Brilio.net - Musisi atau grup bandselalu bermimpi bisa melakukan tur dunia untuk memainkan musik mereka. Apalagi konser musik saat ini sudah menjadi bagian dari sebuah industri.
Selain itu, para musisi juga ingin agar penampilan mereka bisa disaksikan para penggemarnya dari seluruh dunia. Nggak heran jika banyak musisi yang sengaja merancang acara konser bertajuk tur dunia (world tour).
BACA JUGA :
Wow, peraih tujuh kali Grammy Award ini bakal konser di Jakarta
Tapi, nggak semua musisi bisa mewujudkan hal tersebut. Sebab, sejumlah negara justru melarang penampilan mereka dengan berbagai alasan, mulai dari tindakan pidana, politis, sampai yang nggak masuk diakal.
Berikut 10 musisi atau band yang dilarang melakukan konser di negara-negara tertentu seperti dihimpun Brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (19/1/2018).
1. Led ZeppelinSingapura, karena rambut gondrong
BACA JUGA :
8 Tahun vakum, Westlife comeback bawakan lagu ciptaan Ed Sheeran
Pada era 1970-an, pemerintah Singapura meluncurkan kampanye Operasi Snip Snip. Operasi ini pada dasarnya memaksa setiap pria yang berambut gondrong untuk memotongnya sebelum diizinkan masuk ke negara tersebut. Malah pemerintah Singapura menyediakan tempat pangkas rambut di salah satu pos pemeriksaan di perbatasan antara Malaysia dan Singapura.
Alasan pemerintah Singapura melarang pria berambut panjang karena dianggap identik dengan gerakan hippie di Barat yang berkembang pada era 1960-an dan 1970-an. Saat itu pemerintah Singapura menganggap gerakan tersebut mengampanyekan gaya hidup malas yang berkaitan erat dengan penyalahgunaan narkoba.
Pada 1972, kelompok musik rock asal Inggris, Led Zeppelin yang digawangi Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones, dan John Bonham direncanakan bakal manggung di Singapura. Keempat anggota grup musik ini dikenal sebagai musisi berambut panjang. Nah gara-gara Operasi Snip Snip itu, akhirnya Led Zeppelin membatalkan jadwal tur di Singapura karena mereka enggan memotong rambut.
2. Frank SinatraMeksiko, gara-gara main film
Nama musisi Frank Sinatra sudah nggak asing di belantika musim dunia di era 1960-an. Musisi Amerika Serikat itu terkenal lewat lagu-lagu hits di zamannya. Ia kerap melakukan serangkaian konser musik di Meksiko. Namun pada 1966 pemerintah Meksiko justru melarang Sinatra konser di negara itu. Lho kenapa?
Pelarangan ini muncul gara-gara Sinatra membintangi film Marriage on the Rocks (1965) di mana dirinya beradu peran dengan Deborah Kerr. Film ini menceritakan tentang kisah pasangan yang menikah dan bercerai di Meksiko. Pemerintah Meksiko menganggap film ini menggambarkan negara itu sebagai tempat yang cocok bagi pasangan untuk mendapatkan perkawinan dan perceraian secara gampang. Film ini juga dinilai menyindir kehidupan pejabat Meksiko saat itu. Film ini dianggap merusak martabat nasional Meksiko.
Karena itu film ini dilarang diputar Meksiko. Nggak cuma itu, lagu-lagu Sinatra juga ditarik dari peredaran di negara itu. Malah pemerintah Meksiko saat itu mengeluarkan kebijakan melarang Sinatra memasuki negara itu.
3. Dusty SpringfieldAfrika Selatan, menolakapartheid
Tur Dusty Springfield pada 1964 di Afrika Selatan berakhir dengan cepat. Ia dilarang konser di sisa turnya. Pemerintah Afrika Selatan era apartheid saat itu mempersoalkan pelanggaran hukum terkait penolakan Springfield terhadap kebijakan perbedaan warna kulit (apartheid) yang diterapkan pemerintah. Ia pun dideportasi dari negara itu.
Springfield adalah artis Inggris pertama yang memasukkan klausul no apartheid dalam kontraknya untuk tur musik di Afrika Selatan. Setelah melakukan dua pertunjukan di Johannesburg, ia ditahan aparat keamanan karena dianggap tindakannya dalam konser sebagai sebuah pemberontakan.
Padahal saat itu Springfield akan menggelar konser terakhirnya di Cape Town. Tapi pihak keamanan setempat melarangnya dan ia dikawal polisi kembali ke hotel dan dideportasi setelah tiga hari. Springfield dilarang konser di negara itu karena dianggap secara terang-terangan melanggar hukum apartheid.
4. Tyler, The CreatorInggris, dianggap punya kepribadian ganda
Pada 2015 Tyler yang dijuluki The Creator siap tampil di sirkuit festival Inggris. Tetapi ketika mencoba masuk ke negara itu, ia ditolak. Pemerintah Inggris menganggap rapper asal Amerika Serikat itu memiliki alter ego, sejenis kepribadian ganda.
Pemerintah Inggris melarang kehadiran Tyler karena dianggap bisa membawa dampak buruk bagi masyarakat. Malah saat itu pemerintah Inggris menyodorkan daftar dokumen yang memberikan alasan pelarangan tersebut dengan mengutip lagu-lagu yang telah ia rilis pada 2009 dari album Bastard and Goblin. Lagu-lagu itu dianggap glamorisasi pemerkosaan dan kekerasan.
Anehnya, pedoman yang digunakan untuk melarang Tyler masuk ke Inggris sama dengan yang digunakan untuk mencegah tersangka teroris. Tyler dilarang tiga hingga lima tahun konser di Inggris. Saat itu ia pun dikirim kembali ke Amerika Serikat.
5. Alice CooperAustralia, aksi panggung yang mengerikan
Pada 1975, legenda grup rock Alice Cooper dianggap sebagai momok yang menakutkan di Australia. Pemerintah Negeri Kanguru itu sampai-sampai mengeluarkan larangan konser bagi Alice Cooper yang saat itu ingin bermain di Australia dalam konser tur Nightmare. Pemerintah Australia langsung menolak masuknya grup musik ini ke negara itu, sehingga konser dibatalkan.
Alasan pelarangan konser karena Alice Cooper dianggap sebagai grup band yang sering mempertunjukan aksi panggung yang mengerikan seperti menampilkan hal-hal seperti guillotine (alat pemenggal kepala), tiang gantungan, dan banyak darah. Sontak para penggemar Alice Cooper menganggap pelarangan itu berlebihan.
Alice Cooper dinilai sebagai orang yang bisa memengaruhi kaum muda dan orang yang berpikiran lemah dengan pameran properti panggung yang mengerikan itu. Namun Alice Cooper bisa tur ke Australia pada tahun-tahun berikutnya.
6. Chris BrownInggris, akibat melakukan tindakan kekerasan pada Rihanna
Penyanyi pop R&B Chris Brown mendapat larangan konser di Inggris karena ia pernah melakukan serangan pada mantan pacar dan penyanyi pop Rihanna pada 2009 silam. Atas tindakan itu ia ditangkap dan dijatuhi hukuman pelayanan masyarakat.
Setahun kemudian ia merencanakan melakukan tur di seluruh Inggris. Tapi pemerintah Inggris menolak karena ia dianggap bersalah atas tindak pidana serius. Penangkapan karena penyerangan terhadap Rihanna langsung menyebabkan pelarangan di Inggris. Konsernya pun batal. Chris telah melakukan tur pada tahun 2018, tetapi ia tak pernah bisa melakukan konser di luar Amerika.
7. Pete DohertyAmerika Serikat, reputasi sebagai pengguna narkoba
Pete Doherty sejak lama diberitakan media Inggris sebagai musisi yang terkait penyalahgunaan narkoba. Rupanya, hal ini membuat karier musiknya terhambat. Ia dilarang masuk Amerika Serikat pada 2010.
Padahal saat itu Doherty dijadwalkan bakal bermain satu panggung dengan putra John Lennon, Sean Lennon, untuk peluncuran majalah Corduroy. Namun ia tidak berhasil melewati bandara JFK di New York karena dicegah petugas imigrasi setempat.
Mantan front man grup Libertines ini tidak pernah benar-benar lepas dari reputasinya sebagai pengguna narkoba sepanjang kariernya yang cukup sukses. Jadi, dengan beberapa tuduhan narkoba yang terlarang sepanjang masa lalunya, para petugas imigrasi AS mengirimnya kembali ke London.
8. Lamb Of GodMalaysia, dianggap melecehkan kitab suci
Band heavy metal Lamb of God mendapat larangan keras bermain di Malaysia pada 2013 silam. Grup band yang awalnya dikenal dengan nama Burn the Priest ini dianggap memiliki sederet lagu yang bernuansa menghujat. Bahkan tak jarang lagu-lagu grup musik ini menggunakan kutipan Al-Quran dalam musik mereka.
Pemerintah Malaysia khawatir metal Lamb of God akan menebarkan dampak buruk pada warganya, khususnya pada anak-anak muda. Grup musik ini keberatan dengan larangan itu. Mereka menilai pemerintah Malaysia salah tafsir tentang makna yang dimaksud di balik lagu-lagu mereka. Tapi tetap saja pemerintah Malaysia menolak mereka manggung, meski saat itu tiket pertunjukan telah dijual.
9. BjorkChina, gara-gara teriak "Tibet! Tibet!"
Penyanyi asal Islandia Bjork dilarang tampil di China setelah penampilannya pada 2008 di Shanghai. Saat itu Bjork menyinggung soal pendudukan kontroversial Tiongkok atas Tibet pada era 1950-an. Bjork tak pernah letih meneriakan Tibet! Tibet! selama melantunkan lagunya Declare Independence. Sontak aksi Bjork itu dianggap mengancam persatuan nasional Tiongkok.
Sekarang, siapa pun yang ingin tampil di Tiongkok harus mendapat pemeriksaan secara ketat. Pemerintah Tiongkok tak ingin peristiwa Bjork terulang. Pemerintah Tiongkok melarang pernyataan politik dalam setiap konser musik. Sejak itulah Bjork dilarang tampil di Tiongkok.
10. The KinksAmerika Serikat, akibat terlambat dalam acara televisi
Grup musik The Kinks asal Inggris memulai tur pertama mereka di Amerika Serikat pada 1965. Namun para anggota band yang konon kerap mengonsumsi alkohol dalam setiap konsernya itu segera mengakhiri hak istimewa tur AS mereka setelah datang terlambat ke acara variety show Dick Clark, Action Is.
Sebelumnya para anggota band berselisih paham dengan sejumlah anggota tim produksi acara televisi itu. Dalam pertengkaran itu, sempat terucap kalimat Seberapa kuat Amerika! yang dilontarkan anggota The Kinks. Pada akhir tur, Federasi Musisi Amerika akhirnya menolak izin Kinks untuk tampil di AS selama empat tahun untuk menunjukkan kekuatan negara adidaya itu.