Brilio.net - Kegiatan tawar-menawar barang sudah menjadi hal yang biasa dilakukan saat kita hendak membeli sesuatu. Terlebih jika kita ingin membeli barang dari pedagang kaki lima, harga yang murah sudah pasti ingin kita dapatkan. Tapi ternyata nggak semua barang bisa kita tawar seenak jidat lho, terlebih kalau pedagangnya kurang mampu dan sangat membutuhkan uang.
Seorang aktor Bollywood, Varun Pruthi secara inisiatif membuat video terkait kegiatan tawar menawar yang sering dihadapi oleh para pedagang miskin. Pada video yang diunggah di YouTube, Rabu (24/5), dia memerankan sendiri tokoh penjual kelapa di pinggir jalan.
Dalam video berdurasi 2 menit ini bercerita tentang seorang pembeli yang datang ingin membeli kelapa. Tapi si pembeli malah marah-marah kepada penjual kelapa karena dia berpikir harga yang dipatok oleh si penjual terlalu mahal.
Kemudian, si pembeli pergi meninggalkan penjual kelapa. Tak seberapa lama, si pembeli yang terlihat seperti seorang pria yang kaya melewati lagi si penjual kelapa. Dan ternyata dia membeli minuman soda di sebuah supermarket. Lalu, si penjual menanyakan harga minuman yang dibelinya. Tak disangka, ternyata harganya sama dengan harga kelapa tadi.
Lewat video yang makin ramai di share di timeline Facebook ini, secara tersirat, Varun seperti ingin menyindir kebiasaan orang-orang kaya yang disebutnya semakin memperburuk kemiskinan. Orang-orang kaya selalu menawar harga barang yang dijual oleh pedagang kaki lima.
Varun bahkan mempertanyakan apakah mereka yang kaya merasa tak malu ketika menawar harga dari para pedagang yang bisa jadi lebih miskin dari mereka.
Ironisnya lagi, kalau orang kaya membeli barang di supemarket atau mal nan mewah, mereka malah akan merasa malu dan gengsi untuk menawar harga barang itu.
Varun juga mengingatkan orang-orang kaya kalau sebagian besar pedagang kecil berjualan bukan untuk menjadi kaya melainkan demi bertahan hidup. Dia pun mengajak agar masyarakat kaya mau berbagi rejeki dengan mereka.
Jadi, setelah melihat video ini, masihkah kita tega menawar barang dagangan secara tak masuk akal kepada para pedagang kaki lima di sekitar kita?