Brilio.net - Jazz Gunung Bromo digelar selama dua hari pada 26-27 Juli 2019, konser spesial dengan latar pegunungan ini sangat dinanti oleh pecinta musik jazz di Tanah Air. Dihari pertama konser, penonton ramai meski Gunung Bromo beberapa waktu lalu meletus hingga menimbulkan kekhawatiran penikmat jazz.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya Gunung Bromo sempat mengalami erupsi pukul 16.37 WIB, Jumat (19/7) petang. Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Jumat (26/7), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur melaporkan masyarakat sempat panik saat Gunung Bromo mengalami erupsi pada Jumat malam (19/9). Kabar tersebut tentunya membuat siapapun panik, terlebih hal ini terjadi menjelang musik Jazz Gunung Bromo.
BACA JUGA :
Tampil pembuka, Debu harmonisasikan irama padang pasir dan jazz
Menurut salah seorang pengunjung, di awal memang ia sempat merasa sangat takut, namun karena beberapa pemberitaan mengatakan bahwa kondisi sudah membaik, akhirnya ia dan rekan-rekannya memberanikan diri untuk tetap menyaksikan konser jazz tersebut.
"Awal-awal ketika mendengar kabar tersebut iya sempat takut dan agak ragu. Tetapi setelah melihat berita akhir-akhir ini yang mengatakan kondisi Gunung Bromo sudah mulai normal tuh, jadi ya kita lanjut aja," ujar Rois Fadhil.
Ia juga mengatakan ini kali pertama ia menikmati konser jazz yang terbilang cukup unik, karena berada di atas gunung. Hal itulah yang mendorong dirinya untuk mengunjungi Jazz Gunung Bromo 2019 ini.
BACA JUGA :
Jazz Gunung Bromo bakal menyuarakan harmonisasi persatuan
foto: Brilio.net/Lola Lolita
Pihak penyelenggara acara turut menanggapi kondisi Bromo akhir-akhir ini.
"Kalau dari internal Jazz Gunung sendiri memang sangat biasa dengan cuaca dan keadaan di Bromo. Jadi memang kita punya indikator tersendiri, apabila ini tidak aman atau aman. Mengenai erupsi kemarin, kami langsung melakukan pengecekan ke venue, di area Bromo-nya, di bagian bawah kaki gunung, itu aman-aman saja. Jadi memang jarak tidak amannya hanya satu kilometer dari titik erupsi." Ujar Aldila Karina selaku media relations Jazz Gunung Bromo.
foto: Brilio.net/Lola Lolita
Jazz Gunung Bromo yang dilaksanakan di Amphiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur pada hari pertama dimeriahkan oleh sederet musisi, Ngalam Jazz Community, Debu, Yuri Mahatma Quartet, Voyager 4, Gugun Blues Shelter, Idang Rasjidi feat Mus Mudjiono, Sastrani dan Tompi.
foto: Brilio.net/Lola Lolita
Ada beberapa hal yang cukup menarik, mulai dari penampilan Debu dengan pesan kemanusiaan melalui lagu-lagu yang dibawakannya. Voyager 4 asal perancis juga mencuri perhatian. Grup progresif/rock jazz yang terdiri dari empat orang ini tampil dengan konsep unik. Seperti namanya, Voyager membawa pendengarnya ke antariksa, bukan secara fisik, melainkan dari lagu yang mereka bawakan. Voyager 4 hadir di Bromo lantaran kerja sama antara lembaga budaya Indonesia-Perancis, IFI, dan Jazz Bromo.
foto: Brilio.net/Lola Lolita
Keseruan lainnya juga ditunjukkan oleh sederet musisi jazz lainnya, seperti Gugun Blues Shelter yang tak henti-hentinya membuat penonton ikut bergoyang. Sebagai penutup konser Jazz Gunung Bromo, Tompi tampil begitu keren. Ia sanggup mencuri perhatian banyak penonton yang memadati venue sejak sore hari dengan lagu-lagu andalannya.
foto: Brilio.net/Lola Lolita