Brilio.net - Film Korea tentang atlet ini menggambarkan secara personal bagaimana mereka berjuang mengatasi segala kendala yang dialaminya. Mulai dari kendala fisik yang cedera hingga persoalan takdir yang bisa disiasati.
Selain itu, film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet ini menggambarkan bagaimana dunia olahraga yang begitu luas menyimpan berbagai persoalannya sendiri, terutama dalam konteks Korea Selatan. Film-film tersebut menggambarkan betapa sulitnya menjadi seorang atlet jika tidak didukung oleh lingkungan sekitar, termasuk dukungan dari negara berupa infrastruktur yang memadai.
BACA JUGA :
9 Rekomendasi drama Korea bertema malaikat, pencabut nyawa di Tomorrow
Film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet ini hadir dengan kisah-kisah realis dan berkaitan langsung dengan kehidupan para atletnya. Selain itu, hal ini untuk memudahkan para penonton, terutama yang berminat dalam dunia olahraga dapat mengambil pelajaran berarti dan menjadi acuan apa yang semestinya dilakukan dalam dunia atlet.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Kamis (24/2), berikut 11 film Korea kisah perjuangan atlet, penuh kisah yang mengharukan.
1. Baseball Girl (2020).
BACA JUGA :
9 Film Korea terbaik tentang agen rahasia, penuh intrik & baku hantam
foto: imdb.com
Baseball Girl merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet saat Joo Soo-in bertekad untuk menjadi pemain bisbol wanita pertama yang bergabung di tim profesional. Hal ini membuatnya terus berjuang untuk menjadi pemain bisbol sejak ada di sekolah menengah.
Sayangnya, perjuangan yang harus ditempuh untuk dapat meraih mimpinya tersebut tidak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi beberapa tantangan yang cukup sulit. Di tengah perjuangannya, Joo Soo-In bertemu dengan Lee Jung-Ho, seorang pemain bisbol yang mempertemukannya dengan Choi Jin-tae (Lee Joon-hyuk). Ia seorang pelatih bisbol yang baru saja diangkat untuk melatih tim. Pertemuan mereka memberikan harapan bagi Joo Soo-In untuk bisa meraih mimpinya menjadi seorang atlet bisbol profesional.
2. My Punch-Drunk Boxer (2019).
foto: imdb.com
My Punch-Drunk Boxer merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet yang bercerita tentang Byeong goo, seorang mantan atlet yang punya kebiasaan yang buruk. Ia pernah menjadi seorang petinju profesional. Namun, karena sebuah kesalahan yang ia lakukan membuat kariernya berhenti.
Byeong goo pun harus bekerja dengan melakukan pekerjaan kecil di sebuah gym yang dikelola oleh Mr. Park. Walaupun begitu, Byeung goo sendiri mempunyai keinginan untuk kembali ke ring tinju tapi ia didiagnosis menderita punch-drunk syndrome atau kerusakan pada saraf yang menyebabkan trauma otak dan gegar otak. Saat ini kondisi itu juga disebut trauma kronis ensefalopati yang faktanya bukan merupakan penyakit yang membatasi untuk bermain tinju. Suatu hari Min-ji seorang wanita yang datang bergabung di gym tersebut melihat keinginan Byeong goo untuk kembali bertinju. Dengan dukungan dari Min-ji, Byeong goo pun memutuskan memulai bertinju dengan gaya tinju khasnya sendiri.
3. Champion (2018).
foto: imdb.com
Champion merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet yang bercerita tentang Mark, mantan atlet panco yang sekarang bekerja sebagai seorang penjaga. Dia pergi ke Korea Selatan untuk mengikuti kompetisi mencari ibunya yang menyerahkannya untuk diadopsi sebagai seorang anak. Dengan bantuan temannya, Jin-ki, Mark menemukan keluarga aslinya, hanya untuk mengetahui bahwa ibunya telah meninggal.
Dia kemudian bertemu saudara tirinya dan keluarganya yang tidak pernah dia kenal. Melalui email ibunya yang dia baca, dia jadi tahu apa artinya merasakan sakitnya meninggalkannya. Dia kemudian memenangkan turnamen nasional melawan lawan-lawannya dan pada akhirnya, mengalahkan lawan bernama Punch di final
4. My Annoying Brother (2016).
foto: imdb.com
My Annoying Brother merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet yang mengisahkan Doo-young yang kehilangan penglihatannya secara permanen saat mengikuti perlombaan Judo Internasional. Selain kehilangan penglihatannya, ia juga kehilangan kariernya sebagai seorang atlet judo.
Walaupun begitu, Doo-young kemudian ditemani oleh Go Doo-shik, sepupunya yang dulu sering usil, tetapi kini mulai sangat peduli dengan kondisi Doo-young. Doo-shik berusaha untuk selalu memberikan semangat kepada sepupunya tersebut dan menumbuhkan persahabatan yang subtil.
5. Split (2016).
foto: imdb.com
Split merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet bernama Yoon Cheol-jong yang pernah menjadi juara bowler dan sering menghiasi layar televisi. Namun, kariernya kemudian harus tersingkir dari kejuaraan profesional ke pertandingan bawah tanah karena sebuah taruhan.
Selain itu, Joo Hee-jin akan kehilangan arena bowling milik ayahnya karena terlilit utang. Ia berusaha keras untuk mengamankan akta tempat tersebut untuk bisa diselamatkan. Di sisi lain, Park Young-hoon yang dikenal sebagai pemain bowling eksentrik dan dapat menghasilkan banyak uang. Mereka bertiga kemudian bekerja sama untuk bisa mendapatkan kembali apa yang menjadi jalan hidup mereka masing-masing.
6. No Breathing (2013).
foto: imdb.com
No Breathing merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet yang bercerita tentang sebuah pertemanan yang terjalin di dunia atlet renang yang berusaha untuk meraih hal terbaik sebagai seorang atlet. Dalam film ini, Won-il dikenal sebagai seorang perenang yang menjanjikan.
Namun, hal tersebut kemudian berubah saat kedua orang tuanya meninggal dunia. Ia seperti orang yang tidak punya harapan lagi sehingga tidak menghiraukan apapun, termasuk sekolah dan kariernya. Ia kemudian bertemu dengan Woo-sang, saingan lamanya di sebuah sekolah fisika dan terlibat dalam sebuah persaingan cinta untuk mendapatkan hati Jung-eun yang sama-sama mereka cintai.
7. As One (2012).
foto: imdb.com
As One merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet pemain tenis meja Hyun Jung-Hwa (Ha Ji-Won) yang hampir selalu memenangkan medali perak. Namun, ia selalu kalah dalam pertandingan medali emas melawan pemain tenis meja saingannya dari Cina. Satu bulan sebelum Kejuaraan Tenis Meja Dunia 1991 di Chiba, Hyun Jung-Hwa mendengar bahwa satuan tenis meja Korea akan dibentuk dari Korea Selatan dan Utara. Para pemain Korea Selatan dan pelatihnya menentang gagasan itu. Meski ditentang, tim tenis meja Korea bersatu tetap terbentuk.
Pemain dari Korea Selatan dan Utara bertemu di sebuah kamp pelatihan di Chiba, Jepang. Mereka dipaksa menjadi satu tim, tetapi dari rutinitas latihan mereka, cara mereka berbicara dan cara hidup mereka semua menyebabkan bentrokan. Pemain tenis meja top Korea Utara Lee Boon-hee (Bae Doo-na) dan Hyun Jung-hwa memasuki perang saraf. Kejuaraan Tenis Meja Dunia semakin dekat, tetapi tim Korea bahkan tidak bisa akur. Film ini menggambarkan betapa sulitnya menyatukan dua atlet dari negara Korea yang berbeda.
8. Pacemaker (2012).
foto: imdb.com
Pacemaker merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet pelari maraton bernama Joo Man-ho (Kim Myung-Min) yang terpaksa berhenti menjadi seorang atlet. Ia terpaksa melepaskan mimpinya karena cedera kaki kritis dan untuk mendukung adiknya. Masih tidak dapat meninggalkan trek dan lapangan untuk selamanya, Joo Man-ho kemudian menjadi pemacu jantung seorang pelari yang memimpin timnya selama bagian pertama dari acara maraton.
Park Sung-il (Ahn Sung-ki), pelatih lama Man-ho datang mengunjunginya. Park Sung-il ingin Man-ho menjadi alat pacu jantung untuk tim nasional Korea untuk mempersiapkan Olimpiade 2012 mendatang. Man-ho bahkan ditawari kesempatan untuk berlari di Olimpiade sebagai alat pacu jantung untuk tim Korea. Walaupun begitu, mimpinya untuk menjadi seorang pelari seolah pupus setelah cedera kaki yang dialaminya.
9. Punch (2011).
foto: imdb.com
Punch merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet yang didasarkan pada novel laris Wandeuk karya Kim Ryeo-ryeong, yang telah terjual lebih dari 700.000 eksemplar sejak diterbitkan pada 2008. Film ini mengisahkan tentang perjuangan Yoo Ah-in yang menekuni kickboxing di tengah kerumitan hidupnya dan keadaan sekolah yang penuh dengan kekerasan.
10. Take Off (2009).
foto: imdb.com
Take Off merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet pemain ski alpine yang terlatih bernama Cha Heon-tae. Ia merupakan seorang Amerika kelahiran Korea, diadopsi dengan saudara perempuannya dari orang tua Amerika. Ia muncul di program televisi Korea untuk mencari ibunya. Ia kemudian didekati oleh Pelatih Bang yang ingin merekrut anggota untuk tim lompat ski nasional baru untuk Olimpiade Musim Dingin 1998. Anggota lainnya adalah Choi Hong-cheol, pelayan klub malam; Ma Jae-bok, yang bekerja di restoran daging dan memiliki ayah yang keras; dan Kang Chil-gu, yang tinggal bersama neneknya dan saudaranya yang autis, Bong-gu.
Karena itu, untuk mempersiapkan pertandingan kualifikasi Piala Dunia, mereka berlatih di tempat yang tidak biasa untuk mengatasi berbagai kecemasan seperti dari atas mobil, roller coaster taman hiburan, dan lain-lain. Setelah hampir didiskualifikasi karena perkelahian malam sebelumnya, mereka berhasil lolos ke Piala Dunia. Namun, kemenangan itu begitu pahit setelah mereka mendengar IOC memilih Salt Lake City daripada Muju County Korea. Sayangnya, karena kabut tebal, kaki Chil-gu terluka dan tidak bisa bertanding. Bong-gu memutuskan untuk melompat sebagai pemain pengganti, tetapi tidak menempuh jarak yang diperlukan untuk mendapatkan medali emas dan hampir kehilangan nyawanya. Meskipun kalah, para atlet bersuka cita karena Bong-gu selamat dari lompatan, dan orang Korea di negara asalnya bangga dengan mereka.
11. Marathon (2005).
foto: imdb.com
Marathon merupakan film Korea yang mengisahkan perjuangan atlet bernama Cho-won. Ia dikenal sebagai penyandang autisme dan hanya bisa merasakan kebebasan ketika berlari. Ia tinggal bersama ibunya yang sangat protektif Kyung-sook (Kim Mi-Sook) dan adik laki-lakinya (Baek Sung-hyun), yang terkadang membenci perhatian berlebih yang diterima kakak laki-lakinya. Melalui sekolah khusus dan mengambil bagian dalam kegiatan fisik, Cho-won telah menyesuaikan diri dengan relatif baik ke dalam masyarakat.
Cho-won juga tampaknya memiliki kemampuan untuk berlari. Setelah menempati posisi ketiga dalam perlombaan, ibunya memutuskan untuk menyewa pelatih yang tepat untuk melatih putranya. Cho-won kemudian memutuskan untuk mengambil bagian dalam maraton. Cho-won berharap untuk memecahkan rekor tercepat maraton tiga jam.