1. Home
  2. »
  3. Life
29 September 2015 19:20

Komputer diklaim lebih canggih deteksi skizofrenia daripada terapis

Algoritma memprediksi dengan tepat risiko anak muda yang berpotensi mengalami psikosis selama 2,5 tahun dengan akurasi 100%. Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Profesional kesehatan mental telah lama mengetahui bahwa pola pikir yang tidak teratur mewakili bahasa lisan seseorang. Bicara yang terputus-putus, yang mana satu ide tidak berkaitan dengan ide yang disampaikan selanjutnya, merupakan tanda umum orang dengan skizofrenia.

Menganalisis cara bicara pasien sebagai petunjuk psikopatologi bukanlah hal baru. Pada tahun 1979, buku Sherry Rochester berjudul Crazy Talk, telah mempelajarinya secara mendalam. Sekitar tahun 1990-an, semakin banyak pedoman yang ada untuk membantu dokter memprediksi psikosis dari mendengarkan dialog. Cara ini ternyata menghasilkan hasil akurat, setidaknya 80% mendekati kebenaran.

Namun kali ini, dengan perkembangan teknologi komputer, sebuah studi yang diterbitkan di Nature Schizophrenia (hasil penelitian di sini) menunjukkan bahwa komputer bisa memprediksi apakah seseorang menderita skizofrenia atau tidak. Algoritma memprediksi dengan tepat risiko anak muda yang berpotensi mengalami psikosis selama 2,5 tahun dengan akurasi 100%, sebagaimana dilansir brilio.net dari Psychology Today, Selasa (29/9).

Algoritma ini menganalisis dialog yang diucapkan subjek, mengukur koherensi dari satu kalimat ke kalimat berikutnya. Program mengukur gangguan dengan menganalisis struktur kalimat. Jika ada gangguan signifikan tunggal, kemungkinan berpotensi mengalami psikosis.

Sistem algoritma ini memiliki keuntungan dibandingkan manusia. Saat seorang dokter mendengarkan pasiennya berbicara, dia mungkin mengalami kelemahan dalam menuliskan catatan atau kehilangan fokus saat mendengarkan. Kelemahan inilah yang tidak dihadapi sistem komputer.

Studi yang pertama kali dilakukan ini masih dalam skala kecil, yaitu hanya melibatkan 34 subjek, sehingga belum bisa mengharapkan algoritma dapat diberlakukan sempurna untuk skala yang lebih besar. Namun begitu, hasilnya menjanjikan dalam beberapa cara:


1. Sistem ini menunjukkan pertanda pikiran tidak teratur yang dapat dihitung dan efektif untuk mendiagnosis psikosis dan skizofrenia.

2. Akurasi yang tinggi (walau tidak sempurna) berpotensi digunakan untuk menggerakkan intervensi sehingga orang akan mulai menerima pengobatan atau panduan sebelum mereka memasuki fase psikotik.

BACA JUGA :
Kalau kamu ogah setop merokok kamu bisa kena skizofrenia lho! Mau?


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags