Brilio.net - Ciri khas narsisme yang sering kita ketahui adalah terlalu percaya diri. Namun, sebetulnya tidak semua yang kita asumsikan tentang narsisme merupakan hal yang benar.
Psikolog Jean Twenge merumuskan ada tujuh mitos tentang narsisme. Tujuh mitos itu dia tulis bersama rekannya dalam buku berjudul The Narcissism Epidemic: Living in the Age of Entitlement.
Apa saja tujuh mitos yang disampaikan Jean Twenge kepada media US News? Berikut rangkuman brilio.net seperti dikutip dari health.usnews.com, Minggu (22/3):
1. Narsisme adalah rasa harga diri (self-esteem) yang tinggi
Faktanya bukan begitu. Seseorang dapat memiliki self-esteem tinggi dan tidak harus menjadi narsis. Kunci perbedaannya adalah orang dengan self-esteem yang tinggi fokus pada sebuah hubungan, sedangkan mereka yang narsis tidak sepenuhnya peduli. Mereka ingin tahu apa yang orang lain dapat lakukan untuk mereka, tapi dalam hubungan emosional, orang narsis tidak peduli.
2. Dalam lubuk hati, orang narsistik merasa tak aman dan self-esteem rendah
Orang berasumsi bahwa narsistik menyembunyikan rasa tidak aman atau justru membenci diri mereka sendiri. Tapi ternyata, tidak ada data pendukung pernyataan tersebut. Faktanya, bahkan ketika kamu mengukur self-esteem mereka, secara tidak sadar, orang narsistik berpikir dirinya mengagumkan, lho.
3. Orang narsistik memiliki alasan bersikap narsistik
Hal ini tidak benar. Ketika kamu melihat secara objektif kecerdasan dan kerupawanan mereka, orang dengan narsistik sama saja dengan yang lain. Tapi mereka berpikir mereka begitu cetar membahana. Mereka merasa menjadi sebuah legenda dalam pikiran mereka sendiri. Banyak yang sudah meneliti hal ini.
Jika kamu bertanya kepada mereka seberapa menarik dan cerdasnya mereka, kamu akan mendapat jawaban, 'Ya, aku hebat dan menarik.' Sayangnya, saat kamu melihat tes IQ mereka, atau bertanya pada orang lain tentang foto mereka, sebenarnya mereka termasuk kalangan rata-rata. Sama seperti kita.
4. Sedikit narsis itu sehat
Percaya? Duh, pikir ulang, deh! Pada dasarnya, narsisme tidak sehat untuk siapa pun. Bahkan bagi orang yang narsis sendiri, kondisi 'Ya, aku oke dan sehat' hanya bertahan sementara. Tapi sebagai konsekuensi jangka panjang, mereka akan merasakan kekacauan dalam hubungan dengan orang lain di kantor maupun rumah. Tidak menutup kemungkinan berakhir dengan rasa depresi pada waktu berikutnya dalam kehidupan mereka.
5. Narsisme adalah kesombongan soal fisik
Menyombongkan kondisi fisik yang sempurna bisa berkorelasi dengan narsisme. Namun faktanya, tidak sesederhana itu. Aspek lain juga bisa berkorelasi, misalnya menyangkut materialisme, hak, perilaku antisosial, dan masalah dalam hubungan dengan orang lain juga bisa menjadi bagian ciri-ciri orang narsis.
6. Kamu harus narsis untuk menjadi sukses
Narsisme tidak berkaitan dengan kesuksesan. Self-esteem tidak berkaitan dengan kesuksesan. Lalu, mengapa banyak orang yang suka mengait-ngaitkan? Hal ini bisa terjadi karena kita berpikir bahwa mengagumi diri sendiri itu selalu bagus, dan anggapan bahwa mereka yang narsis akan sukses seperti Donald Trump maupun Paris Hilton yang bersliweran di televisi. Tapi faktanya, masih banyak orang yang sukses tanpa perlu (merasa harus) narsis apalagi ingin masuk acara televisi.
7. Kamu harus mencintai dirimu sendiri supaya orang lain mencintaimu
Faktanya adalah jika kamu terlalu mencintai diri sendiri, kapan kamu mencintai orang lain? Perlu diingat bahwa jika kamu membenci diri sendiri bahkan sampai depresi, kamu bisa saja tidak bisa menjalin hubungan baik dengan orang di sekelilingmu. Tapi orang dengan self-esteem rendah masih tahu caranya menjalin hubungan baik dengan orang lain. Mereka bisa saja merasa tidak aman, tapi mereka masih peduli pada orang lain, tidak seperti orang dengan narsistik.
Nah, bagaimana? Ternyata narsis bukan sebatas foto selfie atau foto pamer materi yang dimiliki, lho. Ada beberapa aspek yang menjadi ciri-ciri narsisme. Bahkan kalangan ahli psikolog, sudah memasukkan narsisme menjadi gangguan kepribadian. Jadi, mulai sekarang mulai berhati-hatilah asal menyebut orang narsis. Benarkan dia narsistik? Let's be wise, guys!