Brilio.net - Bukan Endank Soekamti namanya jika sampai kehabisan kreativitas. Departemen musik asal Jogja yang sering disebut bergenre pop punk ini kembali melakukan terobosan terbaru dalam berkarya.
Pada akhir Mei 2017, Erix Soekamti dan Dory Soekamti menggarap album ke-8 Endank Soekamti dengan cara yang luar biasa, yakni rekaman alias produksi album di atas kapal selama 30 hari nonstop (sampai akhir Juni 2017, selama bulan Ramadan) sambil menjelajah Raja Ampat dan beberapa daerah Papua lainnya.
Sebenarnya teknis penggarapan album semacam ini sudah pernah mereka lakukan sebelumnya, yakni secara karantina, tidak mengerjakan semuanya di studio musik seperti band-band pada umumnya.
Tahun lalu mereka menggarap album 'Soekamti Day' di Gili Sudak, Lombok dan sebelumnya juga album 'Angka 8' di suatu rumah sekaligus studio rekaman pribadi yang bertempat di Semarang. Keduanya juga memiliki konsep yang serupa, yakni karantina selama 30 harian menggarap album, jauh dari keramaian dan keluarga.
BACA JUGA :
Ini alasan Dipha Barus dijuluki sebagai 'DJ Syariah'
Menurut Erix, penggarapan album ke-8 ini tidak main-main. Selain kegiatan rekaman, rencananya mereka juga akan melakukan kunjungan-kunjungan pendidikan ke masyarakat lokal. Mereka akan mengajarkan animasi (seperti yang dikuasai Erix selama ini), soal fotografi dan videografi, soal belajar tulis menulis, dan ilmu-ilmu kreatif lainnya, khususnya kepada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.
"Kenapa kami pilih Papua, karena ini sebenarnya sudah cita-cita kami sejak sudah selesai rekaman di Lombok kemarin. Padahal kemarin sudah ada kesempatan juga untuk nawari kami rekaman di Eropa. Tapi kami tetap bersyukur meski nggak jadi ke sana. Kami di Papua kan juga nggak rekaman doang, kami juga bakal bikin karya lain, mengedukasi masyarakat sekitar dari apa yang anak-anak Soekamti punya," kata Erix ketika dihubungi brilio.net, Senin (22/5).
Hmmmm.. Kamu masih penasaran kelanjutannya? Silakan tonton video diary Erix Soekamti via YouTube di bawah ini deh..
BACA JUGA :
Jadi juri penghargaan musik pertama kalinya, ini komentar Isyana