Brilio.net - Sepeda merupakan salah satu alat transportasi ramah lingkungan. Masyarakat Indonesia dalam kurun waktu belakangan ini juga makin akrab dengan kebiasaan "gowes" ini. Malah komunitas Bike to Work sempat ramai.
Namun seiring berkembangnya zaman, kini sepeda tidak memiliki fungsi hanya sebagai alat transportasi saja, namun sudah menjadi gaya hidup.
Salah satunya, sepeda jenis BMX. BMX merupakan jenis sepeda yang sempat menjadi tren di Indonesia pada akhir 90-an hingga awal tahun 2000. Sepeda jenis ini awalnya diperkenalkan pada tahun 60-an di California, Amerika Serikat.
"BMX itu lebih dari sekadar berkendara. Kategorinya, kalau BMX itu sudah sampai masuk gaya hidup, dan juga olahraga," ujar Evans Budi Prakoso, anggota komunitas BMX Flatland Indonesia, kepada brilio.net, Rabu (23/3).
Evans sudah memiliki ketertarikan dengan BMX ini sejak 12 tahun silam. Berawal dari melihat perlombaan, kemudian tertarik dengan atraksi-atraksinya akhirnya dia pun menekuni hobi BMX itu hingga saat ini. Dia juga mengatakan daya pikat sepeda BMX lainnya ialah kemampuan sepedanya melakukan berbagai trik atraksi.
"Sepeda BMX beda sama sepeda yang lain. BMX gunanya bukan buat transportasi, tapi untuk gaya hidup dan olahraga. Fungsi transportasi di BMX itu bisa dibilang nomor dua," jelas Evans.
Komunitas BMX yang diikutinya saat ini bernama Flatindo. Meski baru 2 tahun berjalan, namun rider atau pengendara sepeda ini sudah belasan tahun menekuni dunia BMX. Sayangnya, komunitas ini masih belum dapat support dari pemerintah, jadi belum ada lahan atau fasilitas untuk mengembangkan kratifitas komunitas Flatindo.
Kita belum ada fasilitas tempat, jadi kalau ngumpul pindah-pindah. Jabodetabek kita kelilingin. Saya sih berharap pada pemerintah untuk memberi fasilitas tempat untuk kita lebih intensif latihan, ungkapnya.
Perkembangan tren sepeda masih akan terus berubah. Mulai dari tren sepeda gunung, sepeda fixie, hingga sepeda lipat. Meskipun demikian, BMX tak kehilangan tempat di kalangan para pencinta sepeda.