Brilio.net - Sekelompok Orang Indonesia antre di pintu masuk Livespace, SCBD, Jakarta pada Minggu (16/12/2018) malam. Sudah tahu dong jika Orang Indonesia (OI) berkumpul? Pasti ingin menyaksikan idola mereka. Siapa lagi kalau bukan Iwan Fals.
Ya, malam itu Iwan menggelar e-Concert bertajuk Nyanyian Yang Tersimpan. Ini pertama kalinya Iwan Fals menggelar e-Concert. Oh iya konser ini juga bisa disaksikan live streaming di 10 negara melalui Max Stream, UseeTV dan USeeTV Go dan Uzone.id.
BACA JUGA :
Sebelum konser, Iwan Fals selalu lakukan “ritual hijau” ini
Sesuai tajuknya, dalam konser ini Iwan melantunkan sejumlah lagu yang sama sekali belum pernah dirilis disamping lagu-lagu hits yang sudah dikenal penggemar.
Seperti apa ya keseruan konser Iwan Fals? Berikut 10 fakta e-Concert Nyanyian Yang Tersimpan Iwan Fals.
BACA JUGA :
7 Penyanyi ini pernah jadi pengamen, dari Via Vallen sampai Iwan Fals
1. Konser hampir 2 jam dengan 20 lagu
Hampir 2 jam Iwan menghibur penggemarnya dengan 20 lagu. Tanpa basa-basi, konser dimulai pukul 20.15 dibuka dengan lagu Terbuka yang dirilis tahun 1994 yang dilanjutkan dengan melantunkan Ya Atau Tidak yang ditulisnya pada 1992. Penonton pun makin riuh ketika Iwan meniup harmonikanya.
Lagu Terbuka, saya buat di tahun 1994. Awal-awal Orde itulah ya Orde Baru ke yang paling baru. Gak berasa ya waktu ya, ungkap Iwan.
Setelah itu Iwan Fals langsung menggeber dengan lagu Nona dan Aku Sayang Kamu. Penonton pun larut ikut bernyanyi. Selamat malam, malam, malam selamat. Assalamu'alaikum. sapa Iwan usai menyanyikan tiga lagu.
2. Cerita proses kreatif pembuatan lagu dari hal sederhana
Di sela-sela konsernya, Iwan fals bercerita mengenai proses kreatif penciptaan lagu. Tidak jarang lagu yang diciptakan muncul dari ide sederhana seperti lagu Genangan Hujan yang muncul karena ia berkaca pada genangan air hujan.
3. Berorasi tentang orde baru
Nggak jarang ia berorasi mengenai situasi kekinian, termasuk suhu jelang pemilihan umum presiden. Di e-Concert ini, Iwan Fals banyak menyanyikan lagu bernuansa cinta. Dalam konser ini Iwan banyak bercerita mengenai lagu-lagu yang dia buat yang bernuansa keluarga dan situasi era Orde Baru. Maklum, Iwan dikenal sebagai salah satu penyanyi yang banyak nyentil pemerintah kala itu.
4. Lagu tentang Cikal
Iwan juga melantunkan lagu Annisa yang bercerita tentang kisah Cikal saat masih berada di dalam kandungan sang ibu. Berikutnya tentang anak saya nomor dua, Cikal. Tentang sikon dulu, sosial, waktu dia masih dalam perut emaknya, ungkap Iwan.
Uniknya, ada bait yang diadaptasi dari lagu Galang Rambu Anarki dalam lagu Annisa. Cepatlah besar matahariku. Menangis yang keras, janganlah ragu. Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku. Doa kami di nadimu.
Sekarang Cikal yang bikin acara ini, ngajak bapaknya keliling ke mana-mana, ucap Iwan di atas panggung.
5. Cerita Cilandak dan Tanjung Priok
Iwan juga bercerita bagaimana di tahun 1984 banyak kekacauan di Jakarta. Diantaranya mengenai gudang peluru di Cilandak yang meledak, lalu peristiwa Tanjung Priok.
Tahun 84, agak kacau itu. Cilandak, gedung senjata meledak, terus ada Tanjung Priok, tentang tentara masuk Masjid waktu itu sepatunya, kenangnya.
6. Bernostalgia tentang kisah cinta bertemu sang isteri
Iwan bercerita mengenai lagu 22 Januari saat dirinya melamar Rossana atau yang akrab disapa Yos. Iwan berkisah bagaimana ia harus berjuang keras meyakinkan Yos untuk menjadi isterinya. Ia pun janjian untuk ketemuan pada tanggal 22 Januari yang kemudian menjadi judul lagu yang dibuat pada 1981.
Ini bukan gombal, ini asli, dan kita janjian. Tanggal ini (22 Januari) untuk membentuk sebuah keluarga yang oke, yang Sakinah Mawaddah Wa Rahma dan sudah hampir 40 tahun. Tepatnya 38 tahun. Nggak kerasa, kenang Iwan yang disambut riuh penonton.
7. Celoteh kekinian
Iwan juga menyoroti peristiwa kekinian seperti kasus pengeroyokan anggota TNI di Ciracas yang berujung pada pembakaran kantor polisi. Ada oknum tentara di keroyok tukang parkir, kantor polisi dibakar. Gimana nasib kita-kita ya, orang sama itu gak takut,. Serdadunya kurang makan, latihan terus nggak perang-perang ya repot, celoteh Iwan.
Kemudian Iwan pun menyanyikan lagu Serdadu dengan nada yang menghentak. Penonton pun dibuat berjingkrak dengan musik yang enerjik.
8. Bawakan lagu-lagu hits
Meski konsernya bertajuk Nyanyian Yang Tersimpan, Iwan tetap menyanyikan sejumlah lagu hits seperti Ikrar, Bunga Kayu di Beranda, Berkaca Pada Genangan Hujan, Berapa, Pesawat Tempur, Mimpi Yang Terbeli, PHK, Balada Orang-orang Pedalaman, Nyatakan Saja, termasuk lagu yang mengisahkan tentang bencana tsunami Aceh, Harapan Tak Boleh Mati.
Oh iya, Iwan juga sempat dilempar uang koin ketika menyanyikan Pesawat Tempur saat lirik penguasa, penguasa, berilah hambamu uang dinyanyikan. Ada-ada saja kelakuan penonton.
9. Ngajak orang bongkar paradigma
Saat konser nggak sedikit penonton yang meneriakan lagu Bento dan Bongkar. Namun Iwan menegaskan banyak lagu yang perlu dinyanyikan ulang. Kalau soal menyanyikan lagu Bongkar atau Bento itu adalah hal gampang.
Tapi yang lebih penting gimana caranya harus bongkar itu, gimana caranya supaya nggak jadi Bento itu. Yang penting silaturahmi itu, pungkas Iwan.
10. Lagu penutup yang apik
Konser ditutup sekitar pukul 23.00 dengan apik lewat dua lagu Adalah dan Untukmu Indonesia. Saat menyanyikan lagu Untukmu Indonesia pada layar lebar di belakaang panggung terbentang bendera Merah Putih dalam format digital. Racikan desain backdrop itu semakin bikin merinding penonton. Aksi panggung Iwan malam itu patut diacungi jempol.
Usai konser, Iwan dan home band masih bertahan di atas panggung sambil menari Tor-tor dari Sumatera Utara. Yang jelas konser Nyanyian Yang Tersimpan membuat penonton berdecak kagum dan terhibur.