Brilio.net - Soundstream episode perdana baru saja usai. Acara musik virtual akhir pekan besutan Sachi yang menampilkan empat musisi ini dikemas secara apik. Kendati digelar secara virtual, namun nuansa yang muncul, penonton seakan diajak dalam suasana menyaksikan konser secara langsung.
Tak pelak acara yang dimulai pukul 21.00 WIB selama 47 menit ini menjadi bukti bahwa pandemi Covid-19 tak menghentikan keinginan penikmat musik untuk menyaksikan tontonan berkualitas. Acara ini sekaligus membuktikan bahwa geliat musik Tanah Air tak lindap karena Covid-19.
BACA JUGA :
Angga Candra rilis 'Bintang Terindah', persembahan untuk anak tercinta
Menariknya, dari empat musisi, Iga Massardi, Hondo, Sal Priadi, dan Vira Talisa, masing-masing menyajikan warna musik yang berbeda. Penampilan mereka pun seakan mewakili tiap genre musik.
Terima kasih untuk seluruh musisi dan penikmat musik Indonesia yang telah menjadi bagian dari tayangan perdana Soundstream. Semoga bisa membuat akhir pekan semua yang menonton menjadi lebih berkesan, ucap Ardy Siji, perwakilan SACHI selaku promotor Soundstream.
BACA JUGA :
Rilis lagu baru, Italiani ajak pendengar lawan toxic relationship
Sementara Kukuh Rizal Arfianto selaku creative director Soundstream menyatakan cukup puas dengan kualitas episode perdana besutannya ini. Sejak proses pengambilan gambar, kami memberi perhatian lebih pada kualitas suara agar sajian dari para musisi yang maksimal dapat dinikmati secara maksimal juga oleh yang menyaksikan dari rumah masing-masing. Melihat tayangan tadi, sepertinya usaha kami cukup terbayarkan, jelas Kukuh.
Seperti apa sih keseruan Soundstream episode perdana yang sukses menghilangkan dahaga para penikmat musik terhadap tontonan apik di akhir pekan? Berikut empat faktanya yang berhasil dirangkum Brilio.net yang turut menyaksikan acara ini.
1. Hondo tampil eksplosif
Soudstream episode pertama dibuka Hondo, duo Mohammed Kamga dan Chevrina Anayang. Mereka membuka penampilan lewat lagu Thirty. Warna suara khas milik Kamga berpadu apik dengan tarikan vokal Chev yang menggelegar saat meneriakan penggalan lirik stop wasting my youth di lagu pertama ini. Tak dapat dipungkiri, lagu yang juga merupakan single pertama mereka ini terlihat memiliki makna yang mendalam bagi Hondo.
Duo ini melanjutkan penampilan mereka lewat lagu Soldier yang bercerita tentang kondisi saat sesorang memutuskan untuk bergerak maju bagai tentara walaupun belum tentu tahu apa hasilnya nanti.
Mungkin banyak orang yang merasakan hal serupa khususnya pada masa pandemi seperti sekarang dan lagu ini ingin memberi semangat untuk terus maju, jelas Kamga yang bersama Chev tengah menyelesaikan album perdana mereka.
Dari dua lagu yang dibawakan Hondo pada episode perdana Soundstream ini kesan yang ditimbulkan cukup membekas dan pesan yang disampaikan cukup jelas. Hondo adalah ungkapan musik dua anggotanya yang sangat personal dan mereka patut diperhitungkan.
2. Romantisme ala Sal Priadi
Susasana mendadak sunyi saat seorang penari perempuan berbaju hitam muncul sebelum akhirnya disambut petikan gitar Sal Priadi yang mendayu memecah keheningan. Lagu Melebur Semesta membuka penampilan musisi asal Malang yang mampu mewakili ledakan geliat musik luar biasa. Pencahayaan redup turut membangun suasana romantis dari penampilan Sal Priadi di Soundstream episode pertama ini.
Apa kau sudah siap?, lantun Sal seakan bertanya pada setiap pasang mata yang menyaksikan Soundstream sekaligus menandakan bahwa lagu Irama Laot Teduh akan ia mainkan. Sejak rilis pada awal Juli lalu, lagu dengan ornamen Melayu ini gencar ia promosikan sebagai lagu pertama yang nantinya akan hadir dalam mini album miliknya bertajuk Kumpulan Lagu Cinta.
Tampil bersama dengan seorang penari dalam sebuah pertunjukan belum pernah saya lakukan sebelumnya, dan hasilnya bisa dilihat saat Soundstream tadi bagaimana tarian itu membangun sebuah kesan yang berbeda, kata Sal mengomentari penampilannya.
3. Kolaborasi Vira Talisa
Penampilan Sal Priadi di Soundstream ditutup lewat sebuah kolaborasi bersama Vira Talisa. Pilihan jatuh pada tembang berjudul Amin Paling Serius untuk dinyanyikan kedua musisi yang mengaku baru pertama kali ini berduet secara serius.
Saya dengan Sal memang berteman dan jarang serius. Tapi saat kolaborasi rasanya cukup mengagetkan karena ternyata saya cocok untuk membawakan lagu milik Sal ini dan spontan rasa yang muncul justru jadi mengharukan buat saya, kata Vira mengenang momen kolaborasinya dengan Sal Priadi.
Tak hanya berkolaborasi, sebagai satu-satunya solois perempuan dalam Soundstream episode pertama ini, Vira membawakan tiga lagu miliknya. Retro pop yang ia gadang sebagai genre musiknya memang kental terasa. Bunyi-bunyi yang terdengar vintage mampu memberi warna berbeda selepas Hondo dan Sal Priadi turun panggung dalam gelaran Soundstream kali ini.
4. Kesederhanaan Iga Massardi
Jatah tampil terakhir kali ini didapat Iga Massardi. Biasanya ia tampil bersama grup musik Barasuara. Tapi kali ini Iga tampil bersama dua gitaris lain. Biasanya Iga tampil sangat garang di atas panggung saat bersama Barasuara melalui lagu-lagu dengan lirik yang njlimet, kali ini ia tampil sangat beda.
Iga membawakan lagu yang mungkin belum akrab ditelinga para penunggang badai, sebutan untuk penggemar Barasuara. Ia membawakan dua lagu berjudul Krisis Hiburan, yang baru saja rilis ditengah masa pandemi ini tentang keseharian bapak-bapak masa kini, serta lagu berjudul Sesuai Titik yang bercerita tentang ojek online.
Setelah sekian tahun berkarya dengan lirik yang sulit dimengerti, sekali-kali saya ingin bikin lagu dengan lirik yang bisa langsung dimengerti saat didengar, kata Iga.
Lirik dari dua lagu Iga sangat akrab dengan keseharian banyak orang. Misalnya pada lagu Krisis Hiburan, bagaimana Iga mengungkapkan kisah menjadi bapak yang harus memikirkan berbagai kebutuhan keluarga mulai mingguan hingga bulanan. Nasib menjadi seorang bapak juga harus menghadapi urusan cicilan.
Sementara pada lagu Sesuai Titik, Iga menyajikan percapakan sehari-hari dengan dengan pengemudi ojek online, mulai dari rating bintang lima, sesuai di aplikasi atau dijemput sesuai titik.
Dua lagu ini mungkin dipandang para penggemarnya seperti tak menggambarkan karakter musikalitas Iga. Namun dua lagu sederhana yang ia bawakan justru sarat pesan yang sangat relevan dengan kehidupan masa kini. Yang jelas, Iga bersama dua rekannya yang tampil akustikan pada episode perdana Soundstream ini benar-benar keren dan menghibur. Penampilan Iga pun menjadi sebuah suguhan yang segar dan mengundang tawa untuk mengakhiri tayangan Soundstream episode pertama.
Soundstream episode berikutnya dijadwalkan tayang pada 15 dan 29 Agustus 2020. Dijadwalkan konsepnya bukan various artists seperti episode perdana. Jumlah penampil dan musisinya juga pasti akan berbeda. Bakal selalu ada yang baru dari Soundstream. Jadi jangan sampai terlewatkan ya Sobat Brilio.