Brilio.net - Jika pada 8 November 2018 lalu disebut sebagai hari 'naik haji'-nya para penggemar musik rock, mungkin benar adanya. Sebab Indonesia kedatangan band hard rock legendaris dunia yang terkenal ugal-ugalan dan beberapa tembang hebatnya diprediksi akan terus dinyanyikan sampai ratusan tahun mendatang, Guns N' Roses (GNR). Entah kapan istilah 'naik haji' itu tercipta, namun pada Agustus 2013 lalu istilah tersebut juga sempat populer ketika Metallica mampir konser ke Tanah Air.
Sore itu, tepatnya Kamis sore, brilio.net sudah berada di sekitar area Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Meski langit sudah gelap penanda hujan bakal datang. beberapa rombongan kompak berkaus hitam, tua-muda, pria-wanita, semuanya sudah mengantre dengan wajah semringah di beberapa loket untuk menukarkan tiket konser GNR berupa gelang. Mereka sudah tak sabar lagi melihat idolanya yang sedianya dijadwalkan tampil pukul 20.00 WIB. Sementara itu, beberapa pedagang juga sudah menggelar lapaknya untuk menjual kaus-kaus bajakan GNR.
Kedatangan GNR ke Jakarta ini bisa dibilang sangat istimewa dan sudah ditunggu-tunggu lama oleh idolanya. Sebab GNR terakhir datang ke Indonesia sekitar 6 tahun lalu, tepatnya 16 Desember 2012 di Mata Elang International Stadium (MEIS) Ancol, Jakarta, dalam rangkaian tur Appetite for Democracy. Dan di penghujung tahun 2018 ini, band asal Los Angeles itu akhirnya kembali menyambangi Jakarta untuk menggelar tur Not In This Life Time. Tur ini merupakan tur pembuka pertama Asia dan menjadi konser internasional pertama setelah Stadion Utama GBK melakukan renovasi. GNR terasa sangat spesial dan dinanti-nanti karena tampil dengan formasi klasiknya, yakni Axl Rose (vokal, piano), Duff McKagan (bass), Slash (gitar), Dizzy Reed (keyboard), Richard Fortus (gitar), Frank Ferrer (drum), dan Melissa Reese (keyboard).
Sekadar diketahui, tur Not In This Life Time ini termasuk tur konser musik tersukses dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2017 lalu, tur ini masuk peringkat dua dalam daftar tur terlaris dunia. Hingga kini tur tersebut diperkirakan sudah meraup untung sekitar USD 480 juta, yang secara otomatis membuat tur ini masuk peringkat empat dalam daftar tur berpendapatan kotor terbesar sepanjang masa.
BACA JUGA :
10 Pesona Melissa, keyboardist cantik band legendaris Guns N' Roses
Konser GNR di Jakarta ini dibesut oleh UnUsUaL Entertainment Pte Ltd dan Third Eye Management. Keduanya adalah dua promotor besar yang pernah sukses membawa Pet Shop Boys, Sting, Air Supply, sampai Foo Fighters untuk tur musik di Asia.
Pukul 19.35 WIB tepat sound system dan lighting panggung dinyalakan. Menyusul Kikan Namara masuk ke panggung untuk memandu para penonton untuk segera bersiap karena tak lama lagi GNR akan memulai konsernya.
"Kita nyanyi lagu Indonesia Raya dulu ya! Penonton diharap berdiri," ujar mantan vokalis Cokelat ini di hadapan puluhan ribu penonton yang hadir malam itu.
Tak lama setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama, Kikan segera turun dan opening pun dimulai. Beberapa kru GNR pun mulai wira-wiri di atas panggung sembari mengecek kembali perangkat berat milik Duff, Slash dkk.
Tak perlu lama, tepat pukul 20.10 semua personel GNR muncul di atas panggung. Gemuruh penonton semakin terdengar ketika Duff memulai intro bass ikoniknya di lagu It's So Easy. Lagu yang ada di album Appetite for Destruction ini memang selalu jadi andalan mereka untuk membuka konsernya.
BACA JUGA :
6 Pelesetan gambar Guns N' Roses ini bikin tersenyum kecut
foto: foto konser
Songlist yang dibawakan di GBK malam itu sebenarnya tak membuat kaget kebanyakan dari mereka yang ngefans banget sama GNR. Sebab beberapa deretan lagunya tak pernah jauh berbeda dari konser-konser mereka di negara lain.
"Prediksiku songlist GNR nggak akan jauh dari beda dari yang di Singapura sama Meksiko tanggal 3 November kemarin. Paling kalau pun berubah ya cuma satu dua lagu aja yang dibalik urutannya," kata Tomo Widayat ketika ditemui brilio.net di Rock Zone A, tempat penonton berdiri yang paling dekat dengan area panggung. Tomo merupakan additional gitar di Sheila On 7 selama lebih kurang tiga tahunan ini.
Selain Tomo, beberapa musisi Tanah Air lainnya juga terlihat menyambangi konser ini. Mulai dari personel komplet Sheila On 7, Duta Modjo, Eross Candra, Adam Subarkah, Brian KP, sampai Iga Massardi (Barasuara), Jimi Multhazam (Morfem, The Upstairs), Once Mekel, Cella Kotak, Tantri Kotak, Dewa Budjana dll. Rata-rata dari mereka beralasan GNR adalah salah satu band dunia yang memengaruhi musikalitas mereka sampai saat ini, dan sangat layak untuk ditonton.
foto: yani andriansyah/brilio.net
Pantauan brilio.net malam itu, GNR tampil selama tiga jam penuh dengan membawakan 28 lagu, nyaris mirip dengan songlist mereka saat tampil di Parque Fundidora, Monterrey, Meksiko, 3 November 2018. Sudah bisa ditebak, lagu-lagu andalan mereka seperti Rocket Queen, Mr Brownstone, Live and Let Die, Estranged, Welcome to The Jungle, Nightrain tak absen dari songlist.
Belum lagi saat tembang Sweet Child O' Mine dan November Rain dimainkan, otomatis mengundang koor massal penonton yang dijamin sangat syahdu. Bikin merinding untuk diingat-ingat. Sama seperti konser-konser mereka sebelumnya, deretan tembang legendaris lainnya seperti Patience, Don't Cry, dan Paradise City dipilih sebagai encore. Konser berjalan tepat waktu, selesai pukul 11 malam.
Meski demikian, konser GNR di Jakarta kali ini tentu tak sepenuhnya dianggap sempurna. Bahkan beberapa fans militan mereka mengaku sedikit kecewa dengan sound system yang malam itu tak begitu gereget didengarkan untuk sekelas band dunia seperti GNR. Selain itu performa Axl Rose dan Slash yang semakin lama terlihat menurun.
Napas Axl yang tak lagi panjang dan permainan melodi Slash yang terkadang terdengar seperti out of tempo. Hanya Duff yang tampak selalu memukau sampai akhir konser. Gayanya yang cool dan stabil permainannya sukses membuat penonton kegirangan karena membawakan Attitude dengan baik, salah satu lagu cover milik Misfits yang berada di album GNR, The Spaghetti Incident, yang sejak awal selalu dinyanyikan seluruhnya oleh Duff.
foto: foto konser
Seperti komentar Nuran Wibisono misalnya. Salah satu pecinta GNR kelas berat ini mengaku kecewa saat lagu Coma dimasukkan ke songlist mereka. Nuran pun menganggap konser Not In This Life Time di Jakarta malam itu tak sebagus konser GNR lainnya.
"Saya selalu mengkritik Coma yang masuk dalam setlist. Entah apa visi misi mereka maenin lagu panjang yang menurut saya membosankan dan bikin penonton bingung mau ngapain," kata dia ketika ditemui brilio.net di area GBK seusai konser. Sekadar diketahui, Coma adalah lagu dari album Use Your Illusion I dan menjadi lagu dengan durasi terpanjang GNR, yakni 10 menit 14 detik.
foto: foto konser
Menurut penulis buku musik 'Nice Boys Don't Write Rock N Roll' ini, satu jam pertama penampilan GNR malam itu benar-benar terasa kurang nampol. Nuran merasa vokal Axl powernya naik turun dan makin tak jelas ketika sedang mengambil jangkauan nada rendah. Begitu pula dengan Slash yang terdengar tak begitu sempurna ketika memainkan melodi di sebagian besar lagu yang dibawakan.
"Slash? Beberapa kali luput. Tapi tetap karismatik. Apalagi waktu maenin solo November Rain, aduh jantung kayaknya mau lompat!" ujar pria yang kini juga berprofesi sebagai wartawan musik ini.
foto: yani andriansyah/brilio.net
"Duff, seperti biasa, punya aura coolness yang sukar ditandingi. Dia adalah contoh baik bagaimana jadi tua dengan amat bermartabat. Badan masih liat. Suaranya juga enak, lebih enak ketimbang suara Axl," tutup Nuran.
foto: yani andriansyah/brilio.net
Senada dengan Nuran, Eross Candra juga mengaku sedikit tak puas dengan penampilan Slash dan Axl. Menurut pencipta lagu-lagi hits dari Sheila On 7 ini, justru performa Axl masih lebih mendingan ketika GNR manggung di Changi Exhibition Centre, Singapura, 25 Februari 2017 lalu.
"Suaranya Axl malah kayak Mickey Mouse. Kerasa banget nggak stabil dan napasnya nggak sepanjang waktu pas di Singapura tahun lalu. Mainnya Slash kayaknya juga nggak begitu klop sama ketukan drumnya Frank Ferrer di beberapa lagu. Tapi overall oke banget lah, mereka tetap legend dan sayang banget untuk dilewatkan," ujar Eross sambil terkekeh.
foto: foto konser
Setelah konser di Jakarta, tur Not In This Lifetime Tour ini akan melanjutkan ke lima negara berikutnya, yakni Filipina pada tanggal 11 November, Malaysia di tanggal 14 November, Taiwan tanggal 17 November, kemudian Hong Kong pada 20-21 November dan Abu Dhabi pada tanggal 25 November 2018.
Bagi mereka yang datang ke konser bersejarah di GBK malam itu, hampir sebagian besar beralasan kapan lagi bisa melihat secara langsung formasi klasik yang sudah dinanti-nanti puluhan tahun. Ya, bukan rahasia lagi jika hubungan Axl dan Slash sempat retak lalu bikin jutaan fansnya kecewa. Menyusul kemudian Duff dan Slash akhirnya keluar meninggalkan band yang sudah membesarkan nama mereka sejak era 80-an itu.
Kala itu Axl pun tetap menjaga marwah GNR dengan membuat album baru bersama personel baru seperti Ron 'Bumblefoot' Thal (gitar), DJ Ashba (gitar), Richard Fortus (gitar), Dizzy Reed (keyboard), Chris Pitman (keyboard), Tommy Stinson (bas), dan Frank Ferrer (drum). Formasi baru ini sempat merilis album Chinese Democracy (2008).
Namun fans GNR tersentak kaget bercampur bahagia. Akhirnya pada 2016, GNR mengumumkan akan melakukan reuni dengan tiga personel aslinya, yakni Axl, Slash dan Duff. Mereka akan muncul kembali pada 1 April di The Troubadour, klub malam legendaris yang pernah membesarkan nama mereka. Bisa ditebak, pada saat itu tentunya Slash beserta Duff dan Axl sudah akur kembali setelah bertahun-tahun lamanya saling membenci. Mereka bertiga diketahui terakhir bermain bersama pada tahun 1993 ketika tur Use Your Illusion.
Dengan demikian, hadirnya Axl, Slash beserta Duff bisa dibilang menjadi momen langka. Siapa sangka kalau-kalau Axl dan Slash nanti marahan lagi? Atau misal mereka sudah terlanjur malas untuk bikin karya baru dan parahnya ogah tur dunia lagi. Segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Sampai jumpa lagi, Guns N' Roses!