1. Home
  2. »
  3. Life
20 April 2015 21:38

Dipercaya kebenarannya, 9 hal kesehatan ini ternyata omong kosong

Lidah memiliki lima pencecap rasa adalah mitos. Penelitian itu sudah dibantah dengan sebuah studi pada tahun 2006. Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Kamu pasti sering mendengarkan nasihat-nasihat tentang caranya menjaga kesehatan dan kebersihan. Apakah semua itu tepat?

Dilansir brilio.net dari grandparents.com, Senin (20/4), berikut 9 hal tentang kesehatan yang dianggap benar ternyata keliru.


1. Mencuci tangan dengan air hangat untuk membunuh kuman

Kamu termasuk orang yang percaya bahwa mencuci tangan dengan air hangat bisa membunuh kuman? Itu salah besar. "Meskipun benar bahwa air panas membunuh bakteri, tapi tingkat panasnya harus mencapai 212 derajat fahrenheit," kata Donnica Moore MD, pendiri dan Presiden DrDonnica.com, situs kesehatan wanita populer.

Dia menambahkan, orang sering menggunakan air dengan 104-110 derajat fahrenheit untuk mencuci tangan. Padahal, mencuci tangan dengan air dingin (40 derajat fahrenheit) saja sudah bisa meminimalisasi kuman.

Dr Moore pun menambahkan bahwa selama tangan digosok dan dikeringkan dengan handuk bersih saja, ukuran suhu air tidak jadi masalah. Justru yang perlu diperhatikan adalah waktu yang dihabiskan untuk mencuci. Waktu yang baik untuk mencuci tangan adalah sekitar 20 detik saja supaya kuman mati. Plus, pergunakan air dingin saja supaya menghemat energi bahan bakar gas (bila menggunakan kompor gas) atau listrik (bila menggunakan kompor listrik)

2. Mendongakkan kepala untuk mengatasi mimisan

Mungkin teknik ini wujud intuisi yang tepat, tapi sebenarnya kamu harus duduk tegak dan menundukkan kepala sedikit ke depan. Pihak Medical guidellines dari American Academy of Family Physicians, menyarankan untuk menundukkan kepala ke depan supaya mencegah darah mengalir dari bagian belakang tenggorokan, yang dapat menyebabkan tersedak. Selain itu, mencegah supaya darah tidak masuk ke perut, yang justru bisa menyebabkan gangguan perut.

Ahli fisiologi olahraga klinis Bill Sukala PhD, yang berbasis di Sydney, Australia, menyarankan tindakan lain untuk mengatasi mimisan adalah mengompres hidung dengan es. Es membantu mengecilkan pembuluh darah. Bila disertai tekanan ringan selama mengompres, maka akan meminimalkan pendarahan. Tapi, bila pendarahan terjadi lebih dari 20 menit, segeralah mencari pertolongan medis.

3. Karbohidrat bikin gemuk

Mengapa hal ini palsu? "Yang benar adalah bahwa asupan kalori total menentukan kegemukan tubuh, bukan proporsi lemak makanan atau karbohidrat," kata ahli gizi dan kebugaran Pamela Peeke MD, penulis The New York Times best seller berjudul The Hunger Fix.

Penelitian justru telah menunjukkan bahwa orang mengalami kelebihan berat badan karena mengonsumsi terlalu banyak kalori dan tidak banyak berolahraga. Dr Peek berpesan bahwa janganlah menyalahkan karbohidrat. Kita hanya perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas asupan makanan kita.

4. Ketika darah membiru, akan berubah kembali merah bila terkena udara

Dr Moore menyatakan bahwa melihat darah biru itu hanyalah ilusi optik atau penglihatan, tidak ada namanya darah berwarna biru. "Hal ini persis ketika kita melihat gaun biru-hitam versus putih-emas yang baru-baru ini gempar. Darah tampak biru itu karena cahaya yang disebarkan oleh kulit kita," tandasnya. Fakta yang ada, ketika darah kekurangan udara, maka warnanya akan merah marun gelap, bukan biru.

5. Lidah terdiri dari lima bagian untuk mencecap rasa yang berbeda-beda

Dr Peeke mengoreksi bahwa semua sensasi rasa datang dari semua bagian lidah. Sumber mitos lidah memiliki lima pencecap rasa yang berbeda berasal dari makalah yang ditulis psikolog Harvard Edwin Boring. Makalah ini ditafsirkan pada tahun 1901 oleh sebuah penelitian di Jerman yang menyatakan bahwa setiap bagian dari lidah mampu merasakan satu rasa dasar.

Penelitian itu sudah dibantah dengan sebuah studi pada tahun 2006, seperti yang dilaporkan The New York Times. Reseptor untuk rasa dasar yang ditemukan dalam sel-sel yang berbeda, sebenarnya dirasakan oleh seluruh bagian lidah, tidak hanya pada satu titik saja.

6. Bisa terinfeksi penyakit bila menggunakan toilet duduk

Mitos ini salah kaprah. Dr Moore mengoreksi bahwa satu-satunya cara terjangkit penyakit menular seksual (PMS) di toilet duduk adalah berhubungan seks dengan seseorang yang memang memiliki PMS, sambil duduk di toilet duduk itu.

Fakta yang lain menunjukkan bahwa sebagian besar kuman yang menyebabkan penyakit hanya bisa hidup dalam waktu yang sangat singkat pada permukaan toilet duduk. Selain itu, masalahnya adalah orang jarang sekali mencuci tangan setelah dari toilet.

Nah, untuk mengatasinya, kamu bisa mengguyur dengan air atau mengelap dengan tisu permukaan toilet duduk tersebut, kemudian pergunakanlah. Jangan lupa selalu mencuci tangan dengan sabun setelah buang air, ya.

7. Peregangan mencegah cedera

Dr Sukala berkata, "Selama ini para pelatih dan atlet sama-sama terjebak oleh mitos ini. Padahal, tidak ada perbedaan dalam tingkat cedera antara mereka yang melakukan peregangan dan yang tidak."

Lantas, bagaimana? Dr Sukala menyampaikan bahwa tipe peregangan mungkin tidak akan mempengaruhi beberapa tipe cedera, tapi mungkin justru membantumu. Prinsipnya adalah peregangan tidak akan menyakitimu, sehingga jika kamu mau rutin dan merasa oke, silakan dilanjutkan.

8. Lemak bisa berubah menjadi otot

Dr Sukala menyatakan bahwa lemak dan otot adalah dua jaringan metabolisme yang berbeda dan satu tidak akan mengkonversi ke yang lain. Ketika kamu mulai makan sehat dan berolahraga, lemak secara bertahap akan terbakar dan luruh. Dengan begitu, kamu bisa membentuk otot-ototmu.

9. Makan terlambat bisa bikin naik berat badan

Mitos yang dipopulerkan oleh ahli gizi era 60-an sampai 70-an, Adelle Davis, dengan jargonnya: sarapanlah seperti raja, makan sianglah seperti ratu, dan makan malamlah layaknya pengemis," ternyata tidak sepenuhnya salah maupun benar.

Pasalnya, studi terhadap tikus yang mengonsumsi makanan pada malam hari, memang bisa mengalami kenaikan berat badan sebesar dua kali lipat, dibandingkan yang diberi makan pada siang hari dengan jumlah kalori yang sama. Namun, penelitian lain menyatakan tidak ada bedanya dalam berat badan terkait waktu makan. Hal ini menunjukkan pertentangan antara sain dan realitas. "Jadi, kenaikan berat badan cenderung disebabkan orang yang makan larut malam seringkali makan berlebihan," terang Dr Peeke.

Makan pada larut malam bisa mempengaruhi selera sarapan pada pagi hari, sehingga kamu merasa tidak lapar. Nah, dari sini akan terbentuk kebiasaan kamu akan makan banyak pada waktu makan berikutnya, misalnya makan pol-polan saat makan siang bahkan makan malam. Maka, tidak heran, bila orang yang terbiasa sarapan, akan lebih bisa mengontrol kelebihan berat badan mereka. Maka, mulai sekarang perbaiki jam makan kita, supaya tidak makan secara brutal.

Bagaimana, guys? Kita cek-ricek lagi, yuk, pemahaman dan kebiasaan hidup kita!

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags