Brilio.net - Apa jadinya jika lagu-lagu lawas yang pernah popular di zamannya, diaransemen dan dinyanyikan ulang dalam format yang berbeda? Dibuat lebih kekinian dan dibawakan sederet musisi muda saat ini.
Project inilah yang ditampilkan MLDSPOT dan Yayasan Irama Nusantara dengan meluncurkan album mini bertajuk Lagu Baru dari Masa Lalu Volume 1,Rabu (16/6/2021). Tujuan pembuatan album mini ini sejatinya untuk melestarikan dan memopulerkan kembali lagu-lagu legendaris yang pernah berjaya di Indonesia pada masanya.
BACA JUGA :
7 Fakta EMPC 2021, kontestasi musik elektronik Indonesia digelar lagi
Selain itu, album mini ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para pencipta musik lawas, sekaligus memperkuat ekosistem dan memperkaya khazanah musik Tanah Air. Tak kalah penting, album mini ini juga bisa menginspirasi para pecinta musik di Indonesia.
Ini (album mini) merupakan pesan bagi generasi yang lebih muda bahwa Indonesia memiliki warisan musik yang sangat banyak dan juga dapat menjadi referensi untuk menciptakan karya berkualitas di masa mendatang. Ke depan, kami berharap dapat bekerjasama dengan berbagai pihak demi turut menginspirasi dunia musik Indonesia, ujar Perwakilan MLDSPOT Goardan Saragih.
Selama ini, lanjut Goardan, MLDSPOT senantiasa mendukung dan menginspirasi perkembangan musik Indonesia melalui berbagai kegiatan. Diantaranya berpartisipasi dalam hampir seluruh rangkaian tahunan event jazz nasional dan juga penyelenggaraan MLDARE2PERFORM, sebuah ajang kompetisi pencarian musisi jazz muda berbakat Indonesia yang telah memasuki season keempat.
BACA JUGA :
Don’t Touch Me, kolaborasi gokil Marion Jola, Danilla, dan Ramengvrl
Nah dalam album mini ini terdapat lima lagu legendaris era 1980-an yang diaransemen dan dinyanyikan ulang oleh musisi Indonesia masa kini seperti Andien, Aya Anjani, Dhira Bongs, Kurosuke, Vira Talisa, Mondo Gascaro dan jawara MLDJAZZPROJECT musim perdana, Adoria.
Lantas seperti apa proses dan format album mini hasil kolaborasi dua lembaga yang peduli pada khazanah musik Indonesia? Berikut faktanya.
1. Mimpi yang menjadi kenyataan
Kolaborasi ini juga tak lepas dari rekam jejak Irama Nusantara sebagai lembaga nirlaba yang konsisten melakukan pengarsipan digital rilisan musik populer Indonesia sejak yayasan ini berdiri pada 2013 silam. Irama Nusantara memiliki impian bahwa data-data digital musik legendaris Indonesia kelak dapat diapresiasi dan diselebrasi generasi yang lebih muda. Mimpi ini akhirnya diwujudkan bersama MLDSPOT dalam bentuk mini album.
Bersama MLDSPOT tercetuslah ide membuat rilisan dalam bentuk mini album yang nantinya bisa menjadi upaya berkesinambungan dalam melestarikan musik-musik Indonesia yang berasal dari masa lalu. Rilisan ini akan memberikan dampak nyata, bukan hanya terhadap operasional Irama Nusantara tapi juga berbagai entitas musik yang terlibat di dalamnya, tutur Gerry Apriryan selaku Program Manager of Irama Nusantara Irama Nusantara.
2. Mengusung tema Indonesian City Pop
Mini album Lagu Baru Dari Masa Lalu Volume 1 ini mengusung tema Indonesian City Pop. Tema ini tercetus dari temuan di berbagai digital streaming platform yang sejak beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya fenomena bahwa pecinta musik di Indonesia sering memutar lagu-lagu yang diklasifikasikan sebagai Indonesian City Pop yang berisi lagu-lagu populer Indonesia dari akhir era 1970-an hingga paruh awal 1980-an.
Fenomena ini yang diangkat MLDSPOT dan Irama Nusantara dalam memilih lima lagu andalan yang merepresentasikan gaya musik di era tersebut lalu diaransemen ulang dan dibawakan kembali oleh generasi muda yang memiliki musikalitas yang sesuai.
3. Nih Repertoarnya
Di nomor pertama terdapat Walau Dalam Mimpi ciptaan David Mesakh yang sebelumnya dipopulerkan Ermy Kulit. Kali ini, tembang lawas tersebut dinyanyikan ulang musisi beraliran Explorative Pop asal Bandung, Dhira Bongs.
Pada lagu kedua terdapat single Senja dan Kahlua milik grup band Transs yang digawangi namanama tenar seperti Fariz RM dan Erwin Gutawa. Lagu tersebut kini dibawakan kembali oleh Kurosuke.
Baik Dhira maupun Kurosuke sangat antusias dalam proyek ini sehingga hasilnya sangat mengejutkan. Balutan gaya musik elektronik kontemporer Dhira dan Kurosuke memberikan kesegaran untuk lagu yang populer pada dekade 1980-an ini.
Selanjutnya, di nomor ketiga terdapat lagu Terbanglah Lepas milik Yockie Suryoprayogo. Menariknya, karya salah satu pentolan God Bless itu dinyanyikan ulang oleh sang buah hati yakni Aya Anjani feat Parlemen Pop dengan tetap mempertahankan nuansa kemegahan yang ada di lagu aslinya.
Lalu, pada lagu keempat, giliran kolaborasi Vira Talisa dengan jawara kontes MLDJAZZPROJECT musim perdana, Adoria yang berbuah apik dalam membawakan lagu Dunia Yang Ternoda milik Jimmie Manopo. Kemudian ada Mondo Gascaro dan Andien yang sukses mengemas duet masyhur, Chrisye-Vina Panduwinata dalam lagu Kisah Insani.
Kiara, salah satu personel ADORIA menuturkan, ada tantangan tersendiri bagi bandnya dalam membawakan kembali lagu legendaris Dunia Yang Ternoda karya Jimmie Manopo tersebut.
Untuk aransemen musik, kami dibantu music director agar menjadi jembatan yang menyatukan karakter bermusik Adoria dan Vira. Tantangan terbesarnya adalah karena lagu ini sudah bagus dari sananya, dan kami harus membawakannya lebih fresh dan sesuai dengan gaya bermusik kami. Semoga dapat diterima para pecinta musik, harap Kiara.
4. Mastering di salah satu studio terbaik di dunia
Tak main-main, proses mastering mini album ini dilakukan di Abbey Road Studios, London oleh Frank Arkwright. Menurut Gerry, pemilihan Frank Arkwright dinilai sangat berkolerasi dengan gaya musik yang tertuang di mini album ini.
Karena saat ini semuanya serba online, kami mengambil kesempatan untuk melakukan mastering di studio terbaik di dunia yakni Abbey Road Studios dan ditangani oleh Frank Arkwright dikarenakan kesesuaian portfolio kerja dia, ujar Gerry.
5. Visualisasi fotografi analog
Visualisasi mini album ini dipercayakan kepada (Lab) Rana, sebuah laboratorium fotografi analog yang bermarkas di Kemang Raya, Jakarta yang didirikan Fadli Aat, salah satu dari duet disc-jockey kenamaan ibu kota, Diskoria.
Ditemani empat fotografer lain yaitu Syahril Zulkarnain, Sava Arum, Yassereno Omar H, dan Arief Wahyudi, masing-masing menginterpretasikan ulang setiap lagu melalui karya fotografi analog. Karya-karya fotografi ini juga akan dipamerkan di A3000 Creative Compound, Jl Kemang Raya no. 8B selama 3 hari yakni 16 Juni-18 Juni 2021.