1. Home
  2. »
  3. Musik
31 Maret 2019 06:09

Jikustik Reunian: Konser kerinduan, emosional tapi penuh canda

Formasi klasik Jikustik ini membuktikan bahwa rekonsiliasi bisa dilakukan. Persahabatan selalu di atas segalanya. Agib Tanjung
foto: hendy winartha @fndkbl - agib tanjung | brilio.net 2019

Brilio.net - Konser Jikustik Reunian akhirnya usai. Pagelaran musik yang digelar di Grand Pacific Hall Yogyakarta pada Jumat 29 Maret 2019 ini bisa dibilang sebagai konser terbaik dan bisa menjadi bagian sejarah dari permusikan Tanah Air. Sebab formasi klasiknya benar-benar bisa berkumpul lagi setelah 10 tahun berpisah karena konflik berkepanjangan.

Malam itu, kelima personelnya yakni Pongki Barata (mantan vokalis), Aji Mirza Hakim alias Icha (mantan bassis), Dadi (gitaris), Carlo (drummer) dan Adhitya Bagaskara (keyboard) benar-benar larut dalam suasana kerinduan untuk memainkan musik dalam satu panggung lagi. Meski masih terlihat sedikit canggung dan emosional, namun konser 20 lagu yang diinisiasi oleh Rajawali Indonesia ini benar-benar mengesankan, karena selalu menyisipkan kisah-kisah humor jadul dari masing-masing personel Jikustik.

'Maaf' yang dipercaya menjadi tembang pembuka penampilan mereka sukses bikin penonton langsung histeris. Sejak lagu pertama ini dibawakan, energi dari kelima personel klasik Jikustik ini langsung sangat terasa. Pongki dan Icha tak bisa membendung rasa harunya. Mimik wajah keduanya tak bisa bohong. Mereka sangat terlihat bangga dan terharu bisa manggung lagi bareng Dadi-Adhit-Carlo setelah sekian lama berpisah. Terlebih mereka semakin terkesan ketika konser mewah ini berhasil dilakukan di kota asal mereka sendiri dan didatangi oleh sahabat-sahabat terbaik mereka selama di Jogja.

BACA JUGA :
Mau konser reuni usai pisah 10 tahun, ini video latihan Jikustik


foto: brilio.net/hendy winartha @fndkbl/2019



"Bolehkah saya bilang? Kalau malam ini saya kangen kalian semua!" teriak Pongki usai membawakan 'Maaf', lagu legendaris yang berhasil mengangkat nama mereka di industri musik Indonesia untuk pertama kalinya.

Usai membawakan 'Maaf', tanpa basa-basi mereka langsung menggeber lagu 'Aku Datang', tembang yang mereka rilis tahun 2006 silam. Di lagu kedua ini, sound system yang dipegang kendali oleh iLine Audio Design Yogyakarta ini semakin terasa jernih dan bertenaga.

-

Emosional tapi penuh canda tawa

Dalam konser reunian itu, Pongki dan Icha memang lebih banyak diberi porsi untuk berinteraksi dengan penonton. Wajar saja, sudah 10 tahun mereka sudah tak pernah lagi merasakan suasana seperti malam itu. Sedangkan Dadi-Adhit-Carlo yang sampai hari ini masih melanjutkan Jikustik sesekali menimpali apa yang sedang disampaikan oleh Pongki dan Icha. Tentunya dengan humor khas mereka.

"Saya ini 10 tahun lho, nggak komunikasi sama Dadi setelah keluar dari Jikustik. Komunikasi pun itu cuma satu kali aja lewat HP, cuma tanya-tanya soal lagu Jikustik. Habis itu nggak lagi," ujar Pongki sembari tertawa melirik Dadi.

BACA JUGA :
8 Potret kamar tidur Rizky Febian, penuh koleksi sepatu mahal

foto: brilio.net/hendy winartha @fndkbl/2019


"Pongki ini dulu pernah ya, waktu kita manggung di kota mana, tapi dia malah salah sebut kota yang lain. Akhirnya dia cuma bisa improvisasi langsung waktu itu, 'Selamat malam Brebes......... Lumajang dan sekitarnyaaa!'," timpal Icha yang disambut gemuruh tawa penonton.

Suasana konser itu memang tak cuma bikin Jikustik terkesan, namun semua penonton yang hadir juga turut merasakan energi kebahagiaan kelima personelnya. Bahkan di beberapa lagu seperti 'Samudera Mengering', 'Setia', 'Bahagia Melihatmu Dengannya', 'Kawan Aku Pulang', dan 'Puisi', Pongki terlihat terus berusaha menahan-nahan air matanya agar tak keluar.

foto: brilio.net/agib tanjung/2019



Icha pun mengalami hal serupa. Ketika dia membawakan lagu 'Saat Kau Tak Disini (SKTD)' dan 'Menggapaimu', Icha mengaku tak kuat bercampur grogi yang tak sudah-sudah. Bahkan saking gelisahnya, ada beberapa kord bass yang keliru dan lagu 'Menggapaimu' sempat terhenti, meski dilanjutkan lagi setelah Icha dan Pongki 'bertengkar'.

foto: brilio.net/agib tanjung/2019



"Ganti lagu wae yo? (ganti lagu aja ya?)," ujar Icha.

"Makanya. Kamu tuh, mbok kalau nyanyi yang tegas. Kayak aku ini lho!" timpal Pongki sambil menyanyikan sepotong lirik 'Menggapaimu' dengan ciri khasnya.

Momen itu tentu saja bikin penonton spontan ikut tertawa. Meriah!

Lain halnya dengan Carlo. Penggebuk drum yang murah senyum ini justru curhat. Meski malam itu sedang tak fit karena demam, Carlo tetap bermain dengan rapi. Ketukan drumnya juga tak lari-lari.

foto: brilio.net/hendy winartha @fndkbl/2019



"Beberapa hari lalu ketika memulai latihan untuk menyusun lagu-lagu buat konser ini, ada satu lagu yang bikin saya langsung meneteskan air mata. Rasanya seperti flashback ke tahun 2000-an," kata Carlo.

Selain Carlo, Adhit yang kerap digoda oleh Pongki agar berani berbicara banyak kepada penonton itu tetap stay cool. Di belakang perangkat keyboardnya, Adhit hanya sesekali menyapa penonton dengan ramah.

"Kalau Adhit ini sejak dulu kami anggap sebagai personel Jikustik yang sudah teruji kedewasaannya," kata Pongki.

foto: brilio.net/hendy winartha @fndkbl/2019



Interaksi-interaksi konyol semacam ini terus terjadi hingga konser usai. Semua penonton sukses dibikin campur aduk perasaannya. Antara terharu, sedih, bangga, tapi selalu tertawa karena dagelan Pongki dan Icha.

-

'Serah terima jabatan' yang terlambat

Pada lagu ke-12, penonton dibuat semakin histeris. Surprise! Ternyata pada lagu 'Tetap Percaya' tiba-tiba memunculkan satu bintang tamu. Dia adalah Brian Prasetyoadi (vokalis Jikustik sekarang) yang ikut bernyanyi dan datang dari kerumunan penonton.

Momen ini tentu juga sangat langka. Pertemuan keduanya terasa seperti 'serah terima jabatan' antara vokalis lama dan vokalis baru. Malam itu Pongki terkesan seperti memberi mandat agar Brian bisa selalu membawa Jikustik lebih baik lagi ke depannya.

foto: brilio.net/hendy winartha @fndkbl/2019



"Terima kasih kepada Mas Pongki dan Mas Icha. Terima kasih karena sudah mengajarkan saya bagaimana untuk menjadi leader di atas panggung bersama Jikustik," kata Brian.

"Kalian harus berterima kasih pada Brian. Karena adanya Brian ini bisa bikin Jikustik masih ada sampai sekarang," timpal Pongki.

Pernyataan dari Pongki itu secara tidak langsung juga untuk menegaskan lagi pernyataannya pada konferensi persi di hari sebelum konser. Pada kesempatan itu Pongki menyatakan bahwa setelah konser reunian ini selesai, dia sudah bersiap untuk menolak masuk Jikustik lagi.

BACA JUGA: Pongki Barata: Saya nggak mau balik ke Jikustik lagi, 98% tidak mau!

Setelah 'Tetap Percaya' rampung, Brian pun langsung berpamitan kepada penonton. Pongki dkk langsung melanjutkan dengan lagu 'Setia' yang membuat seluruh penonton kembali bernyanyi bersama.

"Jangan sampai kalian nggak ikut nyanyi di lagu ini," ujar Pongki.

-

Diakhiri dengan puisi selamat malam yang indah

Tak terasa sudah tiga jam konser mengasyikkan ini berlangsung. Tanda-tanda berakhirnya konser makin terasa. Hampir serupa dengan band-band besar lainnya, Jikustik formasi klasik ini juga menyisipkan skenario "We want more!" dari penonton yang biasanya masih ingin grup musik idolanya menambah satu lagu lagi sebelum benar-benar menyudahi pertunjukannya.

Tiga lagu terakhir ini rasanya memang sangat pas untuk menjadi penutup konser. Dari 'Puisi', 'Selamat Malam Dunia' dan dipungkasi 'Akhiri Ini Dengan Indah', ketiganya sukses bikin penonton makin bersemangat untuk menghabiskan energinya untuk mengawal Jikustik Reunian sampai titik darah penghabisan.

Tapi sekali lagi, ada ungkapan menarik dari Pongki. Sebelum membawakan lagu 'Puisi', pemain bass The Dance Company ini mengungkapkan fakta mengharukan soal lagu itu.

"Dari dulu saya berharap lagu ini saya yang menciptakan. Dan lagu ini masuk ke album kami di detik-detik terakhir waktu kami bikin demo. Waktu itu kami cuma latihan terus berempat terus, minus Dadi. Tapi di injury time akhirnya Dadi datang ke studio, entah dia habis semedi di mana dan tiba-tiba dengan santainya pamerin satu lagu barunya. Waktu saya dengerin saat itu, 'Wah, ini lagu bagus banget.' Dan kerennya lagi, akhirnya lagu ini terpilih jadi single Jikustik di album 'Siang'. Ini ciptaan Dadi. Puisi..," ujar Pongki sembari menunggu Adhit memainkan intro pianonya.

foto: brilio.net/agib tanjung/2019



Saat Jikustik membawakan lagu 'Puisi', suasana gedung Grand Pacific Hall semakin penuh haru. Pongki yang sedari awal pertunjukan hampir selalu menenteng gitar kesayangannya, kali ini tiba-tiba meletakkan gitarnya di samping monitor panggung, kemudian langsung bernyanyi sembari berjalan ke deretan depan area penonton Festival untuk bersalaman dengan beberapa orang di barisan depan.

Raut wajah Pongki lagi-lagi terlihat tak kuasa menahan tangisnya keluar. Tak cuma di area Festival saja, para penonton di area Diamond, Platinum, dan Gold juga terlihat tetap singalong meski berwajah sendu.

Tembang 'Selamat Malam Dunia' yang awalnya dijadikan skenario pura-pura menjadi lagu terakhir juga sukses bikin penonton area Festival ajojing. Hingga pada saatnya lagu 'Akhiri Ini Dengan Indah' selesai dikumandangkan, Pongki tak lupa mewakili formasi Jikustik Reunian untuk berterima kasih kepada para penonton yang hadir malam itu.

"Ini adalah show terbaik saya dalam berkarier musik selama ini. Terima kasih!" tutup Pongki sambil mengajak Icha-Dadi-Carlo-Adhit maju ke depan untuk memberikan salam penghormatan kepada penonton.

foto: brilio.net/agib tanjung/2019



Konser Jikustik Reunian yang dimulai pukul 20.37 WIB itu akhirnya berakhir di jam 23.04 WIB. Lampu utama gedung mulai menyala. Raut-raut wajah penonton di berbagai sudut mulai terlihat. Meski terlihat lelah, mereka tampak bahagia dan betul-betul terkesan. Jikustik Reunian berhasil menutup aksi panggung terbaiknya dengan puisi malam yang benar-benar diakhiri dengan indah.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags