1. Home
  2. »
  3. Life
14 Agustus 2015 08:00

Kenali jenis-jenis kecanduan dan cara menangkisnya

Perlu adanya pembedaan antara perilaku kecanduan (addictive behaviors) dan kecanduan yang sebenarnya (true addiction). Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Sedikit-sedikit bilang kecanduan melihat orang mantengin ponsel mulu atau setiap hari belanja online. Pernah bilang seperti ini, guys? Atau kamu sendiri pelaku yang diomongin?

Kecanduan itu apa, sih? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kecanduan adalah kejangkitan suatu kegemaran (hingga lupa hal-hal yang lain). Namun ternyata, makna kecanduan tak berhenti sampai di sini.

BACA JUGA :
Tak melulu buruk, justru di tempat-tempat ini kamu perlu stres


Dilansir brilio.net dari Men's Health, Kamis (13/8), perlu adanya pembedaan antara perilaku kecanduan (addictive behaviors) dan kecanduan yang sebenarnya (true addiction). Menurut Charles O'Brien, direktur pendiri Center for Studies of Addiction di the University of Pennsylvania, true addiction menghasilkan perubahan di otak, yaitu memori yang dipicu setelah bertahun-tahun mengalami masa tenang dan dapat merusak kehidupan seseorang. Sementara addictive behaviors itu seperti pergi ke mal, yaitu tidak berada dalam kategori yang sama dengan kecanduan alkohol.

Nah, berikut ini adalah macam-macam perilaku kecanduan dan penjelasan gejala dan cara mengatasinya. Cekidot, guys!

1. Perilaku kecanduan seks
Benarkah ada kecanduan seks? Menurut Sharon O'Hara, direktur klinis di Sexual Recovery Institute, Los Angeles, orang yang banyak melakukan hubungan intim, bukan berarti seorang pecandu. Ini hanya persoalan seseorang antusias atau tidak terhadap aktivitas seksual. Namun kalau seseorang sudah kehilangan kontrol melakukan hubungan intim, sebaiknya memang mencari bantuan medis.

BACA JUGA :
Kenapa Super Mario Bros jalannya selalu ke arah kanan? Ini jawabannya

Sekalipun ahli mengatakan banyak melakukan aktivitas seksual bukan berarti kecanduan seks, namun gejala orang memiliki kecenderungan banyak melakukan aktivitas ini bisa dilihat dari beberapa poin berikut:
- Menyediakan sejumlah waktu yang banyak terhadap kegiatan intim, misalnya mencari teman melakukannya dan menonton film porno
- Terobsesi dan melakukan aktivitas seksual berisiko, yang bisa membahayakan kesehatan atau hubungan dengan orang lain
- Perasaan gelisah dan mudah marah saat tidak melakukan hubungan badan

Nah, cara untuk mengatasinya adalah mengendalikan nafsu untuk mengakses segala macam hal yang terkait aktivitas seksual. Sebut saja akses internet untuk menonton film porno. Andai kata masih belum bisa mengendalikan diri sendiri, segera mencari bantuan terapis.

2. Perilaku kecanduan mengakses internet
Sekalipun jenis kecanduan ini tidak diakui kalangan psikiatri, faktanya memang ada. Menurut seorang psikolog sekaligus penulis buku The Psychology of the Internet, Patricia Wallace, menyatakan bahwa sebenarnya jumlah mengkhawatirkan menunjukkan kecanduan tapi tidak disadari sebagao tanda-tanda kecanduan dunia digital.

Gejala-gejala kecanduan internet antara lain sebagai berikut:
- Mengabaikan orang di sekitar untuk online
- Semakin merasa senang dan bergairah saat terlibat kegiatan di internet
- Menurunnya produktivitas sehari-hari seiring meningkatkatnya berselancar di dunia maya
- Merasa lebih nyaman berinteraksi lewat online ketimbang bertatap muka langsung

Cara mengatasinya adalah terapi kognitif-perilaku, bisa mandiri ataupun melalui jasa terapis seperti psikolog. Misalnya dimulai tindakan menjauhkan ponsel atau komputer dari tempat tidur supaya tidak tergoda untuk online.

3. Perilaku kecanduan kerja
Pecandu kerja adalah mereka yang yang terobsesi dengan pekerjaan melebihi urusan lain dalam hidupnya. Menurut seorang peneliti dari Kansas State University, orang yang bekerja lebih dari 50 jam per minggu lebih mungkin mengalami penurunan kesejahteraan fisik dan mental.

Gejala orang kencaduan kerja antara lain:
- Sering memikirkan pekerjaan di luar tempat kerja
- Kerap melakukan pekerjaan dan lupa makan bahkan tidur
- Sulit bersantai
- Tidak percaya pada orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan
- Tidak berminat pada sesuatu yang santai, misalnya hobi

Cara untuk berhenti adalah mengendalikan diri dan mulai percaya pada orang lain untuk menyelesaikan tugas. Peneliti menduga, saat orang bisa mendelegasikan tugas kepada orang lain, tingkat stresnya akan menurun.

4. Perilaku kecanduan bermain video game
Game juga bisa menjadi candu, sekalipun bukan dalam bentuk kimia. Tak jarang kasus kekerasan berawal dari pengaruh video game tentang kekerasan pula.

Gejala yang terlihat dari pecandu video gamae antara lain:
- Perubahan suasana hari yang ekstrem
- Hasrat berlebihan bermain video game
- Mengutaman video game ketimbang aktivitas atau keperluan lain
- Terobsesi dengan pertemanan maya
- Kehilangan kontrol diri
- Bermain game yang terus diulang

Cara untuk mengatasinya adalah mulai melatih diri untuk membatasi lama waktu bermain game atau bisa ke praktisi ahli yang membantu untuk memberi terapi bila sudah benar-benar parah.

5. Perilaku kecanduan memindai media sosial
Semakin ngetrennya berbagai macam media sosial selama dekade terakhir, membuat orang tak jarang memilih berkomunikasi dan menjaga hubungan sosial melalui media sosial. Sebuah studi di Harvard University baru-baru ini mengungkapkan bahwa berbagi informasi pribadi secara online mengaktifkan bagian yang sama dari otak yang melepaskan kesenangan ketika seseorang makan makanan lezat atau berhubungan seks.

Perilaku kecanduan ini paling terlihat saat seseorang memiliki banyak koneksi sosial. Sedangkan gejalanya antara lain:
- Menggunakan media sosial untuk menyelesaikan tugas penting
- Menggunakan media sosial untuk membuat perasaan lebih baik tentang diri sendiri
- Lebih lama 'hidup' di dunia maya ketimbang dunia nyata
- Mengabaikan hubungan kehidupan nyata, alih-alih menghabiskan waktu dengan media sosial

Strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi perilaku kecanduan ini adalah mematikan ponsel saat menjelang tidur sesegera mungkin atau mengalihkan dengan aktivitas lain ketika mengecek ponsel hanya untuk media sosial, misalnya olahraga ringan atau membaca buku, bisa juga mengobrol dengan teman.

6. Perilaku kecanduan makan
Menurut sebuah studi dalam Archives of General Psychiatry, makanan yang sangat enak yang kaya lemak, gula, dan garam merangsang bagian otak yang efeknya sama seperti kokain dan heroin. "Kami menemukan bahwa kriteria kecanduan obat juga dapat diterapkan makanan," kata Nicole Avena, penulis Why Diets Fail.

Gejala orang yang kecanduan makan antara lain:
- Makan terus walaupun sudah kenyang
- Makan secara rahasia
- Ketidakmampuan berhenti makan, terutama pada makanan tinggi lemak, gula, atau garam

Strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah menggantikan makanan tinggi gula, garam, atau lemak tadi dengan yang lebih sehat. Dengan begitu, kamu tetap bisa sering makan namun lebih sehat.

7. Perilaku kecanduan belanja
Pembeli kompulsif terus berbelanja. Menurut sebuah studi tahun 2012 dalam Journal of Psychoactive Drugs, sektiar enam persen dari populasi umum adalah pembeli kompulsif.

Gejala-gejala kecanduan belanja antara lain:
- Membeli sesuatu dalam jumlah besar di atas anggaran pribadi
- Membeli lebih dari kebutuhan
- Menyembunyikan pembelian dari orang lain, bahkan orang terdekat
- Belanja untuk memenuhi kekosongan emosional

Cara untuk mengatasinya adalah membuat anggaran keuangan. Kalau masih belum berhasil, minta tolong orang terdekat untuk membantu mengatur keuangan. Bawa uang secukupnya saat belanja. Untuk belanja online, lebih baik kamu tidak membuka-buka toko online kalau tidak mau belanja yang tak terkontrol.

8. Perilaku kecanduan olahraga
Olahraga memang memiliki banyak manfaat, namun ternyata bisa berdampak tak baik juga, misalnya melakukan olahraga demi menghindari berurusan dengan masalah kehidupan nyata.

Gejala kecanduan olahraga antara lain:
- Olahraga untuk meningkatkan suasana hari
- Olahraga untuk membuat hubungan sosial dengan orang lain
- Mengatasi masalah dengan olahraga
- Tidak mampu meninggalkan olahraga lama-lama

Cara mengatasinya adalah membuat jadwal sewajarnya sehingga memungkinkan diri tetap bisa bersantai atau melakukan aktivitas lain.

9. Perilaku kecanduan olahraga pemacu adrenalin
Bunge jumping, skydiving, dan olahraga ekstrem lainnya bisa memacu adrenalin mengalir deras. Ternyata ada orang yang kecanduan aktivitas seperti ini. Memang, olahraga ekstrem pada beberapa orang bisa mengurangi stres, tapi di sisi lain juga meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, lho.

Gejala orang yang kecanduan olahraga ekstrem ini antara lain:
- Keinginan perlu selalu melakukan sesuatu
- Ketidakmampuan meninggalkan tugas yang tidak terlaksana
- Memiliki masalah tidur dan santai

Nah, cara untuk mengatasinya adalah selain melakukan olahraga ekstrem, juga perlu sekali waktu melakukan relaksasi seperti meditasi atau yoga.

Nah, guys, dari perilaku kecanduan di atas, kamu yang mana? Segera atasi ya kalau gejalanya sudah muncul semakin parah. Selalu jaga kesehatan jasmani dan rohani, ya!

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags