Brilio.net - Kotagede menjadi salah satu daerah di Yogyakarta yang terkenal akan kerajaan Mataram. Di kerajaan Mataram, terdapat beberapa warisan dan peninggalan yang hingga saat ini masih dilestarikan. Misalnya wisata, budaya, perdagangan, kuliner, dan lain-lain. Salah satunya adalah Banjar dan Ukel, warisan kuliner khas Kotagede Jogja yang masih eksis keberadaannya.
Banjar dan Ukel merupakan jenis kue yang biasa disantap oleh masyarakat Mataram zaman dulu. Berbeda dari ragam kuliner khas Kotagede lainnya seperti Kipo, Yangko, maupun Legomoro yang berbahan dasar ketan, Banjar dan Ukel terbuat dari perpaduan tepung, telur, gula, santan, dan garam.
BACA JUGA :
Kue Kipo, jajanan legendaris khas Kotagede Jogja yang sudah langka
Pada dasarnya, Banjar dan Ukel dibuat dengan cara yang sama. Perbedaannya adalah, jika Banjar tidak diberikan gula halus, maka Ukel diberikan gula halus. Banjar ada terlebih dahulu daripada Ukel. Jadi, Ukel adalah kue Banjar yang telah diberi tambahan berupa gula halus. Oleh sebab itu, Banjar tidak diberi variasi seperti Ukel.
foto: brilio.net/Ricka Milla Suatin
BACA JUGA :
Inovasi menu tradisional sebagai usaha melestarikan kuliner Nusantara
Camilan tradisional ini telah diproduksi sejak 1960 oleh seorang wanita bernama Bu Noto. Artinya, Banjar dan Ukel sudah berumur 62 tahun. Awalnya, Banjar dan Ukel hanya disajikan dengan rasa original, namun sekarang telah banyak varian baru yaitu rasa cokelat dan kacang.
Mgg: RICKA MILLA SUATIN
Cita rasa Banjar dan Ukel terasa manis dari gula asli dan tanpa bahan pengawet. Banjar dan Ukel dapat menjadi salah satu alternatif buah tangan khas Kotagede Yogyakarta karena dapat bertahan lama hingga 15 hari apabila dibawa dalam perjalanan. Untuk harganya, ada banyak variasi. Namun umumnya, kamu perlu membayar Rp 30 ribu untuk satu Banjar dan satu Ukel.
foto: brilio.net/Ricka Milla Suatin
Menikmati Banjar dan Ukel sangat cocok ditemani dengan segelas minuman hangat seperti teh maupun kopi, karena teksturnya yang empuk dan renyah. Itulah kenapa Banjar dan Ukel masih eksis keberadaannya hingga sekarang.
Apalagi, kini kamu tidak perlu pergi membeli langsung di produsennya, karena di beberapa penjual snack dan kue di pasar Kotagede, banyak yang menjual camilan tradisional ini. Salah satunya Endah, penjual kue dan snack di bagian barat pasar Kotagede.
"Saya awalnya hanya jualan jajanan pasar yang biasa aja, kayak klepon, bakpia, lemper, dan lainnya seperti yang mbak lihat. Oh, ada lagi jajan tradisional khas Kotagede yang saya jual, Kipo. Tapi berhubung ada beberapa orang yang datang langsung ke sini buat tanyain Banjar dan Ukel, jadi saya selalu stok camilan tersebut deh. Selain itu juga saya belinya langsung dari tempat produksinya, Bu Noto," ujar Endah, penjual kue dan snack, saat diwawancari brilio.net pada Jumat (4/11).