Brilio.net - Sejak dulu banyak orang Indonesia yang sudah menyukai musik dari luar negeri seperti dari Amerika atau Eropa, karena memang terasa asyik di telinga. Lagu-lagu para musisi internasional itu, baik dalam band atau solo, juga kerap menjadi ilham bagi para pencipta lagu Tanah Air sejak zaman dulu.
Tapi tahukah kamu, bahwa sebenarnya industri musik Tanah Air sudah hadir sejak sebelum tahun 1950? Musik telah menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia. Musik adalah bahasa universal yang bisa diterima oleh masyarakat di seluruh dunia.
Nah, berikut ini adalah beberapa fakta tentang industri musik era awal seperti dikutip brilio.net, Rabu (16/11), dari buku 100 Tahun Musik Indonesia karya Denny Syakrie.
1. Dalam kurun waktu 1903-1917, berbagai label rekaman mulai masuk Indonesia (Hindia Belanda) seperti Gramophone Company, Odeon, Beka, Columbia Grapophone Company, Parlophone, Anker, Lyrophon, dan Bintang Sapoe.
BACA JUGA :
Lokananta akhirnya rilis perpustakaan musik dan buku, bangga dong!
foto: reviewmusik.com
2. Philip Yampolsky dalam disertasinya menulis label rekaman paling produktif dengan urutan Odeon (2.614 single), Bintang Sapoe (1.140 single), Gramophone Company (632 single), Anker (478 single), Beka (126 single).
BACA JUGA :
5 Musisi Indonesia ini pernah dicekal karena berani 'lawan' pemerintah
foto: dennysakrie63.wordpress.com
3. Ada beberapa saudagar tanah air yang telah mendirikan usaha rekaman. Antara lain adalah Tio Tek Hong di Pasar Baru Batavia, Lie A Kon di Pasar Senen Batavia, Lie Liang Swie di Surabaya, dan Tan Tik Hing di Semarang.
foto: dennysakrie63.wordpress.com
4. Amerika Serikat menjadi kiblat musik pada masa itu. Terbukti dari penyematan embel-embel 'Miss' di depan para penyanyi tanah air.
foto: yrdeyeview.wordpress.com
5. Beberapa grup musik yang pernah melakukan rekaman di tempat Tio Tek Hong antara lain Orkest Kerontjong Park, Orkest Moedriskoe, Kerontjong Sanggoeriang, Kerontjong Aer Laoet, serta Kerontjong Desa Park untuk musik keroncong. Untuk musik kasidah ada Kasida Sika Mas, Orkest Gamboes Metsir, Kasida Rakbie Mas, Gamboes Boea Kana, serta Gamboes Turkey.
foto: dennysakrie63.wordpress.com
6. Beberapa lagu yang tenar pada masa itu antara lain Tjente Manis, Boeroeng Nori, Djali Djali, Tjerai Kasih, Paioeng Patah, Dajoeng Sampan, Kopi Soesoe, Sang Bango, Inang Sargie, dan Gelang Pakoe Gelang.
foto: arangtempodoeloe.com
7. Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman pertama kali direkam oleh Tio Tek Hong pada 1929. Lagu ini dinyatakan sebagai Lagu Kebangsaan pada Kongres PNI 20 Mei 1929.
foto: gudpost.com
8. Miss Riboet adalah penyanyi tersukses pada awal 1900an. Dia merekam 188 lagu di bawah label rekaman asal jerman Beka yang masuk tanah air pada 1905.
foto: dennysakrie63.wordpress.com
9. Pada 1920an sedang tenar musik aliran jazz yang berasal dari Amerika Serikat. Di Surabaya muncul grup jazz White Dove yang digawangi Jose Marpaung. Di Makassar hadir Black and White Jazz Band bentukan Van Eldik, WR Supratman yang merupakan adik iparnya lalu bergabung di sini.
foto: cikalnews.com
10. Ada empat kelompok lagu di masa Revolusi 1945. Pertama, lagu tanah air (mars) seperti Halo Halo Bandung. Kedua, lagu Tanah Air bersuasana tenang, seperti Padamu Negeri. Ketiga, lagu percintaan seperti Gugur Bunga. Keempat, lagu sindiran seperti Ibu, Aku Tak Sudi Tukang Catut.
foto: aleerayza.blogspot.co.id