alasannya


Wabah virus Marburg mungkin jarang terjadi, namun ketika terjadi, dampaknya bisa sangat serius. Gejala awalnya sering menyerupai penyakit umum, membuat diagnosisnya sulit dilakukan tanpa tes laboratorium khusus. Mengetahui gejala-gejala yang muncul dapat menjadi langkah pertama dalam meminimalkan risiko penyebaran dan menyelamatkan nyawa.

Gejala virus Marburg.

Waspada wabah virus marburg
freepik.com

BACA JUGA :
Tak hanya trauma kepala, ini 8 penyebab pendarahan otak dan cara mencegahnya

Gejala virus Marburg biasanya muncul secara tiba-tiba setelah masa inkubasi selama 2 hingga 21 hari. Pada tahap awal, penderita biasanya mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, dan nyeri otot. Gejala-gejala awal ini sering kali disalahartikan sebagai flu biasa atau demam berdarah lainnya, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda lebih lanjut.

Setelah beberapa hari, gejala lain yang lebih serius mulai muncul, seperti diare berat, mual, muntah, dan sakit perut. Pada tahap ini, penderita biasanya sangat lemah dan dehidrasi. Jika tidak ditangani, penyakit ini akan berkembang menjadi perdarahan internal dan eksternal, termasuk di hidung, gusi, dan mata. Kondisi ini adalah tanda khas bahwa virus Marburg telah memasuki fase kritis.

Selain itu, virus ini juga menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan kebingungan, iritabilitas, dan dalam beberapa kasus, koma. Tingkat keparahan gejala dan tingkat kematian yang tinggi membuat virus Marburg sangat mematikan jika tidak segera ditangani.

Penyebab virus Marburg.

Waspada wabah virus marburg
freepik.com

Penyebab utama dari wabah virus Marburg adalah penularan dari hewan ke manusia, terutama melalui kelelawar buah yang terinfeksi. Kelelawar buah yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala, namun mereka dapat menularkan virus kepada manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung. Misalnya, seseorang bisa terinfeksi ketika berkunjung ke gua atau tambang tempat kelelawar ini hidup.

Setelah seseorang terinfeksi, virus ini dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Ini termasuk darah, air liur, keringat, urin, atau bahkan pakaian yang terkontaminasi virus. Karena itulah, penting untuk memperhatikan praktik kebersihan dan sanitasi, terutama di lingkungan yang berisiko.

Penularan juga bisa terjadi di fasilitas kesehatan, terutama jika peralatan medis yang digunakan tidak disterilkan dengan baik atau tenaga medis tidak memakai perlindungan yang cukup. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus selalu dilengkapi dengan peralatan pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang diduga terinfeksi virus Marburg.

Pengobatan virus Marburg.

Waspada wabah virus marburg
freepik.com/8photo

Hingga saat ini, belum ada obat khusus yang disetujui untuk menyembuhkan infeksi virus Marburg. Pengobatan yang ada lebih bersifat suportif, yaitu meredakan gejala dan menjaga kestabilan tubuh pasien. Misalnya, pasien akan diberikan cairan infus untuk mencegah dehidrasi, serta obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan mual.

Terapi oksigen juga mungkin dibutuhkan untuk membantu pernapasan jika pasien mengalami gangguan pernapasan. Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit untuk memantau fungsi organ-organ vital mereka.

Selain itu, penelitian dan uji klinis masih terus dilakukan untuk mengembangkan pengobatan atau vaksin yang efektif melawan virus Marburg. Meskipun belum ada pengobatan yang pasti, perawatan dini dan tindakan medis yang cepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

Komplikasi akibat virus Marburg.

Waspada wabah virus marburg
freepik.com

Salah satu komplikasi utama dari virus Marburg adalah kerusakan organ dalam yang parah akibat perdarahan. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan organ-organ vital seperti hati, ginjal, dan pankreas. Ketika organ-organ ini tidak berfungsi dengan baik, tubuh tidak bisa lagi menjalankan proses vitalnya, yang akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Perdarahan internal juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahaya, kondisi yang dikenal sebagai syok hipovolemik. Syok ini terjadi ketika tubuh kehilangan darah dalam jumlah besar sehingga tidak cukup darah yang tersisa untuk memasok oksigen ke organ-organ tubuh. Jika tidak segera ditangani, syok hipovolemik dapat berakibat fatal.

Selain itu, komplikasi lain termasuk masalah neurologis seperti kejang, koma, dan gangguan kesadaran. Penderita yang sembuh dari infeksi virus Marburg juga bisa mengalami efek jangka panjang, seperti masalah pada sistem saraf, kelelahan kronis, dan gangguan penglihatan.

Pencegahan virus Marburg.

Pencegahan adalah langkah utama dalam menghindari penyebaran virus Marburg. Menghindari kontak dengan kelelawar buah atau hewan lain yang mungkin terinfeksi sangat penting, terutama bagi mereka yang tinggal di atau berkunjung ke daerah yang pernah mengalami wabah. Menghindari kunjungan ke gua atau tambang yang dihuni oleh kelelawar buah juga bisa menjadi langkah pencegahan.

Bagi petugas medis dan orang-orang yang merawat pasien terinfeksi, penting untuk selalu menggunakan peralatan pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung. Sterilisasi peralatan medis yang digunakan dalam perawatan pasien juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mencegah penyebaran virus.

Pendidikan dan kesadaran tentang cara penyebaran virus juga penting untuk mengurangi risiko infeksi. Masyarakat harus diedukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri, sanitasi, serta langkah-langkah pencegahan lainnya, terutama selama wabah.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags