Brilio.net - Kehidupan seorang musisi sedikit banyak bersinggungan dengan wartawan. Ada hubungan mutualisme antara keduanya. Saat musisi berkarya dan ingin memperkenalkannya ke publik, ada media massa yang menjadi sarana menyebarkan lewat seorang wartawan. Wartawan pun mendapatkan materi untuk pekerjaannya.
Kendati sekarang ini mempromosikan karya bisa lebih banyak dilakukan lewat media sosial musisi sendiri, wartawan masih memiliki porsi mewartakan karya tersebut maupun profiling sang musisi. Apalagi jika media massa tempat wartawan bernaung memiliki pamor besar, efek penyebaran berita bisa meluas ke banyak kalangan.
BACA JUGA :
Cara Tantri Kotak kelola keuangan ini keren banget untuk ditiru
Nilai lebih juga ditawarkan kepada pembaca jika si wartawan memiliki hobi musik, berwawasan luas, serta mumpuni membuat tulisan mendalam tentang musik. Bukan sekadar mengumumkan bahwa seorang musisi punya karya terbaru misalnya, melainkan juga ulasan secara komplet dan holistik terkait si musisi maupun musiknya.
Uniknya, profesi yang berbeda ini bisa saja dilakoni satu orang yang sama. Sebut saja seperti Arian (vokalis band Seringai) dan Alvin Yunata (mantan vokalis band Harapan Jaya) yang merupakan musisi sekaligus jurnalis musik.
Namun, ada juga musisi yang dulunya berprofesi wartawan. Kini mereka fokus mendedikasikan hidupnya untuk musik. Para musisi top ini beberapa lagunya pasti familiar di telinga Sobat Brilio. Penasaran siapa saja? Berikut ulasannya seperti dirangkum Brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (13/2).
BACA JUGA :
7 Band ini tetap eksis meski ganti vokalis, paling baru Nidji
1. Jerinx 'Superman Is Dead'.
foto: screenshot via YouTube MalariaHouse
Drummer band punk rock asal Bali, Superman Is Dead, ini mengaku pernah menjalani profesi wartawan. Hal ini dia sampaikan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan sang kawan, Rizal Tandjung, lewat video akun YouTube MalariaHouse 'Jerinx aka JRX Superman Is Dead on Summertime with Riz latest edition' yang diunggah pada 22 Desember 2018 lalu.
Pengakuan ini tercetus saat poin obrolan kemampuan Jerinx menulis lagu dan puisi yang berangkat dari spirit punk rock, pola pikir atau prinsip anti kemapanan.
Sebagai pribadi dengan latar belakang punk rock, Jerinx terus menggali sesuatu yang lebih dan menciptakan gebrakan. Selain membaca buku, dia juga menulis lagu dan puisi dengan memanfaatkan skill menulisnya saat menjadi wartawan dulu.
"... Mungkin karena saya pernah bekerja sebagai jurnalis selama 3 tahun di beberapa majalah lokal di Bali. Saya menggunakan citra itu, bukan citra sebagai musisi besar, tapi citra yang mengejutkan," ujar musisi yang baru saja merayakan usia ke-42 tahun pada Minggu (10/2) kemarin tersebut.
2. Deddy Lisan 'Andra and The Backbone'.
foto: @cak_frod via Instagram/@deddylisan
Vokalis band Andra and The Backbone ini juga pernah menggeluti dunia jurnalistik meski tak memiliki backgroundnya. Selama menjadi wartawan, Deddy fokus memberitakan topik olahraga dan musik.
Sekitar enam tahun Deddy menjadi wartawan sebelum akhirnya bergabung dengan band yang membesarkan namanya itu.
Dalam sebuah jumpa pers bertepatan peringatan Hari Pers Nasional 9 Februari 2017 lalu, Deddy menyampaikan bahwa dia mengundurkan diri dari dunia wartawan karena tak bisa melakoni dua kesibukan sekaligus, yakni wartawan sekaligus musisi.
Karena berkecimpung cukup lama di dunia jurnalistik, membuatpria 42 tahun itu paham gerak-gerik wartawan saat jumpa pers, termasuk kira-kira pertanyaan apa yang akan diajukan.
3. Jubing Kristianto.
Musisi instrumental satu ini dikenal akan kepiawaiannya memainkan lagu menggunakan gitar akustik. Dia dijuluki gitaris fingerstyle yang tersohor di Tanah Air dan mancanegara. Salah satu buktinya adalah dia meraih Distinguished Award pada Festival Gitar Yamaha se-Asia Tenggara di Hong Kong pada tahun 1984.
Aransemen lagu-lagu Jubing diminati orang luar negeri seperti Jepang dan Eropa lantaran kental nuansa etnik dan budaya Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dari aksinya memainkan lagu daerah maupun anak-anak Indonesia legendaris seperti Becak Fantasy karya Ibu Soed, Bengawan Solo karya Gesang, hingga Gembira Berkumpul karya AT Mahmud.
Tak hanya itu, Jubing juga pernah mengaransemen lagu-lagu masa kini seperti Akad milik Payung Teduh, Sempurna milik Andra and The Backbone, termasuk lagu fenomenal Bohemian Rhapsody milik Queen, dengan gitar andalannya.
Di balik kemahirannya memainkan musik, siapa sangka pria kelahiran Semarang 9 April 1966 lalu itu merupakan mantan wartawan?
Ya, Jubing pernah berkecimpung sebagai jurnalis sebuah media tabloid Jakarta era 1990-an. Tak mengherankan bila dia sangat akrab dengan wartawan-wartawan satu angkatannya, yakni 1990-an hingga 2000-an.
Jubing meninggalkan profesi wartawan lantaran merasa jiwanya lebih klik di musik. Apalagi sudah sejak usia belasan tahun, Jubing bermain gitar. Meski demikian, kemampuan menulis peraih Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai gitaris Indonesia pertama yang menyebarluaskan gubahan gitar karya pribadinya secara gratis di situs internet itu tetap mengalir. Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris (2005) dan Membongkar Rahasia Chord Gitar (2007) adalah dua buku yang ditulis Jubing. Buku-buku ini bahkan telah dicetak berulang kali sebagaimana dikutip dari id.yamaha.com.