1. Home
  2. »
  3. Life
25 Juni 2015 09:31

Kontroversi film dinosaurus terbaru, para peneliti pun angkat bicara

Membentuk rekayasa genetik yang telah punah hingga 60 juta tahun yang lalu tidak sesimpel yang digambarkan di film Jurassic World. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Sekuel film Jurassic Park (1993) kini kembali muncul dengan Jurassic World yang baru saja dirilis pada tanggal 10 Juni 2015. Hal ini membuat para pecinta film tersebut berbondong-bondong menyerbu bioskop untuk menyaksikan film yang dibintai oleh Chirs Pratt tersebut. Kehadiran film terbaru karya Colin Trevorrow tersebut sudah ditunggu-tunggu oleh berbagai kalangan yang penasaran perihal kehidupan dinosaurus dan makhluk buas lainnya yang telah dinyatakan punah.

Jika dari segi penggarapan film, Jurassic World memang berhasil memukau dengan karya sinematografi yang berteknologi tinggi dan cerita film yang sangat menegangkan. Namun, di tengah kesuksesan Jurassic World yang sempat menempati posisi teratas box office, berbagai kritikan datang, bahkan dari ilmuan. Seperti dilansir brilio.net dari time, Rabu (24/6), para peneliti merasa ada yang keliru dalam penyampaian film Jurassic World.


Film yang diangkat dari novel karya Michael Crichton tersebut menceritakan tentang pembentukan dinosaurus spesies baru. Dalam film dijelaskan bahwa pembentukan diperoleh dari mengumpulkan nyamuk kuno yang disimpan lama lalu mengambil darahnya yang diekstrak dengan metode kloning kontemporer.

Hal ini dinilai mustahil oleh beberapa ilmuan Eropa. Mungkin hal pencampuran DNA bisa diterima, namun membentuk rekayasa genetik yang telah punah hingga 60 juta tahun yang lalu tidak sesimpel yang digambarkan di film Jurassic World.

Rekayasa perbedaan gen sempat dilakukan oleh ilmuan genetika Harvard University, Mattehew Harris. Harris melakukan rekayasa genetik gigi ayam yang menyerupai gigi buaya. Hal itu memang dapat terjadi, namun bukan berarti menggantikan sepenuhnya fungsi organ dan mengubah bentuk DNA dari ayam.

Para ilmuan menolak adanya pencampuran dua spesies sebab akan menciptakan kekacauan biologis. Itu merupakan alasan mengapa anjing tidak bisa dikawinkan dengan kucing atau manusia dengan simpanse meski ada kemiripan DNA. "Apa pun itu, bentuk penyampaian film yang mengatasnamakan sains harus tetap mematuhi faedah sains," tandas salah seorang peneliti genetika Harvard.

BACA JUGA:

Menikmati sajian tradisional tapi mewah, spageti belut

Meski tradisional, kompor anglo tanah ini berbahan bakar uang

Kini jamu tradisional hadir sebagai resep obat di Puskesmas lho

Kuliner tradisional Jawa Barat ini jadi sajian primadona delegasi KAA

Manisnya gatot tiwul Mbah Hadi, jajanan tradisional legendaris Jogja

Jajanan jadul es gosrok, cara makanya pelan-pelan takut pecah

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags