Brilio.net - Konser Aku Cinta, Iwan Fals yang digelar di Allianz Ecopark Ancol, Jakarta Utara, akhir pekan lalu masih menyisakan keseruan. Perhelatan yang digagas MME Entertainment selaku promotor dan PT Tiga Rambu, manajemen Iwan Fals ini memang cukup spesial.
Konser digelar saat perhatian banyak orang di Indonesia terpaku menyaksikan debat calon presiden ke-4 di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat. Sementara penyanyi legendaris ini justru ingin menebar cinta, khususnya pada generasi muda.
BACA JUGA :
Konser Iwan Fals mengajak orang Indonesia menghidupkan cinta
Iwan mengajak seluruh masyarakat Indonesia tidak terpecah hanya karena persoalan perbedaan pilihan politik. Indonesia dikenal sebagai bangsa dengan berbagai keberagaman. Karena itu nafas konser yang berlangsung hampir 3 jam ini pun sarat balutan kebhinekaan.
1. SID membuka konser lewat Luka Indonesia
BACA JUGA :
10 Fakta konser Iwan Fals, serunya sampai tuntas bikin penonton kagum
Konser dibuka dengan penampilan Superman Is Dead (SID) lewat lagu Luka Indonesia. Lagu ini menggambarkan satu kondisi di mana ada situasi para anak bangsa saling mangsa. Padahal ngakunya satu nusa, satu bangsa.
Tak pelak, penampilan grup musik asal Bali ini menjadi pemicu semangat para penonton yang sejak sore memadati arena. Lewat lagu ini SID mengajak bangsa ini untuk berhenti saling mencaci, terlebih di situasi musim politik yang makin memanas. Apa kabar? Tadi lagu Luka Indonesia, semoga Indonesia tidak terluka untuk beberapa hari ke depan, kata Eka Rock, bassist SID.
Semangat para penonton makin bergelora ketika SID kembali melantunkan lagu-lagu mereka seperti Marah Bumi, Bukan Pahlawan, Jadilah Legenda, dan Kuat Kita Bersinar.
2. Bukan lagu cinta picisan
Setelah itu, giliran Iwan Fals masuk ke panggung. Tampil solo dengan gitarnya. Lagu Ya atau Tidak menjadi pembuka. Sontak para Orang Indonesia (sebutan untuk penggemar Iwan Fals) yang sudah menunggu sejak sore langsung bergemuruh. Mereka pun ikut bernyanyi.
Lagu bernuansa cinta dengan lirik yang tidak picisan ini benar-benar membuat larut penonton. Lagu-lagu bernuansa cinta Iwan Fals yang nggak bikin baper seperti Aku Suka Kamu dan Nona makin melarutkan kemeriahan konser.
Malam ini nona, nyonya berharga banget ya. Tanpa nona nyonya rasanya tidak ada tema ini, ujar Iwan dari atas panggung.
3. Nyanyian Jiwa yang membakar semangat penonton
Usai melantunkan sederet lagu cinta, Iwan makin membakar semangat penonton lewat lagu Nyanyian Jiwa. Lagu yang berkisah tentang jalan hidup seseorang yang pernah merasakan kegetiran ini memang menjadi inspirasi bagi para penggemarnya. Maklum, lagu dalam album Nona yang dirilis pada 2012 silam ini sarat semangat untuk tetap bertahan kendati badai cobaan terus menerjang.
4. Tampil bareng tiga cewek cantik ngomongin cinta
Nuansa panggung Aku Cinta sontak berubah ketika Iwan tampil ditemani tiga cewek cantik yang tergabung dalam Dara Muda, Rara Sekar Larasati, Danilla Riyadi, dan Sandrayati Fay. Sebelum membawakan lagu, Iwan sempat menanyakan arti cinta kepada tiga cewek ini. Menurut kalian arti cinta itu apa,? tanya Iwan.
Danilla langsung menjawab bahwa cinta itu adalah kasih sayang antar sesama. Sebagian dari kita memiliki naluri binatang. Kita harus saling menyayangi, jawab Danilla.
Sementara menurut Rara, cinta adalah sesuatu yang tak pilih-pilih karena itu tercipta sikap saling menghargai dan mengakui adanya keberagaman. Cinta sejati yang enggak milih-milih yang ilahiah. Intinya caranya bisa saling menghargai dan mengakui keberagaman, ungkap Rara yang notabene kakak kandung Isyana Sarasvati.
Sedangkan bagi Sandrayati, penulis lagu berdarah Filipina-Amerika yang lahir dan besar di Pulau Jawa dan Bali ini, kecintaan pada ibu menginspirasinya untuk menunjukan kecintaannya pada bumi. Aku cinta ibuku makanya aku cinta bumi kita, timpal Sandrayati.
Iwan pun menyebut ketiga cewek ini sebagai orang sakti masa kini. Terima kasih malam hari bisa hadir di sini, ujar Iwan.
5. Living legend yang bisa berbaur lintas generasi
Usai itu mereka pun sambil berduduk, melantunkan Salam Kenal dalam formasi akustik. Kemudian, mereka menyanyikan lagu Iwan berjudul Di Mata Air Tidak Ada Air Mata serta Seperti Matahari.
Kolaborasi ini sekaligus menunjukkan Iwan sebagai living legend bisa berbaur secara lintas generasi dan lintas genre. Ya, Iwan sebagai musisi senior memang dikenal sebagai sosok yang bisa bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang ras, suku, golongan, apalagi agama. Tak heran jika Iwan dijadikan panutan bagi banyak anak muda, khususnya Orang Indonesia.
6. Sosok kharismatik yang punya idealisme
Sosok Iwan Fals memang sangat kharismatik. Anugerah itu ia dapatkan bukan karena pencitraan. Tapi lewat proses panjang dari sebuah perjuangan, peluh, dan idealisme tentunya.
Baginya, bermusik adalah cara berkomunikasi untuk menyampaikan cinta lewat harmonisasi lagu. Lewat lagu ia juga kerap menyuarakan kritik, termasuk persoalan sosial yang dialami masyarakat.
7. Tampil enerjik bareng Jeje
Tak hanya dengan Dara Muda, Iwan juga tampil bersama anak muda yang kerap membawakan lagu folk, Jason Ranti. Tampil dengan gitar dan harmonika, Jeje, begitu Jason Ranti biasa disapa, tampil apik saat berduet dengan Iwan.
Bahkan, penampilan keduanya ibarat duel adu jago memainkan gitar. Dua musisi beda generasi ini pun makin menyemarakan konser lewat lagu Kupaksa untuk Melangkah. Jeje selama ini dikenal sebagai musisi eksentrik lewat lagu-lagunya yang bernuansa kritik pada penguasa dan berbagai permasalah sosial.
Keduanya kemudian menyanyikan Sebelum Kau Bosan dan lagu tentang penyair Sapardi Djoko Damono, Lagunya Begini, Nadanya Begitu milik Jeje. Penampilan Iwan dan Jeje makin garang saat melantunkan lagu Hio. Iwan yang tak ingin kalah dengan Jeje, tampil sangat enerjik mengikuti gaya permainan gitar Jeje yang bersemangat. Penonton pun dibuat makin terhipnotis. Mereka pun langsung mengikuti lirik lagu yang dibawakan.
8. Lagu cinta Kembang Pete bareng Endah N Rhesa
Penonton kembali riuh ketika Iwan tampil bersama Endah N Rhesa. Iwan pun menyanyikan lagu milik pasangan suami isteri ini, Seluas Harapan. Setelah itu, Endah yang memainkan gitar akustik melanjutkan dengan lagu Kembang Pete.
Sontak penonton riuh karena lagu dalam album KPJ yang dirilis 1985 silam ini menggambarkan perjalanan cinta kaum akar rumput yang kere. Hanya bisa memberikan kembang pete sebagai tanda cinta. Bukan bunga mawar seperti orang kebanyakan.
Kemudian lagu Serenade yang dianggap sebagai lagu wajib mahasiswa saat menggelar parlemen jalanan di era reformasi terdengar. Penonton kemballi riuh. Lagu ini merupakan lagu penyemangat bagi orang-orang terpinggirkan.
9. Tetap bawakan lagu-lagu sarkastik
Meski mengusung tema cinta, namun Iwan juga melantunkan beberapa lagu bernada sarkastik seperti Dunia Politik Asik Gak Asik, Badut, Balada Orang-Orang Pedalaman, dan Bongkar.
Nah di tengah pertunjukan, penonton melemparkan bubuk warna-warni yang dibungkus plastik sebagai ungkapan kegembiraan. Konser kali ini terinspirasi Holi atau Festival of Colors atau Festival Of Love yang biasa digelar di akhir musim dingin di kawasan India, Nepal dan beberapa negara lain di dunia. Tak pelak, hampir semua penonton kotor aneka warna, sebagai simbol cinta yang beragam. Ayo lempar sini, ha-ha-ha, ucap Iwan dari atas panggung.
10. Sound system sempat mati, ada hantu Ancol
Mendekati akhir konser, seluruh pengisi acara tampil bareng Iwan di atas panggung yang cukup megah dengan setting pencahayaan yang oke banget. Sayangya, ada insiden kecil saat konser mendekati akhir. Sound system sempat mati saat para musisi menyanyikan lagu Kuda Lumping.
Namun mereka tetap profesional dan terus beraksi. Hingga sebelum lagu tersebut usai, sound system kembali menyala. Mungkin ada hantu Ancol, kata Iwan.
Lagu Kesaksian yang dinyanyikan bersama membuat penonton semakin bergetar. Aksi panggung mereka membuat para penonton tak tahan untuk ikut bergoyang.
11. Jerinx berpuisi
Di pengujung konser, Jerinx SID yang semula mengenakan kaos singlet, langsung mengambil jas merah dan maju ke depan panggung membacakan sebuah puisi.
Kendati ada segelintir penonton meneriaki Jerinx dengan nada kebencian namun drummer SID itu tak menghiraukannya. Ia tetap membaca puisi yang menyuarakan perlawanan di sarang musuhnya Bali (boss reklamasi Teluk Benoa) dan musuhnya musisi (para perancang RUU Permusikan).
Jerinx pun mengacungkan kepalan tangan kiri. Aksi ini mengingatkan banyak orang dengan album The Battle of Los Angelesmilik Rage Againts The Machine. Secara ksatria, protes memang harus disuarakan di rumah para bedebahnya, kata Jerinx.
Di konser Aku Cinta ini, memang ada juga nuansa perlawanan. Tapi Iwan menekankan cinta pada semua generasi yang memiliki warna beragam. Kebhinekaan Indonesia memang harus terus dijaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.