Brilio.net - Perkembangan teknologi yang semakin pesat, nggak bisa dipungkiri memengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Nah musik adalah salah satu bidang yang perkembangannya cukup banyak dipengaruhi teknologi. Uniknya, dengan adanya teknologi, Sobat Brilio yang nggak jago-jago banget bermusik bisa tuh membuat lagu yang enak di dengar. Nggak percaya?
Lihat saja pengalaman Kimokal. Duo musik pop-elektro yang digawangi Rizky Kimo Ramadhan dan Kallula Harsyntha. Duo ini sukses memadukan kemampuan bermusik mereka dengan teknologi sehingga menghasilkan alunan lagu dan musik yang keren. Bahkan mereka kini punya pengalaman tampil di berbagai festival musik di dalam dan luar negeri.
BACA JUGA :
Begini gaya Burgerkill menghentak panggung PreangerFest, cadas abis
Uniknya, kedua personel Kimokal nggakpiawai bermain instrumen musik dan menciptakan lagu. Tapi karena bantuan teknologi yang dimiliki, mereka bisa berkiprah di kancah musik. Selama ini, duo yang dibentuk pada 2014 silam itu dikenal sebagai salah satu grup dengan genre pop elektro. Tapi ada juga yang menyebut new pop.
Meski lahir dari keluarga musisi, Kimo mengaku nggak mahir memainkan istrumen musik. Namun sejak 14 tahun silam dirinya mulai mengaplikasikan musik digital secara otodidak. Beruntung dia mendapat beasiswa belajar musik di Australia. Dari situlah dia terus mengembangkan bakatnya sampai menjadi karier.
BACA JUGA :
DJ Butterfly unggah foto pamit pulang kampung, warganet nggak rela
Saya ini musisi gagal. Saya pernah sekolah musik, belajar piano tapi nggak bisa. Tapi begitu ketemu komputer atau laptop, wuih langsung oke garap musik. Saya bikin musik digital sudah sejak 14 tahun lalu, ngulik sendiri. Dulu Youtube belum sepopular sekarang. Begitu juga nggak ada TV yang menyiarkan how to bikin musik digital. Jadi saya benar-benar ngulik sendiri, ujar Kimo di Bandung, Selasa (16/10).
Nah dalam tiga tahun terakhir Kimokal sering mengambil suara dari berbagai alat musik dan menambahkannya dengan nada dan ritme yang tersedia dalam perangkat lunak yang mereka miliki. Jadi saat kami bereksplorasi dengan perangkat lunak, tersebut kami sering menemukan berbagai nada baru yang kemudian disukai penggemar kami, kata Kimo.
Kimokal sering memadukan musik modern dan tradisional dibantu teknologi. Ini yang membuat musik Kimokal berbeda dengan band lain yang juga mengusung musik digital.
Pentingnya peran teknologi dalam pengembangan kemampuan musikalitas juga dirasakan Kal, begitu Kallula Harsyntha biasa disapa. Vokalis KimoKal ini merasa referensi musiknya sangat terbantu dengan adanya teknologi. "Memudahkan saya mendapat referensi musik. Apalagi sekarang informasi dan referensi itu mudah sekali diakses, katanya.
Hal inilah yang membuat Intel meggandeng mereka untuk berbagi pengalaman lewat workshop #MulaiSuksesmu yang digelar di Universitas Widyatama, Bandung, Selasa (16/10). Program #MulaiSuksesmu ini diselenggarakan selama tujuh bulan di 27 kampus di delapan kota Makassar, Bogor, Yogyakarta, Semarang, Solo, dan terakhir Bandung.
Workshop tersebut menghadirkan para mentor yang ahli di bidangnya masing-masing seperti Nicoline Patricia Malina (Fotografi), Donna Visca (Gaming), Heret Frasthio (Kewirausahaan), Diela Maharan (Pencipta Konten), JFlow dan KimoKal (Musik).
Referensi musikKimokal sangat terbantu dengan adanya teknologi (instagram @kimokal)
Workshop ini tujuannya mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi untuk mengubah semangat dan aspirasi mereka meniti karier biar sukses. Apalagi, saat ini 50 persen penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun. Tentu saja ini merupakan potensi yang besar. Jika anak-anak muda ini bisa memanfaatkan teknologi secara maksimal bukan tidak mungkin mereka bisa memiliki karier yang menjanjikan.
Maka kami ingin membantu mereka mencapai sukses dengan menghubungkan mereka dengan para ahli seperti KimoKal selama tujuh bulan ini, ujar Consumer Marketing Manager Intel Asia Pasific and Japan Territory Rini Hasbi di acara yang sama.
Fleksibilitas komputer yang didukung Intel, khususnya perangkat 2-in-1, selain mampu menjalankan perangkat pengeditan musik, juga memberikan kesempatan bagi musisi menciptakan dan memutar musik di mana saja tanpa mengorbankan penampilan. Nah kemajuan teknologi komputasi dan konektivitas dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah cara musik diciptakan, diproduksi, dan didistribusikan.
Karena itu Rektor Universtas Widyatama Islahuzzaman berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti sampai workshop semata. Namun harus menjadi pelajaran sekaligus memotivasi anak-anak muda menghadapi persaingan yang semakin nyata. Kita harus lebih maju lagi. Saya berpikir anak-anak ini tidak sekadar mulai, tapi tentu harus ada kelanjutannya sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal, ujarnya.
Para peserta workshop #MulaiSuksesmu (Brilio.net/Yani Andryansjah)
Program #Mulaisuksesmu 2018 juga memberikan kursus online melalui saluran digital dan media sosial Intel. Para peserta didorong menciptakan dan mengirimkan karya mereka dengan menunjukkan keterampilan dan pengetahuan baru mereka.
Bagi mereka yang mengirimkan karya terbaik untuk masing-masing kategori akan mendapatkan kesempatan mengikuti sesi bimbingan eksklusif dengan mentor dari kategori tersebut serta mendapatkan laptop yang didukung Intel. Lima pemenang terpilih akan diumumkan November 2018 mendatang.