Brilio.net - Perkembangan usaha kuliner di Yogyakarta semakin variatif. Ada saja anak muda kreatif yang muncul dengan ide-ide segar yang nggak terduga. Salah satunya adalah ide mendirikan gerai martabak dengan brand Martabak Buble. Martabak Buble ini didirikan oleh lima sekawan terdiri Eka Putra, Ericko, Dafi, Jaki dan Ade. Nama Martabak Buble sendiri terinspirasi dari penyanyi asal Kanada, Michael Buble.
Ide ini sebenarnya muncul lantaran saat ini makin maraknya varian martabak rasa-rasa di Yogyakarta. Yang membedakan martabak buble dengan martabak manis yang lainnya adalah yaitu varian toppingnya yang juga memasukkan aneka buah segar sebagai topping.
"Idenya sebenarnya terinspirasi dari pie, kemudian kami coba cicipi jika buah disajikan di atas kenyalnya adonan martabak. Dan, rasanya? Nggak mengecewakan," tutur Ade yang juga bertanggung jawab dalam urusan dapur dan produksi saat ditemui brilio.net, Rabu (25/11).
Gerai Martabak Buble yang ada di Jalan Sisingamangaraja no.21 A, Yogyakarta atau berada tepat di depan hotel Cantya ini buka setiap hari mulai pukul 16.00 sampai 23.00. Sejak grand openingnya pada September lalu, Martabak Buble terbukti mampu mencuri hati para penggemar martabak.
BACA JUGA :
Ingin jadi chef terkenal? Coba 6 tips ini, ikuti kontesnya!
Menurut pengakuan para owner sudah banyak konsumen yang berkali-kali datang dan memberi martabak dengan varian harga mulai Rp 60.000 sampai Rp 120.000 ini. "Harga yang kami tawarkan tergantung dengan pilihan toppingnya, pembeli boleh memilih sendiri mix atau campuran topping yang mereka mau," Jelas Ade.
Selain martabak manis aneka topping buah, kamu juga masih bisa kok menikmati martabak original, martabak topping keju, kacang, ataupun cokelat dan nggak ketinggalan juga martabak telur. Untuk kualitas bahannya pun, martabak buble menggunakan bahan-bahan premium serta tanpa pengawet dan juga resepnya pun original dari sang chef.
"Selain menjamin mutu, kualitas dan cita rasa kami juga gencar berpromosi melalui media sosial Instagram. Mengingat pasaran kami adalah para mahasiswa yang tidak terpisah dengan yang namanya gadget maupun media sosial," imbuh Ade, cowok asli Tegal ini.