Brilio.net - Festival musik terbesar di Asia Tenggara, Soundrenaline sukses digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, 7-8 September 2019. Selama dua hari, festival yang kali ini mengusung tema The Spirit of All Time tak hanya menyuguhkan sajian musik, mata pengunjung juga dimanjakan deretan karya kreatif, sajian cita rasa kuliner, aneka spot instagramable, dan sisipan atraksi seni budaya.
Keberadaan empat panggung (A Stage, Celebration Stage, All Time Stage, dan Creators Stage) menjadi bagian dari identitas penyelenggaraan Soundrenaline. Bukan perkara gampang memelihara konsistensi penyelenggaraan festival yang tahun ini berusia 17 tahun. Memberikan diferensiasi dalam penyelenggaraan setiap tahun tentu membutuhkan ide, energi, dan effort yang sangat luar biasa.
BACA JUGA :
Band pop rock Inggris, The 1975 bakal gelar tur ikonik di Jakarta
Di awal kelahirannya pada November 2002 silam, Soundrenaline yang kala itu mengusung tema Em All hanyalah sebuah festival musik. Seiring perjalanan waktu, ajang yang dulunya selalu diidentikan dengan musik-musik bernuansa cadas ini pun berevolusi. Bukan lagi sekadar festival musik, tapi bermetamorfosa menjadi ruang ekspresi bagi penikmat musik dan insan kreatif. Genre musik yang ditampilkan makin bervariasi. Soundrenaline pun diakui sebagai festiival musik terbesar di Asia Tenggara.
Tahun ini merupakan sebuah perayaan semangat progresif yang dimiliki tak hanya oleh Soundrenaline namun juga seluruh musisi dan kreator yang terlibat. Tema The Spirit of All Time kami harap dapat menyampaikan hal tersebut, ujar Andhika Adiputra dari Level 7 selaku penyelenggara Soundrenaline 2019 saat jumpa pers di Kompleks GWK, Sabtu (7/9).
BACA JUGA :
Refleksi 8 tahun berkarier, Tulus gelar Tur Sewindu di 5 kota, catat!
Pria yang akrab disapa Choky ini pun menjelaskan, tema The Spirit of All Time sengaja diusung karena Soundrenaline 2019 menyajikan sebuah timeless festival experience yang mampu memberikan inspirasi lewat kolaborasi musik dan sajian ragam karya terbaik. Untuk mengejawantahkan semangat tersebut, Soundrenaline 2019 menggandeng sederet musisi mulai dari Jamrud, Tulus, Glenn Fredly, Pee Wee Gaskins, Burgerkill, Kahitna, Maliq & DEssentials, Primal Scream, Suede, dan masih banyak lagi.
Festival ini juga melibatkan beberapa figur ternama di industri musik dan seni Tanah Air yang berperan sebagai music curator dan art director. Di bidang musik ada Widi Puradiredja, Aulia Rizky Ucup, dan Kimo Rizky. Sedangkan di bidang seni ada Ade Darmawan, Saleh Ale Husein, dan Isha Hening. Soundrenaline juga menggandeng seniman lokal Bali seperti Putu Hendra Brawijaya Putra atau yang biasa disapa Saylow.
Pengunjung Soundrenaline bisa merasakan berbagai sajian musisi keren hingga karya seni dan kegiatan kreatif 17 kolaborator dan komunitas lain. Lebih dari 50 insan kreatif Bali baik itu musisi maupun seniman turut dilibatkan, jelas Choky.
Beragam genre dan lintas generasi, membuat Soundrenaline dianggap penting oleh banyak musisi. Festival ini pun tak lagi sekadar ajang seni pertunjukan, tapi menjadi forum reuni sekaligus wadah regenerasi para musisi dan seniman. Bagi kami Soundrenaline seperti Lebarannya para musisi sekaligus menjadi media untuk regenerasi. Menginspirasi musisi untuk bisa tampil diajang sebesar ini, ujar Widi yang juga drummer Maliq & DEssentials.
Soundrenaline juga bukan sekadar ajang tahunan tapi menjadi perayaan bagi para musisi yang tampil. Di ajang ini mereka saling bertemu, tak jarang yang berkolaborasi. Tahun ini, kemeriahan Soundrenaline berlangsung selama dua hari penyelenggaraan. Sejak gate dibuka, kompleks GWK yang bernuansa magis itu terus dipadati pengunjung.
Terlebih saat sederet musisi di sejumlah panggung, gelumat penonton semakin kentara. Sebut saja saat Tulus tampil di Celebration Stage pada hari pertama. Pelantun Sewindu itu menghipnotis penonton. Tak jarang mereka larut mendengarkan sejumlah lagu yang dibawakan penyanyi berdarah Minang itu.
Hal yang sama juga terjadi di A Stage ketika Suede tampil malam hari. Grup musim rock alternatif asal Inggris ini sukses menghibur penonton lewat lebih dari 15 lagu andalan di antaranya Lazy, Cant Get Enough, dan Animal Nitrate. Sang vokalis, Brett Anderson yang tampil enerjik makin membakar semangat para penonton.
Di panggung lain yang tak kalah heboh terjadi saat Jamrud beraksi di Celebration Stage. Kendati tampil berbarengan dengan Suede, Krisyanto dkk juga sukses membikin penonton berjingkrak. Lewat sederet lagu seperti Senandung Raja Singa, Asal British, Ningrat, Antara Aku Kau dan Ibumu, Dokter Suster, dan Ciaat yang bernuansa disko, Jamrud benar-benar memberikan nuansa keriuhan Soundrenaline.
Sebelumnya, penonton juga disajikan penampilan apik Maliq & DEssentials. Bahkan band pop yang sejak 2005 menghiasi line up Soundrenaline ini pun berbagi panggung dengan Indra Lesmana, Rekti Yoewono dari THE S.I.G.I.T, dan Tuan Tigabelas. Menariknya, kolaborasi ini pun membawakan lagu Drama Romantika yang bergenre dangdut. Mereka menutup penampilan dengan lagu Pilihanku yang diiringi petikan gitar cepat Rekti.
Sementara grup band lokal The Hydrant menjadi pembuka gelaran Soundrenaline di hari kedua di Creators Stage. Grup musik rockabilly Indonesia asal Bali yang terbentuk sejak 14 Agustus 2004 di Denpasar, Bali ini benar-benar melarutkan suasana penonton. Bayangkan saja, Marshello sang vokalis sampai-sampai melompat ke luar panggung, berbaur dengan penonton. Terik matahari tak menjadi penghalang bagi penonton untuk turut berdendang.
Kemeriahan juga terjadi saat band rock alternatif asal Inggris, Primal Scream tampil di A Stage. Kendati tak seheboh Suede, penampilan kalem Bobby Gillespie dkk tak menyurutkan keriuhan penonton menikmati alunan musik rock indie pertengahan era 1980-an. Penonton juga dibuat larut lewat lagu-lagu Primal Scream yang beraliran psychedelic, garage rock, dan sentuhan unsur musik dansa.
Sementara Feel Koplo yang tampil Senin (9/9) dinihari menjadi penutup Soundrenaline 2019 juga tak kalah menghebohkan. Tampil berbarengan dengan Glenn Fredly, Duo sinden dangdut remix yang perform di Creators Stage ini sukses membuat penonton bergoyang.
Maulfi Ikhsan dan Tendi Ahmad, duo disc jockey (DJ) yang menggawangi Feel Koplo ini mampu merekayasa digital sederet lagu sehingga bergenre dangdut. Bahkan lagu sekelas Bento milik Iwan Fals pun bisa dibuat versi remix dangdut. Tak heran, Creators Stage dipenuhi penonton yang menikmati racikan remix Feel Koplo.
Kehadiran mereka juga semakin mengukuhkan acara ini sebagai sebuah festival lintas genre tanpa batas. Mulai dari musik cadas, jazz, pop, rock, indie, alternatif hingga dangdut bisa disajikan dalam satu rumah besar bernama Soundrenaline.