Brilio.net - Sebuah perang selalu saja menyisakan berbagai kisah penuh haru sekaligus pilu. Sebab, tak ada satu orang pun yang diuntungkan perang. Saudara terpisah berlain negara dan bahkan tempat tinggal terancam tidak aman.
Hal semacam itulah yang dihadirkan dalam film Korea tentang perang. Film-film tersebut menampilkan berbagai peperangan, sebagian besar yang terjadi di semenanjung Korea antara dua negara Korea.
BACA JUGA :
11 Rekomendasi film Korea bertema noir, identik dengan nuansa kriminal
Film-film ini juga menampilkan berbagai hal yang selama ini luput dari perhatian sebuah perang, mulai dari kerugian materil hingga korban jiwa.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber Kamis (7/7), berikut 11 film Korea tentang perang, dihiasi banyak kisah haru.
BACA JUGA :
11 Film Korea terbaik versi Mydramalist, banyak judul populer
Escape from Mogadishu diadaptasi dari peristiwa nyata saat dua wakil kedutaan dari Korea Selatan dan Korea Utara terjebak perang saudara di Somalia pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an.
Film ini mengisahkan upaya dan kerja sama dari dua kedutaan untuk bisa melarikan diri dari konflik tersebut. Kerja sama tersebut menjadi hal yang menakjubkan di tengah kondisi negara yang punya hubungan diplomatik kurang akur.
2. Rampant (2018).
Rampant merupakan film Korea tentang perang yang mengisahkan bentrokan antara pangeran yang diasingkan Lee Chung (Hyun Bin) dan menteri Perang Joseon Kim Ja-joon (Jang Dong-gun). Mereka berseteru di tengah wabah zombi yang membuat semua kota mencekam.
Lee Chung diculik keluarga Qing yang kuat yang punya rencana untuk mengangkatnya sebagai Putra Mahkota baru. Saat Lee Chung bertanding dengan Kim Ja-Joon, Menteri Perang Joseon, serangan zombi tanpa henti mengancam untuk memusnahkan seluruh wilayah.
3. The Battleship Island (2017).
The Battleship Island merupakan film Korea tentang perang yang mengisahkan peristiwa di penghujung Perang Dunia II, pulau kecil bernama Hashima (Battleship Island) yang terletak di pesisir Nagasaki. Pulau tersebut menjadi tempat 400 orang Korea ditawan dan dikerja paksakan. Lee Gang-ok, sang musisi, putrinya So-hee, Choi Chil-sung seorang gangster, Park Mu-young sang prajurit rahasia dan Mallyon sang wanita pemberani.
Ketika rahasia kelam tentang Pulau Hashima terungkap, para orang Korea merencanakan cara meloloskan diri yang dramatis dari pulau tersebut. Film mengisahkan salah satu periode penjajahan Jepang atas Korea Selatan.
4. Operation Chromite (2016).
Operation Chromite merupakan film Korea tentang perang yang mengisahkan kondisi setelah pasukan Korea Utara menaklukkan Korea Selatan pada 1950, Jenderal Amerika Douglas MacArthur (Liam Neeson) mengirim delapan anggota dari Markas Liaison Korea. Pasukan tersebut dipimpin oleh seorang Letnan Angkatan Laut Korea Selatan (Lee Jung-Jae) dengan misi rahasia.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui apa yang ada di balik Korea Utara dalam rangka Operasi "sinar X". Operasi tersebut harus berhasil agar MacArthur dapat meluncurkan Operasi Pendaratan Incheon. Film tersebut merupakan sebuah versi yang di-fiksionalisasi-kan dari operasi intelijen militer/CIA bersejarah "Trudy Jackson", sebagai bagian dari Operasi Chromite.
5. Northern Limit Line (2015).
Northern Limit Line merupakan film Korea tentang perang, mengisahkan saat Kopral Park Dong-hyuk baru saja menjadi anggota Angkatan Laut Republik Korea ditugaskan di kapal patroli PKM 375. Di tengah hingar bingar Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama Jepang dalam penyelenggaraan Piala Dunia FIFA, 2002, Korea Utara mengerahkan kapal pukat ikan dengan mata-mata untuk melintasi Garis Batas Utara yang menjadi garis demarkasi laut. Kapal PKM 357 akhirnya menangkap seluruh penumpang mata-mata tersebut hingga akhirnya dibebaskan atas instruksi pemerintah.
Sebulan kemudian, kejadian pengintaian yang dilakukan Angkatan Laut Rakyat Korea berulang kali masuk dalam perairan Korea Selatan. Situasi semakin memanas hingga 29 Juni 2002, Pertempuran Yeonpyeong kedua dimulai dengan serangan mendadak terhadap PKM 357 oleh kapal patroli Korea Utara. Film ini mengisahkan kisah heroik para prajurit laut yang turut menjadi korban dalam pertempuran tersebut.
6. The Long Way Home (2015).
The Long Way Home merupakan film Korea tentang perang saat dua negara serumpun Korea mengalami perseteruan yang semakin panas. Film ini menampilkan latar Jang Nam-bok, seorang petani biasa dan sederhana sebelum Perang Korea meletus. Dia kemudian ikut wajib militer yang sudah ditetapkan Korea Selatan dan ditugaskan untuk membawa sebuah dokumen rahasia. Namun sial, serangan tentara Korea Utara yang tiba-tiba membuatnya kehilangan dokumen tersebut.
Sementara itu, Kim Young-kwang, seorang tentara Korea Utama di bagian kru tank menemukan dokumen rahasia tersebut saat dia menjadi satu-satu orang yang selamat dari bom. Nam-bok dan Young-kwang kemudian bertemu dan sama-sama terjebak dalam perang yang tidak mereka inginkan.
Ode To My Father merupakan film Korea tentang perang yang berlatar ketika evakuasi Hungnam pada 1950 dalam Perang Korea. Saat itu, ribuan pengungsi wilayah Korea Utara diangkut ke wilayah Selatan dengan kapal Angkatan Laut AS. Hal ini membuat Deok-soo kehilangan Mak-soon, saudara perempuannya.
Setahun kemudian, Deok-soo pergi ke Eropa untuk mencari peruntungan di tengah kesulitan yang menimpa keluarganya. Dia pun menjadi seorang pekerja tamu yang biasanya dilakukan para imigran di tambang batu bara agar bisa membiayai sekolah saudaranya di Universitas Nasional Seoul.
Deok-soo bertemu dengan Young-jaa hingga akhirnya mereka menikah setelah beberapa bulan kemudian kembali ke Korea secara bergantian. Film ini mengisahkan fase-fase orang-orang yang menjadi korban perang saudara di Korea dan berusaha untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya secara perlahan, walaupun harus bekerja di tempat-tempat yang berbahaya.
8. My Way (2011).
My Way merupakan film Korea tentang perang yang mengisahkan dua pelari maraton asal Korea dan Jepang yang saling bersaing, kini bekerja sama dan bertempur melawan Soviet dalam Perang Dunia II. Kim Jun-shik (Jang Dong-gun) sebagai orang Korea berhasil menang dari Tatsuo Hasegawa (Joe Odagiri) seorang Jepang di lomba lari maraton yang dilangsungkan pada 1939.
Namun, kekalahan Tatsuo tersebut membuat malu Jepang hingga membuat Jun-shik harus ikut pertandingan. Jun-shik pun ikut pertandingan tersebut di tengah kesibukannya menjadi penarik becak. Namun pertandingan berlangsung dengan curang dan membuat para penonton mengamuk. Hal ini kemudian membuat Jun-shik bersama orang lain yang mengamuk harus ikut membela Jepang perang di Uni Soviet.
9. In Love and War (2011).
In Love and War merupakan film Korea tentang perang saat tentara Korea Utara memasuki kota kecil di Korea Selatan, setelah Perang Korea pecah pada Juni 1950. Kapten pasukan menyatakan bahwa mereka datang untuk membebaskan penduduk desa, tetapi agenda mereka yang sebenarnya adalah untuk menemukan kaum reaksioner. Penduduk desa menawarkan keramahtamahan dan kerja sama yang tulus untuk menghindari korban jatuh. Akhirnya persahabatan yang benar-benar kuat dan dekat mulai terbangun antara tentara dan penduduk desa.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata dalam kehidupan nenek Bae Se-young, sang penulis skenario, yang dulu tinggal di Pyeongtaek. Sekelompok tentara dari Tentara Rakyat Korea Utara tinggal selama beberapa hari di rumah nenek (karena ayahnya adalah pemimpin desa), dan seorang tentara muda, tersentuh oleh keramahan penduduk desa, dan ingin tinggal di desa tersebut.
10. 71: Into the Fire (2010).
71: Into the Fire merupakan film Korea tentang perang, didasarkan pada kisah nyata saat 71 siswa melawan tentara Korea Utara. Peristiwa tersebut terjadi di depan sebuah sekolah menengah pada 25 Juni 1950 selama Perang Korea. Kap-jo (Kwon Sang-Woo) merupakan mantan siswa yang dihukum karena sebuah pembunuhan. Namun, saat ingin menjalani hukumannya, dia mengajukan diri untuk bertarung sebagai tentara Korea Utara.
11. A Little Pond (2009).
foto: imdb.com
A Little Pond merupakan film Korea tentang perang yang menjelaskan bagaimana Perang Korea berawal. Film ini mengisahkan saat tentara Korea masuk ke Desa Jugok di tengah semenanjung Korea pada Juli 1950. Chang-yee dan teman-temannya kaget dengan peristiwa tersebut dan tak tahu apa pun terkait itu.
Sementara itu, di sekitar sudah berlangsung pengungsian para penduduk ke daerah yang lebih aman. Berbagai pembantaian mengerikan terjadi di pulau tersebut dan membuat awal-awal Perang Korea menjadi peristiwa berdarah yang terus-menerus dikenang.