Brilio.net - Virus Human Papillomavirus (HPV) merupakan salah satu infeksi menular seksual yang paling umum dan memiliki potensi serius bagi kesehatan, terutama dalam menyebabkan kanker serviks pada wanita. Menurut data dari penelitian yang berjudul "Risk Factors Associated With Human Papillomavirus Infection, Cervical Cancer, and Precancerous Lesions in Large-Scale Population Screening" oleh Di Yang Jing Zhang dkk, menyebutkan bahwa sekitar 342.000 kematian akibat kanker serviks terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia, dengan insidensi tertinggi di negara berkembang yang sering kali memiliki akses terbatas pada program skrining dan vaksinasi HPV.
Meskipun HPV dikenal luas sebagai penyebab utama kanker serviks, menurut artikel journal of Behavioral Medicine yang bertajuk "Factors associated with HPV-associated se6ual risk behaviors among se6ually active college students" oleh Minjee Lee, Mary A.Gerend dkk menyebutkan bahwa virus ini juga berhubungan dengan berbagai jenis kanker lain, termasuk kanker orofaring, vulva, vagina, penis, dan anus.
BACA JUGA :
Sering disepelekan, 7 kebiasaan ini picu asam urat di usia muda
Pentingnya pemahaman tentang risiko HPV tidak hanya terbatas pada perempuan, namun laki-laki juga dapat menjadi pembawa virus ini dan berkontribusi pada penyebarannya. Dengan demikian, kesadaran akan kebiasaan-kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko tertular HPV sangat penting bagi semua gender.
Maka dari itu, kamu wajib mengetahui apa saja kebiasaan yang berisiko meningkatkan virus HPV. Untuk itu, brilio.net telah menyiapkan 6 kebiasaan yang dapat tingkatkan risiko virus HPV yang dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (7/8).
kebiasaan yang dapat tingkatkan risiko virus HPV
HPV, atau Human Papillomavirus, adalah infeksi menular seksual yang paling umum dan berisiko menyebabkan berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks. Meskipun HPV sering kali tidak menunjukkan gejala awal, infeksi ini dapat memiliki dampak serius bagi kesehatan jangka panjang. Beberapa kebiasaan sehari-hari dapat meningkatkan risiko tertular virus ini, dan penting bagi kamu untuk menyadarinya agar dapat melakukan langkah pencegahan yang tepat. Adapun kebiasaan yang dapat tingkatkan risiko virus HPV sebagai berikut:
BACA JUGA :
Jangan sampai terlambat, ini 10 gejala awal kanker payudara pada remaja
1. Aktivitas seksual tanpa perlindungan
Menurut artikel jurnal yang berjudul "Se6ual behaviour and risk factors for the acquisition of human papillomavirus infections in young people in Italy: suggestions for future vaccination policies" yang ditulis oleh Donatella Panatto, Daniela Amicizia, dkk, menyebutkan bahwa salah satu faktor risiko utama penularan HPV adalah aktivitas seksual tanpa menggunakan kondom. Kondom memang dapat mengurangi risiko penularan, namun tidak sepenuhnya melindungi karena HPV juga dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit di area genital yang tidak tertutup kondom. Penggunaan kondom yang konsisten tetap dianjurkan sebagai metode pengurangan risiko yang efektif.
2. Jumlah pasangan seksual yang banyak
Semakin banyak pasangan seksual seseorang, semakin tinggi risiko mereka tertular HPV. Individu dengan lebih dari tiga pasangan seksual, terutama jika memulai aktivitas seksual pada usia muda, berada dalam kelompok risiko tinggi untuk infeksi HPV. Bahkan, satu pasangan seksual yang baru saja aktif secara seksual dengan banyak pasangan lain dapat meningkatkan risiko infeksi.
3. Memulai aktivitas seksual pada usia muda
Memulai aktivitas seksual pada usia yang sangat muda, terutama sebelum usia 15 tahun, dikaitkan dengan peningkatan risiko tertular HPV. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya perlindungan serta pengaruh hormonal pada usia tersebut yang mungkin membuat jaringan genital lebih rentan terhadap infeksi.
4. Merokok
Merokok telah terbukti memiliki dampak negatif terhadap sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya dapat membuat individu lebih rentan terhadap infeksi HPV dan perkembangan kanker terkait HPV. Kandungan beracun dalam rokok, seperti nikotin dan bahan kimia lainnya, dapat merusak fungsi sel imun, mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Menurut penelitian dari Di Yang, Jing Zhang, dkk yang bertajuk Risk Factors Associated With Human Papillomavirus Infection, Cervical Cancer, and Precancerous Lesions in Large-Scale Population Screening, menyebutkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk infeksi HPV persisten, yang merupakan infeksi HPV yang tidak sembuh dan bertahan dalam tubuh. Infeksi yang persisten ini lebih mungkin berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker, terutama di area serviks.
5. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang telah dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko kanker serviks. Meskipun hubungan ini masih diperdebatkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan pil KB selama lima tahun atau lebih memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya. Hipotesis ini didukung oleh mekanisme hormonal di mana estrogen dapat memengaruhi sel-sel serviks, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi HPV dan transformasi seluler.
6. Kurangnya skrining rutin
Tidak melakukan skrining rutin seperti tes Pap smear atau tes HPV dapat menyebabkan infeksi HPV tidak terdeteksi dan berkembang menjadi kanker. Tes Pap smear adalah metode yang efektif untuk mendeteksi perubahan seluler di serviks yang mungkin disebabkan oleh infeksi HPV. Deteksi dini perubahan prakanker memungkinkan intervensi medis yang dapat mencegah perkembangan menjadi kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak menjalani skrining rutin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks yang terdeteksi pada tahap lanjut, di mana pengobatannya lebih sulit dan prognosisnya lebih buruk.