Brilio.net - Siapa yang tidak mau menjadi wanita mandiri, cantik, cerdas, berkepribadian menarik, lihai membahagiakan pasangan, dan mapan secara finansial? Sekilas wanita seperti itu adalah idaman para pria. Tapi jangan gembira dulu, ladies!
Baru-baru ini ada studi dari American Sociological Association mengungkapkan bahwa wanita dengan penghasilan besar berpotensi dicurangi atau diselingkuhi. Apalagi jika perekonomian 100 persen sebuah keluarga bertumpu pada si wanita.
"Saya pikir itu ada hubungannya dengan budaya tentang apa artinya menjadi seorang pria dan apa harapan sosial terhadap maskulinitas," kata penulis studi, Christin Munsch, sebagaimana dilansir brilio.net dari CNN, Rabu (9/9).
Munsch menambahkan bahwa istri yang memiliki perekonomian lebih mantap ketimbang suami, dapat mengancam kejantanan si pria. Dan, berselingkuh adalah cara untuk membangun kembali maskulinitas kaum pria, bahkan jika itu semua dilakukan tanpa sadar.
"Ada banyak literatur yang menunjukkan pria yang mengalami ancaman identitas gender, perilaku hipermaskulin mereka akan semakin meningkat," ujar wanita yang juga asisten profesor sosiologi di University of Connecticut, Amerika Serikat ini.
Menurutnya, seks adalah salah satu perilaku berdasarkan gender ini. Fakta pun menunjukkan isi otak pria itu seks dan mereka menggunakannya bila terkait maskulinitas.
Studi ini sendiri telah melibatkan lebih dari 2.750 orang yang sudah menikah, yang berkisar usia antara 18-32 dan merupakan bagian dari National Longitudinal Survey of Youth dari tahun 2001 sampai 2011.
Hasil lain yang cukup menarik dari studi di atas adalah wanita yang merupakan tulang punggung keluarga ternyata juga rentan berselingkuh. Meski hal tersebut paling kecil kemungkinan untuk melakukan perselingkuhan. Rata-rata, mereka memiliki kesempatan 1,5 persen untuk melakukan kecurangan terhadap pasangan.
Namun para wanita ini tetap sadar bahwa mereka telah melanggar norma sosial dan merasa bersalah. Oleh karena itu, para istri ini berupaya meningkatkan tingkat kepercayaan diri maskulinitas suami mereka, misalnya melakukan pekerjaan rumah tangga lebih dari biasanya sekalipun mereka bekerja penuh waktu.
"Pria mungkin sudah merasa terancam aku mencari nafkah. Sehingga aku tidak akan memintanya membersihkan toilet," kata Munsch mencoba memberikan suara mewakili proses pemikiran yang mungkin muncul dari istri yang menjadi pecari nafkah.
Bagaimana pendapatmu? Sepertinya lebih baik memperkuat jalinan komunikasi dan kesepakatan bersama, plus saling melengkapi dan menyokong keberhasilan satu sama lain.
BACA JUGA :
5 Pekerjaan yang tidak hanya milik laki-laki saja, perempuan juga bisa