1. Home
  2. »
  3. Life
27 Oktober 2015 06:07

7 Hal ini pasti sering dirasakan perantau ketika baru kenal sama Jogja

Ini juga menjadi alasan otentik kenapa Jogja selalu menjadi kota favorit mahasiswa dan selalu dirindukan perantau sepanjang masa. Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Bagi Indonesia, Jogja adalah kota yang memberikan nuansa romantisme saat masa belajar. Dengan identitasnya sebagai kota pendidikan, membuat Jogja menjadi magnet bagi para pelajar dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan dunia untuk belajar di sini. Ya nggak?

Uniknya, setiap pelajar yang baru mengenal kota Jogja pasti akan merasakan nuansa yang berbeda dari tempat asal mereka. Tak ketinggalan juga berjuta-juta momen dan pengalaman baru yang dirasakan.

Nah, kali ini brilio.net telah merangkum beberapa pengalaman yang bisa menjadi tanda bahwa kamu masih benar-benar baru kenal sama Jogja, Selasa (27/10). Simak yuk!

1. Malioboro selalu ada di benak kalau mau malam mingguan

BACA JUGA :
Ini sejarah dibuatnya gembok cinta Malioboro, kisahnya romantis banget


Jalan raya yang paling populer di Jogja ini memang selalu ada di benak para pendatang yang baru tiba di Jogja. Jalan lurus yang terbentang dari ujung stasiun Tugu Jogja di utara hingga kompleks kantor kepatihan di tengah-tengah, dan berlanjut dengan Jalan Ahmad Yani hingga Plaza titik 0 (nol) kilometer kota ini, memang menawarkan banyak pilihan bagi penggila wisata belanja dan kuliner.

Dan jelas sekali bahwa jalan ini menjadi daerah paling touristy di Jogja. Seperti banyak daerah touristy lain di berbagai tempat, kondisi jalan ini pun selalu padat dengan turis dari berbagai daerah, kendaraan bermotor dan angkutan umum tradisional. Sehingga bisa dipastikan bagi warga asli Jogja atau pelajar yang sudah lama tinggal di kota ini, nggak melewatkan jalan ini sebagai pilihan utama untuk ngabisin malam minggunya di sana.

2. Masih nggak bisa paham mana arah utara dan selatan

Jogja menjadi salah satu kota yang penduduknya banyak menggunakan empat arah mata angin sebagai panduan arah berkendara. Dengan bantuan penanda alam seperti Gunung Merapi di utara dan Pantai Parangtritis di selatan, membuat warga Jogja akan selalu menggunakan patokan ini dalam memberikan petunjuk arah kepada siapa pun.

Jadi bagi warga baru Jogja yang nggak mau kesasar dan bengong nggak paham penjelasan arah ketika mencari tempat nongkrong, wajib belajar cara navigasi ala Jogja ini. Dijamin cepat hafal jalan!

3. Romantisme angkringan jadi penghias hampir semua sudut kota

BACA JUGA :
Cerita Mbah Atmo berjualan pecel & soto dari zaman Jogja masih sepi

Warung makan kaki lima khas Jogja dengan menu andalan nasi kucingnya ini juga telah menjadi ikon unik bagi Jogja. Dengan penampilannya yang khas, gerobak kayu berwarna cokelat tua, lampu minyak yang menyala temaram, dan menu-menu masakan yang khas merakyat ini, memberikan nuansa romantisme tersendiri. Hingga tiba saatnya nanti kita semakin mencintainya pada saat angkringan hadir menyelamatkan perut mahasiswa yang kelaparan pada malam hari.

4. Jalannya terasa sempit, kecil, dan padat

Untuk yang satu ini, akan sangat dirasakan oleh pendatang yang datang dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Dengan tata kota tradisional khas kerajaan Jawa, Jogja memiliki jalan yang kecil-kecil. Ditambah dengan lalu lintas yang semakin bertambah karena mobil pendatang yang berdampingan dengan andong dan becak, semakin membuat jalanan Jogja semakin terasa padat.

5. Banyak lampu merah

Jalanan Jogja yang cukup kecil dan banyak persimpangan ini juga memiliki jumlah lampu merah yang banyak. Dengan begitu, terkadang terasa mengganggu sebagian besar pendatang yang terbiasa dengan lalu lintas yang cepat dan jalanan yang lebar. Ditambah, di setiap lampu merah dilengkapi counting machine yang jumlah angka merahnya lebih banyak dibanding lampu hijaunya. Sehingga disaat detik counting machine lampu merah akan berganti hijau, puluhan motor sudah mulai mengklakson atau bahkan menyalip antrean kendaraan untuk menghindari terjebak di lampu merah selanjutnya.

Namun, dengan suasana yang cukup chaotic di setiap persimpangan ini. Kadang kita juga bisa mendapat hiburan street performance yang menyuguhkan musik angklung kontemporer atau tarian yang dilakukan di zebra cross. Hal ini terkadang berhasil menghibur para pengendara yang stres karena baru menyesuaikan dengan gaya lalu lintas di Jogja.

6. Terpesona suasana Jawa yang kental

Nama jalan bertuliskan aksara jawa, andong, becak, abdi dalem dengan sepeda ontelnya dan berbagai unsur masyarakat Jogja yang ada dan biasa kita temui di berbagai tempat di Jogja. Hal itu memberikan nuansa yang khas dan romantis. Membuat decak kagum bagi pendatang baru di Jogja.

7. Harga barang murah-murah

Kalau kamu mau bandingin harga barang-barang di Jogja sama di kota-kota lain di Indonesia, Jogja termasuk kota yang sangat murah. Dari mulai barang kebutuhan sehari-hari sampai harga makanan di kafe-kafe yang cukup bergengsi pun akan terasa lebih terjangkau harganya. Hal ini yang menjadikan Jogja jadi salah satu surga wisata belanja dan kuliner. Lantas, seiring berjalannya waktu, kalian akan mengenal Jogja lebih lama dan dekat. Poin ini akan tetap terasa, dan akan menjadi alasan untuk kalian memilih lebih lama tinggal di Jogja. (Laporan ini ditulis oleh Mirza Maulana/MG)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags